
Leadership
3 Tipe Kepribadian Manusia yang Membahayakan Bisnis
By STUDiLMU Editor
Tidak dapat diragukan lagi bahwa memiliki karyawan yang baik, jujur dan teladan adalah hal yang sangat dicari oleh para perekrut, pengusaha dan para pemimpin lainnya. Mungkin selama ini sudah banyak artikel yang membahas tipe-tipe karyawan seperti apa saja yang sangat diperlukan di dalam dunia bisnis. Namun, pernahkah kita berpikir tipe kepribadian apa saja yang dapat membahayakan bisnis kita? Sehingga sebagai pemilik bisnis atau perusahaan, kita bisa berjaga-jaga dalam memilih karyawan yang dapat diandalkan.
Untuk menyelamatkan dan mensukseskan bisnis yang kita miliki, semuanya berawal dari masa perekrutan pegawai. Meskipun kita adalah pemilik dari bisnis, namun para pegawai memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan dan memajukan usaha yang kita miliki. Merekalah orang-orang berjasa yang membantu kita dalam mensukseskan bisnis dan pekerjaan kita.
Sayangnya, jarang sekali artikel yang membahas tentang tipe-tipe kepribadian manusia yang sangat membahayakan bisnis. Padahal, penting bagi kita semua untuk mengetahuinya. Tujuannya agar kita tidak merekrut orang yang salah dan juga tidak menjadi bagian dari kategori tipe kepribadian yang berbahaya untuk bisnis orang lain.
Ada 3 tipe kepribadian manusia yang perlu kita hindari dalam perekrutan karyawan di dalam bisnis. Apa saja ya? Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Seorang yang Terlalu Narsis.
Dari tiga tipe kepribadian yang berbahaya untuk dunia bisnis, ini adalah tipe kepribadian utama yang perlu dihindari. Mengapa? Karena tipe kepribadian ini hampir sama dengan kepribadian psikopat.
Orang-orang yang memiliki tipe kepribadian seperti ini akan membuat banyak kesalahan dan kekeliruan selama mereka bekerja. Mereka merasa bahwa dirinya adalah seorang yang karismatik dan menarik bagi orang-orang di sekitarnya. Sehingga, mereka memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi. Dengan kepercayaan diri (secara berlebihan) yang mereka miliki, mereka bisa memanipulasi banyak orang dengan ucapan dan tindakan mereka yang palsu.
Bahkan, karismatik yang mereka miliki bisa mengajak rekan-rekan kerja lainnya untuk bermalas-malasan dalam bekerja atau memberikan pengaruh negatif kepada rekan kerja mereka. Orang-orang dengan tipe kepribadian seperti ini juga akan sulit untuk berkomitmen dan mereka cenderung menolak untuk mengakui kesalahan yang mereka perbuat. Mereka selalu beralasan bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar.
Dengan segala karismatik dan kepercayaan diri yang mereka miliki telah membuat mereka menjadi individu yang egois dan merasa selalu benar. Itulah mengapa di awal kami mengatakan bahwa seorang yang narsis hampir sama dengan psikopat, karena seorang psikopat tidak pernah merasa takut untuk melakukan sebuah kesalahan, bahkan untuk membunuh orang lain sekalipun.
Dalam hal ini, kita sangat perlu berhati-hati karena seorang yang narsis akan menjawab semua pertanyaan wawancara kerja dengan sangat baik. Sampai-sampai sulit bagi kita untuk menyadari sifat negatifnya ini.
Lalu, bagaimana cara untuk mendeteksinya? Seorang kandidat yang memiliki sifat narsis akan memiliki sifat kesombongan yang sangat kentara. Coba perhatikan bahasa tubuh yang dimiliki sang kandidat ketika mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan dari perekrut.
Ketika rekan pembaca atau perekrut menanyakan tentang pengalaman sang kandidat bekerja dalam tim selama di perusahaan sebelumnya, apakah sang kandidat menjawabnya dengan berfokus pada diri mereka secara eksklusif? Atau kandidat menjawabnya atas ‘nama tim’, sehingga tidak menunjukkan keegoisan dirinya yang berperan lebih dalam grupnya.
Apabila rekan pembaca menemukan jawaban mereka yang menghina salah satu anggota tim lainnya, maka berhati-hatilah. Inilah salah satu tanda bahwa kandidat tersebut adalah seorang yang narsis.
2. Seorang yang Terlalu Pasif
Mungkin ini adalah kebalikan dari tipe kepribadian yang narsis, yang selalu menganggap dirinya ‘sangat istimewa’ dan selalu ingin menjadi yang terdepan. Berbeda dengan tipe kepribadian yang kedua ini, seorang kandidat yang bersifat terlalu pasif juga bisa membahayakan bisnis kita.
Para karyawan yang bersikap pasif akan membuat rekan-rekan kerja di sekitarnya bekerja dua kali lipat, karena harus menarik inisiatif dari karyawan tersebut. Sekali, dua kali mungkin ok. Namun jika di setiap kesempatan harus dipancing inisiatifnya, maka situasi seperti ini akan menghambat pekerjaan karyawan lainnya.
Setiap karyawan diharapkan untuk bersikap proaktif dalam pekerjaannya, sehingga pekerjaan akan semakin terasa mudah jika semua orang ‘mengambil berat’ dari pekerjaannya masing-masing. Dengan kata lain, setiap karyawan akan memberikan perhatian penuh dan bertanggung jawab atas tugas kerja mereka.
Sebaliknya, seorang yang pasif akan terlihat seperti ‘hidup segan, mati tak mau’ dalam pekerjaan mereka. Tidak ada ide-ide atau aspirasi cemerlang yang mereka berikan untuk perusahaan. Namun, hanya mengikuti arus yang mengalir begitu saja.
Lalu, bagaimana cara untuk mendeteksinya? Sebagai pemilik perusahaan atau seorang perekrut, rekan pembaca perlu meningkatkan energi dari kandidat selama proses wawancara berlangsung. Bukan hanya jawaban mereka saja yang diperhatikan, namun perhatikan juga bagaimana mereka mengatakannya. Apakah mereka mengatakannya dengan penuh semangat dan energi yang baik? Atau, hanya menjawabnya dengan ekspresi yang datar dan ogah-ogahan?
3. Seorang yang Pemarah
Selain narsis dan pasif, tipe kepribadian pemarah juga sangat berbahaya untuk bisnis kita. Sayangnya, tidak mudah untuk kita mendeteksi para kandidat yang memiliki kepribadian seperti ini. Mereka sudah terlatih untuk mengendalikan emosi mereka di depan orang-orang penting dan berpengaruh. Sehingga ketika wawancara berlangsung, mereka akan memberikan jawaban-jawaban yang indah saat kita ingin mencari tahu tingkat emosional yang mereka miliki.
Karyawan seperti ini akan sangat berbahaya ketika emosi mereka sudah tidak dapat terbendung lagi. Mereka bisa mengeluh setiap hari, bahkan membanting pintu atau meja saat merasa sangat kesal. Mengapa ini menjadi hal yang membahayakan? Tentu saja, karena situasi negatif seperti ini akan mudah menular kepada rekan-rekan kerja lainnya dan membuat karyawan lain merasa tidak nyaman.
Lalu, bagaimana cara untuk mendeteksinya? Coba tanyakan kepada mereka tentang apa yang tidak mereka sukai dari pekerjaan atau bos mereka sebelumnya. Ingat, mereka mungkin akan menjawabnya dengan anggun dan sangat berhati-hati, sehingga sulit bagi kita untuk menyadari kepribadian mereka yang pemarah. Langkah selanjutnya, tanyakan lagi secara spesifik. Minta mereka untuk memberikan dua contoh yang lebih spesifik tentang apa yang mereka benci dari perusahaan dan bos mereka sebelumnya.
Dengan begitu, mereka akan berusaha untuk menjawabnya lebih cepat. Nah perhatikan reaksi mereka, apakah mereka menjawabnya dengan kesal karena kita telah menantang mereka untuk menjawabnya? Atau, apakah mereka mengambil pelajaran atau hikmah dibalik kekesalan yang mereka rasakan, sehingga tidak berfokus pada hal-hal yang negatif? Coba perhatikan ekspresi mereka dengan seksama dan temukanlah jawabannya.
Menarik bukan? ternyata untuk memiliki bisnis yang sukses bukan hanya berusaha menjadi pemilik bisnis atau pemimpin perusahaan yang hebat. Namun, kita juga perlu berhati-hati dan menghindari 3 tipe kepribadian di atas dalam memilih karyawan kita. Masa depan bisnis kita, ada di tangan kita sendiri. Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table
-
E-learning
Tipe-tipe Kecerdasan Manusia
-
E-learning
Meningkatkan Daya Ingat
-
E-learning
Menciptakan Suasana yang Nyaman dalam Belajar
-
E-learning
Meningkatkan Kecepatan Belajar dengan Meningkatkan Fokus
-
E-learning
Musik Memperkuat Konsentrasi dan Fokus
-
E-learning
Pentingnya Mindset untuk Membangun Sukses
-
Tips of Management
Memahami Supply Chain Management
-
Communication
Presentasi Dengan Menggunakan Teknik Storytelling
-
Communication
Fungsi dan Manfaat dari Storytelling dalam Komunikasi
-
Communication
Apa Itu Storytelling
-
E-learning
Mengenal Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
-
Tips of Management
7 Langkah Mudah Membuat Mind Map
-
Tips of Management
Mengenal Jenis-Jenis Mind Map
-
Tips of Management
Permudah Pekerjaan Anda dengan Mind Map
-
E-learning
Etika di dalam Kegiatan Belajar-mengajar Melalui Zoom yang Harus Anda Ketahui!
-
E-learning
Fitur-fitur Zoom untuk Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik!
-
Generation Millenials & Z
Membuat Lingkungan Kerja yang Baik untuk Generasi Millenial dan Gen Z
-
Generation Millenials & Z
Berbagai Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menciptakan Keceriaan Lintas Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menghadapi Generation Gap di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Menghadapi Tipe Orang Negatif di Lingkungan Kerja