
Rasa Percaya dan Konflik Sehat
By STUDiLMU Editor
Ada satu serial televisi yang saya ikuti dan menjadi favorit. Dengan judul singkat, House, serial ini sukses meraih berbagai penghargaan bergengsi. Sebut saja Emmy Award dan Peabody Award, penghargaan untuk keunggulan dalam jurnalisme penyiaran radio dan televisi, film dokumenter, program pendidikan, program anak-anak, dan hiburan. mengisahkan hari-hari seorang dokter ahli bernama House. Dengan gayanya yang nyentrik, blak-blakan, ceplas ceplos, hingga terkesan tidak sopan dan tak punya empati, House memang bukan dokter favorit untuk dijadikan partner. Namun kemampuan, kejelian, dan pengetahuan luasnya menjadikannya dokter andalan dalam memecahkan kasus kesehatan yang aneh dan membingungkan, sebagai Kepala Departemen Diagnosa.
Dengan perilaku dan perangai House yang terkenal “sulit”, tidak mengherankan jika ia selalu bertentangan dengan banyak pihak. Bukan sekali dua kali ia bersitegang dengan rekan kerja hingga anggota timnya. Konflik sepertinya tidak pernah absen dari keseharian dr. House. Selain nyentrik, House juga keras kepala dan pendirian. Dia tidak ragu menentang pendapat junior hingga seniornya, mematahkan analisa mereka dengan argumennya, hingga mempertahankan tindakan nekat dan berbahaya – yang tidak jarang akan menempatkan pasien pada situasi berbahaya. Salah seorang pasiennya bahkan pernah menyebutnya sebagai ‘bajingan obsesif’. Sementara anggota timnya ingin mengundurkan diri dan bekerja dalam tim dokter lain yang ia anggap “lebih punya sopan santun”.
Uniknya, segala tindakan beresiko yang ia rekomendasikan, ia sampaikan pada anggota timnya dengan analisa kuat dan argumen tepat. Seperti saat dalam satu episode, seorang pasien yang sudah menandatangani permintaan untuk tidak lagi mendapat perawatan maupun upaya penyembuhan melaporkan House atas pelanggaran hukum, karena menyelamatkannya saat sekarat. Pasien telah bertahun-tahun menderita, dan tidak ada pengobatan yang menunjukkan hasil. Ia sudah putus asa dan lelah mencoba. House berdebat dalam konflik panjang dengan anggota timnya, hingga ia mempertanyakan penilaian timnya tentang kredibilitasnya. Meminta mereka untuk mengesampingkan penilaian tentang perangainya, hanya berfokus pada kemampuannya sebagai dokter. Mempertanyakan kepercayaan mereka akan kualitasnya sebagai dokter. Saat itu timnya mengakui bahwa ia adalah dokter yang hebat, dan meyakini kemampuannya. Dan saat itu juga House meminta mereka untuk fokus pada usaha menemukan penyebab gejala mematikan yang dialami sang pasien, dan berusaha menyelamatkannya – karena itulah tugas mereka. Dan akhirnya, itulah yang mereka lakukan, fokus menemukan sumber penyakit dalam diskusi yang saling bertentangan, penuh penolakan atas teori satu dengan yang lain. Diskusi dalam konflik yang sehat.
Lewat berbagai analisa yang mereka lakukan, ditemukan bahwa ada semacam tonjolan cedera yang tak terlihat dalam hasil MRI, yang membuat pasien sakit menahun dan didiagnosa tidak panjang umur. Namun menurut analisa House, jika tonjolan tersebut dibuang akan dapat membuat pasien terselamatkan. House sampaikan hal ini pada pasien dengan bahasa logis dan win-win bagi pasien. Dan pasien pun menyetujuinya.
Sosok House dalam serial ini jauh dari karakter “pahlawan” atau tokoh utama dalam pakem mainstream yang sering kita lihat di sinema – sopan, mengerti orang lain, mendengarkan masukan, dll. House lebih mirip sosok anatagonis yang selalu berkonflik dengan orang-orang di sekitarnya. Namun satu hal yang juga dengan kuat ditunjukkan dalam serial ini, adalah tentang rasa percaya dalam tim, yang memungkinkan mereka dengan nyaman mengemukakan pendapat, rasa tidak setuju, hingga menolak mentah-mentah sambil menjelaskan mengapa pendapat rekannya dinilai salah. Konflik mereka memperkaya satu sama lain. Konflik mereka membawa mereka selangkah lebih maju ke menemukan jawaban yang tepat. Konflik mereka sehat.
Dalam tim, hanya rasa percayalah yang mampu membuat setiap anggotanya berani dan bisa berkonflik secara sehat. Mereka tidak memandang perbedaan pendapat antar mereka sebagai tanda-tanda ketidak akuran mereka sebagai tim. Justru sebaliknya, konflik mereka, adalah alat utama untuk mendapatkan pemecahan masalah yang tepat. Dan ini yang perlu kita tumbuhkan dalam tim kita. Misi yang sulit, namun memberi hasil terbaik jika berhasil dilakukan.
“When there is trust, conflict becomes nothing but the pursuit of truth, an attempt to find the best possible answer.”
-Patrick Lencioni-
Featured Career Advice
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table
-
E-learning
Tipe-tipe Kecerdasan Manusia
-
E-learning
Meningkatkan Daya Ingat
-
E-learning
Menciptakan Suasana yang Nyaman dalam Belajar
-
E-learning
Meningkatkan Kecepatan Belajar dengan Meningkatkan Fokus
-
E-learning
Musik Memperkuat Konsentrasi dan Fokus
-
E-learning
Pentingnya Mindset untuk Membangun Sukses
-
Tips of Management
Memahami Supply Chain Management
-
Communication
Presentasi Dengan Menggunakan Teknik Storytelling
-
Communication
Fungsi dan Manfaat dari Storytelling dalam Komunikasi
-
Communication
Apa Itu Storytelling
-
E-learning
Mengenal Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
-
Tips of Management
7 Langkah Mudah Membuat Mind Map
-
Tips of Management
Mengenal Jenis-Jenis Mind Map
-
Tips of Management
Permudah Pekerjaan Anda dengan Mind Map
-
E-learning
Etika di dalam Kegiatan Belajar-mengajar Melalui Zoom yang Harus Anda Ketahui!
-
E-learning
Fitur-fitur Zoom untuk Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik!
-
Generation Millenials & Z
Membuat Lingkungan Kerja yang Baik untuk Generasi Millenial dan Gen Z
-
Generation Millenials & Z
Berbagai Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menciptakan Keceriaan Lintas Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menghadapi Generation Gap di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Menghadapi Tipe Orang Negatif di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Mengenal Tipe Orang yang Sulit, Si Tank.
-
Emotional Intelligence
Tips Menghadapi Tipe Orang yang Sulit