
Communication
4 Jenis Komunikasi
By STUDiLMU Editor
Ada lebih dari 150 negara di dunia dengan keberagaman Bahasa yang dimiliki oleh masing-masing negara. Tidak hanya itu, Indonesia yang terhampar dari Sabang sampai Merauke, ditambah dengan berbagai latar belakang, suku dan budaya yang ada, tentunya melahirkan berbagai jenis komunikasi yang berbeda-beda.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa saya dan semua pembaca Career Advice pasti memiliki cara berkomunikasi yang unik satu sama lain. Dan, ini tidak hanya berlaku dalam kehidupan pribadi kita saja, namun juga di tempat kerja.
Dari berbagai macam jenis komunikasi yang dimiliki setiap orang itu lah, kita akan bertemu dengan sebagian orang yang cocok dengan kita, dan sebagiannya lagi sangat menjengkelkan untuk diajak berkomunikasi.
Nah pada artikel kali ini, kami ingin mengajak semua rekan-rekan Career Advice untuk mengenal 4 jenis komunikasi yang berbeda-beda. Dengan mengenal empat jenis komunikasi tersebut, ini akan sangat bermanfaat bagi kita di tempat kerja. Kita juga akan tahu jenis komunikasi apa yang selama ini kita terapkan, walaupun seseorang mungkin bisa memiliki lebih dari satu jenis komunikasi yang ada.
1. Fungsional
Komunikasi dengan gaya fungsional adalah seseorang yang sangat memperhatikan detail dengan sangat berhati-hati. Mereka ini adalah komunikator yang sangat berorientasi pada proses dan bekerja sesuai dengan perencanaan waktu yang ada.
Untuk mengetahuinya dengan lebih jelas, komunikator fungsional ini akan memahami dengan betul segala hal yang perlu mereka persiapkan dan lakukan sebelum mereka memulai suatu proyek. Mereka ingin semuanya dilakukan dengan persiapan yang sangat rinci.
Hasilnya? Para komunikator yang menerapkan gaya fungsional sangat jarang melakukan kesalahan besar, karena mereka sangat terperinci dan bekerja dengan persiapan yang sangat matang.
Begitu banyak orang yang menyukai cara kerja mereka, karena setiap ada kesalahan yang terjadi, dengan pasti para komunikator ini dapat menebaknya.
2. Pribadi
Apakah rekan-rekan Career Advice pernah bertemu dengan seorang yang sangat bersikap diplomatis dan sangat hebat dalam memecahkan konflik? Jika “ya”, itu adalah salah satu ciri yang dimiliki oleh para komunikator dengan gaya pribadi.
Para komunikator yang menggunakan ini sangat menghargai tata Bahasa dan koneksi emosional. Mereka bukan hanya mempertimbangkan apa yang orang lain katakan dan apa yang mereka pikirkan, namun juga apa yang mereka rasakan. Dalam kata lain, mereka sangat percaya bahwa “saat merasa ragu, kita perlu mengikuti kata hati”. Itulah mengapa mereka sangat menjaga hubungan dengan orang lain, terutama dengan rekan-rekan kerja, agar tetap harmonis.
Positifnya, mereka yang memiliki gaya komunikasi ini cenderung memiliki hubungan pribadi yang mendalam dengan orang-orang di sekitarnya, mereka dapat menjadi penyatu dengan semua orang.
Bagaimana dengan sisi negatifnya? Komunikator pribadi ini dianggap terlalu “menyentuh” kehidupan orang lain, yang mana tidak semua orang suka diperlakukan seperti ini, terutama para komunikator analitis.
Penasaran seperti apa komunikator analitis yang dimaksud? Yuk, baca poin selanjutnya.
3. Analitik
Seperti namanya yaitu, analitik. Para komunikator analitik sangat menyukai angka dan data-data yang jelas. Komunikator yang menerapkan gaya analitik dan fungsional memiliki persamaan, yang mana mereka cenderung kurang emosional.
Pernah melihat seseorang yang berbicara dengan langsung kepada poinnya? Jika “ya”, ini adalah ciri-ciri dari komunikator analitik. Mereka tidak suka berbicara dengan berbelit-belit atau dengan Bahasa yang ambigu. Mereka menyukai percakapan secara langsung dan benar-benar menjelaskan, bahwa sesuatu yang berwarna hitam, ya hitam. Apabila putih, ya putih. Bukan abu-abu yang tidak jelas apakah itu hitam atau putih.
Tidak hanya itu, mereka juga pembuat keputusan yang ulung, tentunya bukan berdasarkan opini yang mereka miliki, namun segala keputusan diambil berdasarkan angka dan data valid yang mereka miliki.
Saat mereka mengambil keputusan, biasanya dilakukan tanpa perasaan emosional sedikitpun. Itulah mengapa kesan “dingin sedingin salju” sangat melekat pada diri mereka.
Positifnya, dengan sikap mereka yang sangat analitik, mereka dapat melihat setiap masalah dengan sangat logis. Namun, mereka sering terlihat seperti robot karena sikap mereka yang sangat kaku.
4. Intuitif
Kebalikan dari komunikator fungsional, para komunikator intuitif sangat tidak suka terjebak dengan segala sesuatu yang terlalu banyak detail. Namun, mereka suka untuk melihat gambaran besarnya.
Para komunikator ini memang sangat hebat dalam melihat gambaran besar, sayangnya mereka adalah tipe orang yang tidak sabaran. Dikarenakan mereka bukan orang yang suka untuk mengetahui segala detail yang ada, ini membuat mereka selalu ingin melompat kepada kesimpulan atau poin-poin signifikan lainnya. Tanpa omong kosong dan tidak bertele-tele.
Lalu, Bagaimana Cara Bekerja dengan Berbagai Jenis Komunikasi?
1. Cara Bekerja dengan Komunikator Fungsional
Mari kita ingat-ingat kembali, sebelumnya sudah dijelaskan bahwa komunikator fungsional sangat suka melihat detail dari keseluruhan gambar. Nah, saat rekan pembaca menghadapi komunikator dengan gaya ini, coba tunjukkan rencana lengkap tentang apa yang akan kita bicarakan dengan mereka.
Komunikator fungsional juga sangat suka mendapatkan umpan balik. Berikan mereka masukan tentang bagaimana kinerja mereka. Mereka biasanya terbuka terhadap umpan balik dari rekan-rekan mereka.
Jika mereka mengajukan banyak pertanyaan, biarkan saja. Karena seorang komunikator fungsional memang akan bekerja dengan sangat baik jika mereka menanyakan segala hal dengan rinci.
2. Cara Bekerja dengan Komunikator Pribadi
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa komunikator pribadi akan sangat menjaga hubungan mereka dengan orang-orang di sekitarnya. Untuk menghadapi dan bekerja sama dengan baik bersama para komunikator pribadi, coba diskusikan segala hal yang memang kita memerlukan masukan dari orang lain.
Komunikator pribadi sangat senang diajak berbincang banyak hal. Ya, memang tidak harus menanyakan hal pribadi kita kepada mereka sih. Tapi dengan melakukan hal ini, mereka akan lebih merasa nyaman dengan kita. Sehingga, hubungan pekerjaan yang lain akan lebih mudah.
Hal yang perlu kita jauhi adalah hindari memberikan data metrik dan angka kepada para komunikator pribadi. Kenapa? Karena mereka tidak suka dengan hal-hal tersebut. Sebenarnya mereka bisa berkomunikasi dengan data, tapi tidak semua data akan dilihat sampai habis.
3. Cara Bekerja dengan Komunikator Analitik
Nah, jika kita ingin berkomunikasi dengan komunikator analitik, jangan lupa untuk membawa angka serta data-data yang valid sebagai pendukung pembicaraan Anda. Data adalah segalanya bagi para komunikator analitik. Semakin banyak data yang diberikan, maka alur perbincangan dengan mereka akan semakin lancar. Segala keputusan yang mereka buat akan selalu berdasarkan dengan angka dan data-data valid yang ada, bukan berdasarkan perasaan atau emosi belaka.
4. Cara Bekerja dengan Komunikator Intuitif
Singkat, padat dan manis. Ini adalah hal yang sangat diinginkan oleh para komunikator intuitif saat melakukan perbincangan dengan orang lain. Mereka tidak ingin bertele-tele, hanya ingin melihat gambaran secara besar. Jadi saat kita berkomunikasi dengan mereka, cukup berikan gambaran yang besar, tidak perlu terperinci.
Jika rekan pembaca tetap ingin memberikan detail, tidak masalah. Tetapi, pastikan detail yang diberikan adalah yang paling signifikan. Karena kalau tidak, mereka akan kehilangan kesabaran untuk mendengarkannya.
Nah karena para komunikator intuitif suka melihat keseluruhan gambar, coba untuk berikan satu atau dua visual yang sangat bagus ketika berinteraksi dengan mereka.
Dengan memahami jenis komunikasi yang berbeda-beda, ini akan membantu kita dalam bekerja dan berkomunikasi dengan lebih baik di tempat kerja. Tidak hanya itu, ini dapat memberikan kita kesadaran tentang bagaimana seharusnya kita berbicara, berinteraksi, dan berkomunikasi satu sama lain dan membantu kita menjadi komunikator yang lebih efektif.
Featured Career Advice
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu
-
Happiness
Quality Time dengan Pasangan yang Sibuk Bekerja? Bisa!
-
Productivity
Time Blocking, Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Waktu
-
Productivity
Work From Home, Mengenal Budaya Kerja Baru
-
Tips of Management
Perencanaan Kerja di Tahun yang Baru
-
Emotional Intelligence
Cara Mengatasi Burnout
-
Enterpreneurship
Mengenal Copyright
-
Tips of Management
Jenis Asuransi yang Diperlukan oleh Pekerja
-
Marketing & Sales
Dari Pengertian Hingga Strategi Digital Marketing
-
Resume & Interviewing
Cara Membuat CV yang Menarik HRD!
-
Productivity
Menerapkan Grit di Tempat Kerja
-
Motivation
Memahami Resesi. Apa Resesi Itu Sebenarnya?
-
Generation Millenials & Z
Kian Minimalis untuk Rumah ala Milenial
-
Self Improvement
Menghadapi Quarter Life Crisis
-
Generation Millenials & Z
Menariknya Kerja di Startup!
-
Tips of Management
Mempersiapkan Dana Darurat untuk Peristiwa Tak Terduga
-
E-learning
Kartu Prakerja dan Pelatihan Online
-
Self Improvement
7 Tips Beradaptasi di Lingkungan Kerja Baru
-
Productivity
Semakin Produktif dengan Makanan Sehat
-
Communication
Komunikasi Bisnis: Verbal & Non-verbal
-
Leadership
Kepemimpinan di Masa Krisis (Leadership in Crisis Time)
-
Generation Millenials & Z
Parenting Gaya Millennials
-
Motivation
3 Tips Never Give Up
-
Motivation
Sumber dan Faktor yang Menghilangkan Gairah Kerja
-
Self Improvement
Bekerja di Luar Passion? Siapa Takut!
-
Self Improvement
Pengertian Tidur, Manfaat Tidur, Serta Hubungan Antara Tidur dan Kinerja
-
Leadership
Budaya Organisasi: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Karakteristiknya
-
Leadership
Etika Bisnis: Definisi, Tujuan, Contoh dan Manfaatnya dalam Perusahaan
-
Self Improvement
Pengertian Hutang dan 8 Cara Mengelola Hutang secara Efektif
-
Self Improvement
Pengertian Kartu Kredit dan 20 Cara Menggunakannya Secara Efektif
-
Self Improvement
Kerja Online: Pengertian, Manfaat dan Contoh Kerja Online
-
Self Improvement
Kerja Sampingan: Definisi, Manfaat dan Mengapa Ini Penting untuk Karyawan?
-
Leadership
Integritas: Pengertian, Contoh, Kebiasaan dan Cara Membentuknya
-
Enterpreneurship
Usaha Rumahan: Definisi, Kelebihan dan Kekurangan, serta Hal yang Perlu Disiapkan
-
Enterpreneurship
10 Pertimbangan Sebelum Membeli Bisnis Waralaba
-
Self Improvement
Manajemen Keuangan, Manfaat dan Tips Manajemen Keuangan untuk Karyawan
-
Leadership
Pengertian Manajemen, Tujuan Manajemen dan Keterampilan Manajemen
-
Generation Millenials & Z
Generasi Milenial, Fakta Generasi Milenial dan Tantangan Generasi Milenial
-
Mindset
Pengertian dan Manfaat Positive Thinking, serta Bagaimana Ini dapat Mengubah Hidup Kita?
-
Marketing & Sales
Negosiasi, Ciri-Ciri Negosiasi dan Contoh Negosiasi
-
Communication
Apa Saja Unsur-Unsur Komunikasi yang Perlu Kita Ketahui?
-
Leadership
Pengertian Fungsi Kepemimpinan dan 15 Fungsi Kepemimpinan
-
Communication
Pengertian Komunikasi secara Umum dan Tujuan Komunikasi
-
Self Improvement
Apa Itu Tujuan Hidup dan Bagaimana Mencari Tujuan Hidup?
-
Motivation
6 Langkah Utama untuk Tetap Mempertahankan Motivasi Hidup
-
Innovation
Pengertian Inovasi, Manfaat Inovasi, Tujuan Inovasi dan 5 Mitos Inovasi
-
Communication
Komunikasi adalah Fungsi Kepemimpinan Inti Para Pemimpin
-
Leadership
Apa Saja Teori Kepemimpinan yang Penting untuk Kita Ketahui?
-
Communication
5 Langkah dalam Komunikasi Efektif selama Krisis
-
Marketing & Sales
Pengertian Ekuitas Merek dan Keutamaannya
-
Communication
Contoh Komunikasi Verbal dan Non-verbal dalam Dunia Kerja
-
Communication
Mengenal Fungsi Komunikasi dan 4 Contohnya dalam Bisnis
-
Leadership
Pengertian Kepemimpinan secara Umum dan 6 Jenis Kepemimpinan
-
Leadership
Mengenal Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi dan 5 Keutamaannya
-
Teamwork & Collaboration
Apa Itu Keterampilan Sosial dalam Kerjasama Tim?
-
Teamwork & Collaboration
Apa Itu Kerjasama Tim? dan Bagaimana Perusahaan Mendorongnya?
-
Leadership
Apa itu Etika Bisnis? dan 6 Cara Menulis Kode Etik untuk Bisnis