
Self Improvement
6 Cara Hebat Bekerja di Bawah Tekanan
By STUDiLMU Editor
Pernahkan pembaca Career Advice melihat persyaratan pada iklan lowongan pekerjaan “kami mencari kandidat yang dapat bekerja di bawah tekanan”? Jika ya, apakah pembaca sudah memiliki pemahaman tentang bagaimana sebenarnya bekerja di bawah tekanan itu?
Metode kerja ini seringkali menimbulkan stres.
Ini juga cenderung membuat kita merasa kewalahan, kelelahan, frustrasi, bahkan tidak termotivasi untuk melanjutkan pekerjaan. Tragisnya, perasaan ini dapat menyebabkan penurunan besar dalam kepuasan hidup secara keseluruhan.
Jika saat ini pembaca Career Advice sedang merasa kewalahan karena bekerja di bawah tekanan yang sangat membuat Anda frustasi, jangan khawatir. Artikel ini akan memberikan rekan-rekan pembaca panduan tentang bagaimana untuk tetap dapat memberikan kinerja yang baik, meskipun bekerja di bawah tekanan yang tidak membahagiakan. Yuk, kita simak beberapa strateginya berikut ini.
1. Terus Mengisi Ulang Semangat
Banyak pekerja yang mengeluh karena mereka dipaksa untuk bekerja dengan jam kerja yang lebih panjang dari biasanya. Semisalnya, bekerja lebih dari 9 jam per hari dan dipaksa untuk lembur (tanpa keinginan dari pekerja itu sendiri). Dalam scenario lain, pekerja dipaksa untuk mengerjakan pekerjaan yang menumpuk, bahkan diantaranya bukan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pekerja tersebut. Konsekuensinya, para pekerja ini akan semakin cepat merasa jenuh.
Salah satu cara ampuh agar pembaca tetap merasa termotivasi adalah dengan mengisi waktu luang dengan berbagai aktivitas yang benar-benar diinginkan. Mungkin wajar jika kita menghabiskan waktu luang dengan tidur sepanjang hari. Ya jelas, siapa yang tidak akan merasa lelah setelah bekerja di luar jam kerja secara terus-menerus?
Tetapi, faktanya jika kita terus membaringkan tubuh kita, ini malah akan membuat tubuh kita menjadi semakin lelah. Jadi, kita hanya perlu istirahat seperlunya, dan selebihnya bangun untuk habiskan waktu luang kita dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan. Seperti, menonton bioskop atau wisata kuliner ke tempat-tempat terdekat. Aktivitas-aktivitas tersebut akan membantu kita dalam mengisi ulang semangat yang dibutuhkan.
2. Memanfaatkan Fasilitas di Tempat Kerja
Daripada terus menggerutu karena bekerja di bawah tekanan, bagaimana kalau kita cari tahu motivasi yang baik untuk tetap bersemangat bekerja?
Kita akan merasa menyukai suatu hal, jika tempat yang kita tuju adalah tempat yang menyenangkan bukan? Nah, buatlah diri kita merasa nyaman dengan tempat kerja sekarang, gunakan semua fasilitas kerja yang dapat membuat kita menjadi bersemangat kembali.
Anggap saja dengan menggunakan fasilitas kantor secara maksimal, sebagai bentuk timbal balik kantor ke kita yang sudah rela untuk bekerja di bawah tekanan. Gunakan fasilitas gym atau voucher untuk bergabung dengan klub buku, atau fasilitas lain yang tempat kerja kita sediakan.
3. Bekerja dengan Tim
Salah satu penyebab mengapa kita merasa tertekan di tempat kerja adalah kita selalu ingin mengerjakan semuanya sendirian. Padahal kita memiliki tim yang hebat untuk saling membantu satu sama lain. Jika pembaca lebih suka melakukan semua tugas sendirian tanpa bantuan, saya yakin pasti sebenarnya Anda tidak sendirian.
Orang-orang yang melakukan ini berisiko lebih tinggi untuk mengalami kelelahan dan kejenuhan dalam bekerja. Tidak ada salahnya meminta bantuan dari rekan kerja atau tim manajemen. Dengan meminta bantuan kepada mereka, kita juga dapat mempelajari teknik terbaik dalam menyelesaikan tugas yang mereka gunakan, serta kesempatan untuk mengenal mereka lebih baik.
4. Memprioritaskan Tugas Penting
Ketika pekerjaan terasa benar-benar di bawah tekanan, solusi lainnya adalah dengan memprioritaskan tugas yang paling penting. Coba pembaca pilih, tugas mana yang sangat penting, dan benar-benar harus segera diselesaikan secepat mungkin.
Terkadang bukan berarti kita menunda-nunda pekerjaan, sehingga saat tenggat waktunya tiba, tugas tersebut menjadi sangat ‘urgen’. Tugas penting terkadang datang secara tiba-tiba, sehingga kita harus memprioritaskannya terlebih dahulu, baru mengerjakan yang lain. Tapi ingat, bukan berarti tugas yang lain tidak penting loh ya.
Ketika kita mempersempit titik fokus, secara tidak langsung kita telah memberi kesempatan kepada diri kita untuk melakukan langkah yang tepat dalam mengerjakan kewajiban pada tugas dan sebagian besar waktu kita menjadi dikhususkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan itu. Jadi, kita tidak hanya efektif mengelola tugas dan waktu, tetapi juga mencegah stres serta kewalahan dari tugas-tugas sekunder yang tidak perlu dikerjakan pada saat itu.
Sisi positifnya, perasaan pencapaian yang akan kita dapatkan dari menangani tugas terpenting tersebut, akan membantu kita untuk tetap termotivasi dan bahkan meningkatkan kepuasan kerja secara keseluruhan. Menarik bukan?
5. Jauhi Sifat Menunda-nunda
Saat kita merasa kewalahan atau ketakutan untuk mengerjakan tugas yang kita rasa tidak mampu untuk menyelesaikannya, kita cenderung menunda pekerjaan tersebut. Penundaan ini dilakukan terus-menerus, dengan alasan “nanti deh, saya belum siap mengerjakan tugas yang itu, besok mungkin adalah waktu yang baik”.
Celakanya, tanpa kita sadari tugas-tugas tersebut bukannya berkurang, tapi malah makin menumpuk. Waduh, kalau sudah seperti ini tidak ada cara lain, kita harus menghadapinya. Namun, kita tidak dapat mengerjakannya dengan tenang, kita akan merasa berada di bawah tekanan akibat tugas-tugas yang sudah lama kita abaikan tersebut.
Walaupun memprioritaskan bisa menjadi cara yang pasti untuk melakukan dengan baik di bawah tekanan sambil secara bersamaan mencegah kejenuhan, rencana serangan ini hanya berfungsi jika Anda benar-benar melakukannya.
Jadi solusinya, sangat disarankan untuk tidak menunda-nunda pekerjaan, jika kita tidak ingin merasa bekerja di bawah tekanan. Apabila kita terbiasa untuk tidak menunda-nunda pekerjaan, maka kebiasaan baik ini dapat mengikuti kita ke dalam kehidupan di luar pekerjaan. Ini juga memungkinkan kita untuk menjadi lebih produktif dan menyelesaikan hal-hal penting dengan lebih cepat.
Sisi positifnya, kita akan memiliki lebih banyak waktu untuk bersantai dan terbebas dari rasa bersalah karena semua tugas dapat dikerjakan tepat waktu.
6. Refleksi Diri
Jika pembaca Career Advice mulai merasakan tanda-tanda kelelahan awal, seperti merasa agak sinis, jengkel, lelah, atau kewalahan di tempat kerja, mungkin ini saatnya untuk menyisihkan waktu dalam melakukan refleksi diri.
Coba tanyakan beberapa hal penting kepada diri kita seperti,
- Apakah saya memiliki kemampuan untuk mengubah hal-hal yang membuat stres di tempat kerja?
- Apakah saya benar-benar menyukai peranan di kantor?
- Apakah saya merasa puas dengan pekerjaan saya?
- Apabila suatu departemen beralih atau memberikan hasil kerja yang kurang, apakah itu membuat saya kewalahan?
- Bagaimana jika saya bekerja di perusahaan baru, atau memiliki karier baru?
Dengan menganalisis situasi yang kita hadapi sekarang dapat menunjukkan kepada kita apakah kelelahan, kegelisahan dan stres yang kita rasakan sekarang adalah wajar atau tidak. Jika wajar, mungkin kita bisa terus bertahan meskipun sering merasa di bawah tekanan, namun jika tidak, mungkin yang terbaik adalah mencari jalur karier yang baru.
Yap! itu dia enam cara hebat untuk menghadapi rasa stress, kewalahan atau kegelisahan yang hadir saat para pembaca Career Advice bekerja di bawah tekanan. Jika beberapa cara di atas tidak ampuh, itu menandakan Anda harus merefleksikan diri, apakah pekerjaan Anda yang salah atau cara Anda bekerja yang salah?
Intinya, jangan mudah putus asa dalam bekerja, meski kita bekerja di bawah tekanan yang sangat merumitkan. Semakin Anda ditempa, dan dapat bertahan dengan baik, semakin “mahal” kualitas diri Anda dalam bekerja. Maju terus pantang mundur ya pembaca Career Advice.
Featured Career Advice
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu
-
Happiness
Quality Time dengan Pasangan yang Sibuk Bekerja? Bisa!
-
Productivity
Time Blocking, Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Waktu
-
Productivity
Work From Home, Mengenal Budaya Kerja Baru
-
Tips of Management
Perencanaan Kerja di Tahun yang Baru
-
Emotional Intelligence
Cara Mengatasi Burnout
-
Enterpreneurship
Mengenal Copyright
-
Tips of Management
Jenis Asuransi yang Diperlukan oleh Pekerja
-
Marketing & Sales
Dari Pengertian Hingga Strategi Digital Marketing
-
Resume & Interviewing
Cara Membuat CV yang Menarik HRD!
-
Productivity
Menerapkan Grit di Tempat Kerja
-
Motivation
Memahami Resesi. Apa Resesi Itu Sebenarnya?
-
Generation Millenials & Z
Kian Minimalis untuk Rumah ala Milenial
-
Self Improvement
Menghadapi Quarter Life Crisis
-
Generation Millenials & Z
Menariknya Kerja di Startup!
-
Tips of Management
Mempersiapkan Dana Darurat untuk Peristiwa Tak Terduga
-
E-learning
Kartu Prakerja dan Pelatihan Online
-
Self Improvement
7 Tips Beradaptasi di Lingkungan Kerja Baru
-
Productivity
Semakin Produktif dengan Makanan Sehat
-
Communication
Komunikasi Bisnis: Verbal & Non-verbal
-
Leadership
Kepemimpinan di Masa Krisis (Leadership in Crisis Time)
-
Generation Millenials & Z
Parenting Gaya Millennials
-
Motivation
3 Tips Never Give Up
-
Motivation
Sumber dan Faktor yang Menghilangkan Gairah Kerja
-
Self Improvement
Bekerja di Luar Passion? Siapa Takut!
-
Self Improvement
Pengertian Tidur, Manfaat Tidur, Serta Hubungan Antara Tidur dan Kinerja
-
Leadership
Budaya Organisasi: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Karakteristiknya
-
Leadership
Etika Bisnis: Definisi, Tujuan, Contoh dan Manfaatnya dalam Perusahaan
-
Self Improvement
Pengertian Hutang dan 8 Cara Mengelola Hutang secara Efektif
-
Self Improvement
Pengertian Kartu Kredit dan 20 Cara Menggunakannya Secara Efektif
-
Self Improvement
Kerja Online: Pengertian, Manfaat dan Contoh Kerja Online
-
Self Improvement
Kerja Sampingan: Definisi, Manfaat dan Mengapa Ini Penting untuk Karyawan?
-
Leadership
Integritas: Pengertian, Contoh, Kebiasaan dan Cara Membentuknya
-
Enterpreneurship
Usaha Rumahan: Definisi, Kelebihan dan Kekurangan, serta Hal yang Perlu Disiapkan
-
Enterpreneurship
10 Pertimbangan Sebelum Membeli Bisnis Waralaba
-
Self Improvement
Manajemen Keuangan, Manfaat dan Tips Manajemen Keuangan untuk Karyawan
-
Leadership
Pengertian Manajemen, Tujuan Manajemen dan Keterampilan Manajemen
-
Generation Millenials & Z
Generasi Milenial, Fakta Generasi Milenial dan Tantangan Generasi Milenial
-
Mindset
Pengertian dan Manfaat Positive Thinking, serta Bagaimana Ini dapat Mengubah Hidup Kita?
-
Marketing & Sales
Negosiasi, Ciri-Ciri Negosiasi dan Contoh Negosiasi
-
Communication
Apa Saja Unsur-Unsur Komunikasi yang Perlu Kita Ketahui?
-
Leadership
Pengertian Fungsi Kepemimpinan dan 15 Fungsi Kepemimpinan
-
Communication
Pengertian Komunikasi secara Umum dan Tujuan Komunikasi
-
Self Improvement
Apa Itu Tujuan Hidup dan Bagaimana Mencari Tujuan Hidup?
-
Motivation
6 Langkah Utama untuk Tetap Mempertahankan Motivasi Hidup
-
Innovation
Pengertian Inovasi, Manfaat Inovasi, Tujuan Inovasi dan 5 Mitos Inovasi
-
Communication
Komunikasi adalah Fungsi Kepemimpinan Inti Para Pemimpin
-
Leadership
Apa Saja Teori Kepemimpinan yang Penting untuk Kita Ketahui?
-
Communication
5 Langkah dalam Komunikasi Efektif selama Krisis
-
Marketing & Sales
Pengertian Ekuitas Merek dan Keutamaannya
-
Communication
Contoh Komunikasi Verbal dan Non-verbal dalam Dunia Kerja
-
Communication
Mengenal Fungsi Komunikasi dan 4 Contohnya dalam Bisnis
-
Leadership
Pengertian Kepemimpinan secara Umum dan 6 Jenis Kepemimpinan
-
Leadership
Mengenal Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi dan 5 Keutamaannya
-
Teamwork & Collaboration
Apa Itu Keterampilan Sosial dalam Kerjasama Tim?
-
Teamwork & Collaboration
Apa Itu Kerjasama Tim? dan Bagaimana Perusahaan Mendorongnya?
-
Leadership
Apa itu Etika Bisnis? dan 6 Cara Menulis Kode Etik untuk Bisnis