
Resume & Interviewing
4 Alasan Jangan Pernah Merekrut Anggota Keluarga
By STUDiLMU Editor
Pada awal membangun usaha, pastinya kita akan memerlukan banyak bantuan dari orang lain untuk membantu bisnis kita. Kita perlu seorang yang bisa menjadi bagian keuangan, transportasi dan lain sebagainya. Ketika kita memerlukan bala bantuan, seringkali pikiran kita mengarahkan kepada orang-orang terdekat kita. Entah itu sahabat karib, pasangan atau anggota keluarga kita.
Mereka adalah orang-orang pertama yang selalu kita pikirkan saat kita membutuhkan sesuatu secara darurat. Pada akhirnya, kita juga berpikir untuk membawa anggota keluarga kita menjadi bagian dari bisnis yang masih berumur sebiji jagung itu. Dengan kata lain, kita memerlukan bantuan mereka untuk membantu bisnis kita agar bisa berjalan dengan baik.
Mungkin orang-orang di luar sana akan menganggap tindakan ini sebagai ide yang buruk.
Hmm, atau bahkan licik. Mengapa? Karena orang-orang awam akan berpikir, ketika seseorang melibatkan anggota keluarga ke dalam bisnis, itu tandanya pengusaha tersebut tidak mempercayai orang lain untuk bergabung ke dalam bisnis yang telah didirikan.
Meskipun itu tidak sepenuhnya benar, karena para pengusaha pemula pasti memerlukan banyak bantuan dari orang-orang di sekitarnya. Sedangkan, jika mereka merekrut orang luar dengan jumlah yang banyak, maka mereka akan membutuhkan dana yang banyak juga.
Tidak berhenti sampai disitu saja, banyak fakta menunjukkan bahwa sebuah bisnis yang terlalu didominasi oleh anggota keluarga, lambat laun akan menghadapi kegagalannya. Ini memang sering terjadi di sekitar kita. Walaupun ada beberapa perusahaan dan bisnis yang tetap berjalan dengan baik mengikutsertakan anggota keluarga mereka ke dalam bisnis. Namun disadari atau tidak, anggota keluarga memang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perkembangan setiap bisnis.
Pada artikel kali ini, kami akan membahas 4 alasan utama jangan pernah merekrut anggota keluarga ke dalam bisnis kita. Entah itu merupakan bisnis yang baru dimulai atau bisnis yang memang sudah lama didirikan sebelumnya. Setidaknya, artikel ini bisa menjadi bahan pertimbangan rekan-rekan Career Advice untuk tidak melibatkan anggota keluarga di dalam bisnis Anda. Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Anggota Keluarga Memiliki Emosi yang Selalu Terlibat.
Tidak peduli seberapa dekat atau jauhnya hubungan rekan pembaca dengan keluarga, kekuatan emosi yang ada di dalam setiap anggota keluarga kepada saudaranya tidak akan pernah hilang. Hubungan darah tidak akan pernah membohongi hal ini. Faktanya, manusia tidak dapat menyiasati hal ini, karena sekeras apapun kita mencoba berdiskusi tanpa menggunakan kekuatan emosi (dari hati ke hati) bersama anggota keluarga kita, tetap saja hal itu tidak dapat dihilangkan.
Kekuatan emosi antar anggota keluarga memang sudah menjadi anugerah dari Tuhan, itu datang secara alami. Inilah mengapa kami tidak menyarankan rekan-rekan Career Advice untuk merekrut anggota keluarga ke dalam bisnis, apalagi bisnis yang baru saja didirikan.
Mengapa begitu? Karena bisnis yang baru dibangun akan memerlukan banyak hal untuk dipersiapkan. Jadi, apabila kita harus berdiskusi lama dengan para anggota keluarga dalam segala persiapan bisnis yang kita buat, maka diskusi ini tidak akan berjalan secara efektif. Diskusi persiapan bisnis memerlukan ide-ide cekatan yang tepat sasaran, dan ini tidak akan tercapai jika kita berdiskusi dengan kekuatan emosi.
2. Anggota Keluarga Memiliki Harapan Bisnis yang Bervariasi.
Alasan kedua tentang mengapa kami tidak merekomendasikan anggota keluarga di dalam bisnis rekan pembaca adalah harapan bisnis yang dihasilkan akan sangat bervariasi. Hasilnya? pusing! Rekan pembaca akan merasa kewalahan dan pusing untuk mendengarkan berbagai harapan yang berbeda-beda.
Ada rasa ‘tidak enak’ jika rekan pembaca tidak mendengarkan harapan mereka satu per satu. Dan, tentunya rekan pembaca juga akan merasa sangat bersalah jika tidak mewujudkan apa yang mereka sarankan kepada Anda. Kondisi ini akan menjadi semakin kompleks, ketika rekan pembaca harus segera menentukan satu harapan yang pasti dari semua ide harapan yang diberikan. Padahal ketika kita membangun sebuah bisnis, ada banyak hal yang perlu kita pikirkan dan persiapkan. Jadi, jangan sampai kondisi ini malah membuat rekan pembaca melewatkan persiapan-persiapan penting lainnya.
3. Anggota Keluarga akan Menjadi Orang Dalam di Bisnis Kita.
Ketika kita benar-benar membawa anggota keluarga ke dalam bisnis yang kita bangun dari nol, maka bersiaplah untuk konsekuensi yang jauh lebih dalam. Izinkan kami memberikan satu skenario kepada rekan-rekan Career Advice. Sebulan yang lalu, rekan pembaca mencoba untuk mempekerjakan dua sepupu Anda di dalam bisnis restoran yang sudah rekan pembaca bangun dari tiga bulan yang lalu.
Meskipun baru berjalan selama tiga bulan, bisnis restoran yang rekan pembaca dirikan sudah memberikan banyak keuntungan. Sehingga, bisa dikatakan bisnis yang Anda miliki di tahap awal sangat sukses. Di hari Sabtu, ketika rekan pembaca menghadiri acara keluarga besar bersama kedua sepupu yang menjadi karyawan Anda, di sana ada tante, om, kakak sepupu, nenek, kakek dan keluarga besar Anda lainnya.
Hal yang membuat rekan pembaca semakin merasa tidak nyaman adalah hampir semua anggota keluarga sudah mengetahui seluk beluk bisnis yang rekan pembaca dirikan, seakan sudah tidak ada lagi rahasia atau hal-hal yang bisa ditutupi dari anggota keluarga.
Kedua sepupu rekan pembaca bisa mengetahui nominal pendapatan bisnis, data-data karyawan lain dan hal-hal penting lainnya. Jujur saja, kami tidak yakin apakah ini adalah hal yang menyenangkan atau terdengar seperti mimpi buruk. Pastikan rekan pembaca benar-benar mempertimbangkan konsekuensi ini dengan sangat baik.
4. Nepotisme akan Semakin Dirasakan.
Alasan terakhir adalah nepotisme akan semakin dirasakan oleh karyawan lain yang bukan datang dari anggota keluarga kita. Coba kita lanjutkan skenario di atas, ketika dua sepupu sudah masuk menjadi karyawan di bisnis restoran kita dan keduanya memiliki hasil kerja yang mengagumkan, tentu saja sebagai pemilik bisnis rekan pembaca perlu memberikan pengakuan atau apresiasi kepada mereka.
Di sinilah akan timbul masalah baru. Para karyawan lain akan menganggap keberhasilan kedua sepupu rekan pembaca disebabkan oleh Anda sendiri. “Ya, tentu saja cara kerja mereka bagus, kan mereka sepupunya bos” atau “Tentu saja hanya kerja mereka yang diakui, mereka kan masih memiliki hubungan saudara dengan bos”, dan asumsi-asumsi negatif lainnya akan datang secara berkelanjutan. Jika kita pikirkan dan pertimbangkan dengan matang, tentunya kondisi seperti ini tidak kondusif untuk membangun lingkungan bisnis yang nyaman dan tentram.
Dari 4 alasan utama di atas, apakah rekan pembaca sudah siap membangun bisnis dengan melibatkan anggota keluarga? Jika rekan pembaca tetap yakin untuk melakukannya, tidak apa. Namun, pastikan semuanya sudah dipikirkan dan dipersiapkan secara matang. Dan pastinya, tetap semangat dalam meraih kesuksesan bisnis Anda. Selamat berbisnis, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Tips of Management
Investasi yang Sebaiknya Dimiliki Oleh Karyawan
-
Emotional Intelligence
Mindfulness Dalam Kerja
-
Teamwork & Collaboration
Melakukan Kolaborasi Secara Virtual
-
Marketing & Sales
Fitur Live Streaming Sebagai Strategi Sosial Media Marketing
-
Productivity
Aktivitas untuk Mengatasi Kebosanan di Kantor
-
Leadership
Melakukan Delegasi Dalam Bekerja
-
Leadership
Perbedaan Bos dan Leader
-
Enterpreneurship
Mengenal dan Membuat Laporan Keuangan Sederhana
-
Enterpreneurship
Mengenal 6 Tipe Pelanggan Sulit
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu
-
Happiness
Quality Time dengan Pasangan yang Sibuk Bekerja? Bisa!
-
Productivity
Time Blocking, Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Waktu
-
Productivity
Work From Home, Mengenal Budaya Kerja Baru
-
Tips of Management
Perencanaan Kerja di Tahun yang Baru
-
Emotional Intelligence
Cara Mengatasi Burnout
-
Enterpreneurship
Mengenal Copyright
-
Tips of Management
Jenis Asuransi yang Diperlukan oleh Pekerja
-
Marketing & Sales
Dari Pengertian Hingga Strategi Digital Marketing
-
Resume & Interviewing
Cara Membuat CV yang Menarik HRD!
-
Productivity
Menerapkan Grit di Tempat Kerja
-
Motivation
Memahami Resesi. Apa Resesi Itu Sebenarnya?
-
Generation Millenials & Z
Kian Minimalis untuk Rumah ala Milenial
-
Self Improvement
Menghadapi Quarter Life Crisis
-
Generation Millenials & Z
Menariknya Kerja di Startup!
-
Tips of Management
Mempersiapkan Dana Darurat untuk Peristiwa Tak Terduga
-
E-learning
Kartu Prakerja dan Pelatihan Online
-
Self Improvement
7 Tips Beradaptasi di Lingkungan Kerja Baru
-
Productivity
Semakin Produktif dengan Makanan Sehat
-
Communication
Komunikasi Bisnis: Verbal & Non-verbal
-
Leadership
Kepemimpinan di Masa Krisis (Leadership in Crisis Time)
-
Generation Millenials & Z
Parenting Gaya Millennials
-
Motivation
3 Tips Never Give Up
-
Motivation
Sumber dan Faktor yang Menghilangkan Gairah Kerja
-
Self Improvement
Bekerja di Luar Passion? Siapa Takut!
-
Self Improvement
Pengertian Tidur, Manfaat Tidur, Serta Hubungan Antara Tidur dan Kinerja
-
Leadership
Budaya Organisasi: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Karakteristiknya
-
Leadership
Etika Bisnis: Definisi, Tujuan, Contoh dan Manfaatnya dalam Perusahaan
-
Self Improvement
Pengertian Hutang dan 8 Cara Mengelola Hutang secara Efektif
-
Self Improvement
Pengertian Kartu Kredit dan 20 Cara Menggunakannya Secara Efektif
-
Self Improvement
Kerja Online: Pengertian, Manfaat dan Contoh Kerja Online
-
Self Improvement
Kerja Sampingan: Definisi, Manfaat dan Mengapa Ini Penting untuk Karyawan?
-
Leadership
Integritas: Pengertian, Contoh, Kebiasaan dan Cara Membentuknya
-
Enterpreneurship
Usaha Rumahan: Definisi, Kelebihan dan Kekurangan, serta Hal yang Perlu Disiapkan
-
Enterpreneurship
10 Pertimbangan Sebelum Membeli Bisnis Waralaba
-
Self Improvement
Manajemen Keuangan, Manfaat dan Tips Manajemen Keuangan untuk Karyawan
-
Leadership
Pengertian Manajemen, Tujuan Manajemen dan Keterampilan Manajemen
-
Generation Millenials & Z
Generasi Milenial, Fakta Generasi Milenial dan Tantangan Generasi Milenial
-
Mindset
Pengertian dan Manfaat Positive Thinking, serta Bagaimana Ini dapat Mengubah Hidup Kita?
-
Marketing & Sales
Negosiasi, Ciri-Ciri Negosiasi dan Contoh Negosiasi
-
Communication
Apa Saja Unsur-Unsur Komunikasi yang Perlu Kita Ketahui?
-
Leadership
Pengertian Fungsi Kepemimpinan dan 15 Fungsi Kepemimpinan
-
Communication
Pengertian Komunikasi secara Umum dan Tujuan Komunikasi
-
Self Improvement
Apa Itu Tujuan Hidup dan Bagaimana Mencari Tujuan Hidup?
-
Motivation
6 Langkah Utama untuk Tetap Mempertahankan Motivasi Hidup
-
Innovation
Pengertian Inovasi, Manfaat Inovasi, Tujuan Inovasi dan 5 Mitos Inovasi
-
Communication
Komunikasi adalah Fungsi Kepemimpinan Inti Para Pemimpin
-
Leadership
Apa Saja Teori Kepemimpinan yang Penting untuk Kita Ketahui?