
Leadership
Perbedaan Pemimpin yang Baik dan Buruk
By STUDiLMU Editor
Pengertian Pemimpin Baik dan Pemimpin Buruk
Agak sulit memang untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan “Pemimpin yang baik” atau “Pemimpin yang buruk”. Akan tetapi, pemimpin yang baik bisa didefinisikan sebagai seorang pemimpin atau leader yang membawa dan menerapkan nilai-nilai serta norma-norma positif di dalam kepemimpinannya. Selain itu, pemimpin yang baik juga bisa diartikan sebagai seseorang yang berhasil menjalankan tanggung jawabnya pada para subordinatnya, sehingga mereka dapat menciptakan para pemimpin baru dari subordinatnya.
Sedangkan, pemimpin yang buruk adalah kebalikan dari para pemimpin yang baik. Pemimpin yang buruk adalah para pemimpin atau leader yang tidak berhasil dalam menerapkan nilai-nilai positif di dalam kepemimpinannya dan cenderung memprioritaskan kepentingan pribadinya daripada kepentingan bersama.
Gaji tinggi, jabatan oke, perusahaan yang bonafit, rekan-rekan kerja yang ramah dan baik, lingkungan. Hmm, kira-kira apalagi ya yang kurang? Sepertinya, pekerjaan impian tidak akan komplit jika kita tidak memiliki pemimpin yang baik dan hebat. Sayangnya, tidak semua pekerjaan bisa memiliki pemimpin yang baik, karena pada kenyataannya memang tidak ada manusia yang sempurna, tidak terkecuali pemimpin kita. Pemimpin yang buruk akan berdampak negatif pada pengalaman kerja kita. Parahnya lagi, ini dapat membuat kita meninggalkan pekerjaan yang ada.
Pada artikel kali ini, kami akan memberikan beberapa kriteria yang membedakan antara pemimpin yang baik dan buruk. Karena setiap dari kita adalah seorang pemimpin bagi diri sendiri, dan beberapa orang menjadi pemimpin bagi yang lainnya. Maka, artikel ini bertujuan agar kita bisa menjadi pemimpin yang lebih baik dan menjauhi beberapa kriteria pemimpin yang buruk. Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Berbicara dengan Bahasa Kasar dan Jarang Berkomunikasi dengan Tim
Seperti yang kita ketahui bahwa komunikasi yang terjalin dengan baik adalah kunci keberhasilan setiap hubungan, tidak terkecuali hubungan karyawan dengan manajernya. Coba bayangkan jika manajer Anda berkata-kata kasar, teriak, dan menggunakan kata-kata yang menghina lainnya. Pastinya, Anda dan tim akan merasa kaget, tersinggung, marah, kesal, semuanya berkecamuk jadi satu. Bukan hanya itu, tekanan yang kita rasakan sebagai karyawan juga akan semakin meningkat. Nah, ini adalah kriteria utama yang perlu kita hindari saat menjadi seorang pemimpin. Jangan sampai karena sikap yang buruk ini, malah membuat karyawan menjadi semakin tertekan.
Apa yang dilakukan oleh pemimpin yang baik? kita harus berupaya dalam membangun hubungan yang baik dengan karyawan. Sebagai pemimpin, kita harus tahu kapan dan apa yang harus diucapkan selama pembicaraan berlangsung. Tidak hanya itu, kita juga perlu berkomunikasi dengan karyawan secara berkala. Sehingga, kita dapat memberikan instruksi yang jelas tentang proyek yang diberikan kepada karyawan. Mengapa begitu? Karena saat karyawan merasa kurang paham dengan proyek yang mereka miliki, mereka dapat berdiskusi dengan kita secara mudah dan tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk bisa berkomunikasi.
2. Mengancam sampai Merusak Motivasi
Motivasi adalah salah satu unsur penting untuk membuat karyawan tetap semangat dalam bekerja. Disini para pemimpin memiliki tugas yang sangat penting. Bagaimana caranya agar para karyawan tetap bersemangat dan bahkan motivasi mereka semakin meningkat dari waktu ke waktu. Jika rekan-rekan Career Advice pernah menemukan seorang bos yang memimpin timnya melalui ancaman, apabila mereka tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Sebagai contoh, memecat, mengancam akan menurunkan gaji dan meniadakan bonus. Wah, ini bukan memotivasi karyawan, tetapi malah membuat mereka takut dan motivasi semakin memudar.
Apa yang dilakukan oleh pemimpin yang baik? Berikan karyawan motivasi yang positif seperti, menawarkan hadiah, memberikan umpan balik yang konstruktif, sesekali bersenda gurau dengan para karyawan, atau mungkin membuat acara kecil-kecilan sebagai bentuk apresiasi kepada para karyawan teladan. Menarik bukan?
3. Menyalahkan Tim atas Sebuah Kegagalan
Apakah pembaca Career Advice pernah disalahkan atas sesuatu hal yang bahkan bukan Anda pelakunya? Ya, saya tahu itu adalah perasaan yang sangat menyakitkan. Seorang pemimpin yang buruk sering menyalahkan anggota timnya atas kesalahan yang tidak mereka lakukan. Sebagai contoh, karyawan adalah pengeksekusi, namun karyawan tidak akan mengeksekusi suatu hal tanpa persetujuan dari atasan mereka, bukan? Biasanya, tipikal pemimpin yang seperti ini hanya ingin menerima prestasi, bukan sebuah kegagalan.
Apa yang dilakukan oleh pemimpin yang baik? Pemimpin yang baik harus selalu berpegang teguh pada tim dan dia harus selalu melakukan yang terbaik untuk tim. Hubungan antara pemimpin dan karyawan harus selalu bisa ‘memberi dan menerima’. Sebuah kegagalan yang terjadi, harus ditanggung bersama (bos dan tim). Begitu juga sebaliknya, sebuah kemenangan atau pencapaian harus menjadi milik bersama.
4. Tidak Menerima Saran dari Orang Lain
Wah, ini adalah kriteria yang sangat menakutkan. Meskipun seorang pemimpin memiliki otoritas penuh dan berperan sebagai pengambil keputusan, ini bukan berarti mereka hanya menerima saran dari dirinya sendiri, dan menutup kotak saran dari orang lain. Ini sangat disayangkan sekali, apalagi jika sang pemberi kritik adalah seseorang yang sangat peduli dengan kemajuan perusahaan. Sayang sekali ya untuk dilewatkan saran tersebut.
Apa yang dilakukan oleh pemimpin yang baik? Para pemimpin yang baik dan hebat adalah mereka yang tidak merasa malu untuk meminta saran dari anggota timnya atau karyawannya. Dengan senang hati, mereka akan mempertimbangkan opsi-opsi lain untuk kepentingan proyek dan kemajuan perusahaan. Singkatnya, mereka percaya bahwa “prestasi tim juga merupakan prestasi pemimpin”.
5. Karyawan Bekerja Lebih Keras daripada Pemimpin
Pernahkah pembaca Career Advice menemukan seorang pemimpin yang malas-malasan dalam bekerja? Saat karyawannya datang tepat waktu, mereka malah datang terlambat. Ketika para karyawannya bekerja keras di kantor, mereka malah jalan-jalan keliling Indonesia. Mungkin banyak ya kasus yang seperti ini. Malah seharusnya, seorang pemimpin harus mencontohkan kerja keras kepada karyawannya. Bukan hanya berkoar-koar menyuruh tim untuk kerja keras, namun mereka sendiri tidak melakukannya.
Apa yang dilakukan oleh pemimpin yang baik? Sebagai pemimpin, kita harus menjadi seorang yang diteladani karena sikap kerjanya yang memang patut untuk dicontoh. Pemimpin harus bekerja keras sama seperti yang karyawannya lakukan.
6. Tidak Memberikan Panduan Kerja yang Jelas
Seringkali kesalahpahaman terjadi karena pemimpin tidak memberikan panduan atau arahan yang jelas mengenai tugas yang mereka berikan kepada karyawan. Karyawan memiliki pemahaman tugas yang berbeda dengan apa yang diinginkan oleh atasan mereka. Sehingga, saat tugas sudah selesai, mereka akan marah dan tidak puas dengan pekerjaan karyawan.
Apa yang dilakukan oleh pemimpin yang baik? Pengarahan yang tepat tentang pekerjaan harus dilakukan dari waktu ke waktu, para pemimpin harus selalu memeriksa pemahaman karyawannya. Jika pemimpin sangat sibuk, sehingga tidak ada waktu untuk ini. Setidaknya, pemimpin memiliki waktu yang cukup agar karyawannya dapat menanyakan hal-hal penting terkait pekerjaan kepada atasannya.
7. Tidak Memiliki Visi dan Misi yang Tegas
Visi dan misi adalah panduan perusahaan yang sangat vital. Tanpa kehadiran visi dan misi, perusahaan akan kehilangan arah dalam melangkah. Sayangnya, beberapa pemimpin memiliki visi dan misi yang kuat bagi perusahaannya. Namun, mereka adalah orang-orang yang tidak menjalankan visi misi tersebut dengan baik. Hmm kalau seperti ini, bagaimana mereka bisa menjadi contoh yang baik untuk para karyawannya ya?
Apa yang dilakukan oleh pemimpin yang baik? Para pemimpin harus memimpin timnya seperti yang diperintahkan oleh visi dan misi perusahaan. Meskipun begitu, seorang pemimpin juga dapat memimpin timnya berdasarkan ketentuan dan keputusan mereka sendiri. Asalkan, semua itu sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
8. Mengontrol Pekerjaan Karyawan secara Penuh
Saat kita merekrut karyawan, kita mempekerjakan mereka sesuai dengan kualifikasi yang mereka miliki dengan posisi tersebut. Nah, apabila kita menemukan seorang pemimpin yang selalu memberitahu apa yang harus kita lakukan. Dalam kata lain, terlalu mengontrol atau mendikte pekerjaan kita, ini menandakan hal yang tidak baik.
Apa yang dilakukan oleh pemimpin yang baik? Seorang pemimpin yang baik harus membiarkan karyawan mereka melakukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan proyek. Mereka hanya perlu memberikan instruksi dan spesifikasi yang jelas. Percayalah, karyawan kita pasti dapat menyelesaikannya dengan baik.
9. Kegiatan Pembangunan Tim dianggap Tidak Penting
Mengadakan kegiatan pembangunan tim sangatlah penting untuk diterapkan. Ini dapat memperkuat hubungan antara pimpinan dan karyawannya. Ini adalah media dimana karyawan dapat melepaskan stres yang mereka rasakan setelah menghadapi kesibukan kerja yang tiada henti. Pemimpin yang buruk cenderung akan berpikir bahwa kegiatan seperti ini hanya akan membuang-buang uang, sebaliknya pemimpin yang baik akan sangat setuju dengan kegiatan ini.
10. Menginginkan Karyawannya Bekerja Keras dengan Kompensasi yang Rendah
Gaji yang kita berikan harus didasarkan pada kinerja dan kualitas pekerjaan yang karyawan berikan. Seharusnya ada seperangkat pedoman dan aturan yang ditetapkan untuk para karyawan agar tidak boleh menerima pekerjaan lain yang ada di luar kontrak mereka. Dalam hal ini, para pemimpin yang baik akan memberikan penghargaan, bonus atau bentuk apresiasi lainnya kepada para karyawan mereka yang telah bekerja keras dalam memberikan layanan yang terbaik kepada perusahaan.
Pemimpin yang baik dan buruk memang memiliki perbedaan yang sangat tipis. Namun, semuanya kembali lagi kepada diri kita sebagai seorang pemimpin. Apakah kita ingin menjadi pemimpin yang baik, atau mungkin sebaliknya? Itulah sepuluh kriteria yang membedakan antara pemimpin yang baik dan buruk. Selamat berusaha menjadi pemimpin yang baik ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Teamwork & Collaboration
Mendesain Proses Hiring yang Berbeda
-
Leadership
Memimpin Secara Virtual
-
Tips of Management
Investasi yang Sebaiknya Dimiliki Oleh Karyawan
-
Emotional Intelligence
Mindfulness Dalam Kerja
-
Teamwork & Collaboration
Melakukan Kolaborasi Secara Virtual
-
Marketing & Sales
Fitur Live Streaming Sebagai Strategi Sosial Media Marketing
-
Productivity
Aktivitas untuk Mengatasi Kebosanan di Kantor
-
Leadership
Melakukan Delegasi Dalam Bekerja
-
Leadership
Perbedaan Bos dan Leader
-
Enterpreneurship
Mengenal dan Membuat Laporan Keuangan Sederhana
-
Enterpreneurship
Mengenal 6 Tipe Pelanggan Sulit
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu
-
Happiness
Quality Time dengan Pasangan yang Sibuk Bekerja? Bisa!
-
Productivity
Time Blocking, Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Waktu
-
Productivity
Work From Home, Mengenal Budaya Kerja Baru
-
Tips of Management
Perencanaan Kerja di Tahun yang Baru
-
Emotional Intelligence
Cara Mengatasi Burnout
-
Enterpreneurship
Mengenal Copyright
-
Tips of Management
Jenis Asuransi yang Diperlukan oleh Pekerja
-
Marketing & Sales
Dari Pengertian Hingga Strategi Digital Marketing
-
Resume & Interviewing
Cara Membuat CV yang Menarik HRD!
-
Productivity
Menerapkan Grit di Tempat Kerja
-
Motivation
Memahami Resesi. Apa Resesi Itu Sebenarnya?
-
Generation Millenials & Z
Kian Minimalis untuk Rumah ala Milenial
-
Self Improvement
Menghadapi Quarter Life Crisis
-
Generation Millenials & Z
Menariknya Kerja di Startup!
-
Tips of Management
Mempersiapkan Dana Darurat untuk Peristiwa Tak Terduga
-
E-learning
Kartu Prakerja dan Pelatihan Online
-
Self Improvement
7 Tips Beradaptasi di Lingkungan Kerja Baru
-
Productivity
Semakin Produktif dengan Makanan Sehat
-
Communication
Komunikasi Bisnis: Verbal & Non-verbal
-
Leadership
Kepemimpinan di Masa Krisis (Leadership in Crisis Time)
-
Generation Millenials & Z
Parenting Gaya Millennials
-
Motivation
3 Tips Never Give Up
-
Motivation
Sumber dan Faktor yang Menghilangkan Gairah Kerja
-
Self Improvement
Bekerja di Luar Passion? Siapa Takut!
-
Self Improvement
Pengertian Tidur, Manfaat Tidur, Serta Hubungan Antara Tidur dan Kinerja
-
Leadership
Budaya Organisasi: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Karakteristiknya
-
Leadership
Etika Bisnis: Definisi, Tujuan, Contoh dan Manfaatnya dalam Perusahaan
-
Self Improvement
Pengertian Hutang dan 8 Cara Mengelola Hutang secara Efektif
-
Self Improvement
Pengertian Kartu Kredit dan 20 Cara Menggunakannya Secara Efektif
-
Self Improvement
Kerja Online: Pengertian, Manfaat dan Contoh Kerja Online
-
Self Improvement
Kerja Sampingan: Definisi, Manfaat dan Mengapa Ini Penting untuk Karyawan?
-
Leadership
Integritas: Pengertian, Contoh, Kebiasaan dan Cara Membentuknya
-
Enterpreneurship
Usaha Rumahan: Definisi, Kelebihan dan Kekurangan, serta Hal yang Perlu Disiapkan
-
Enterpreneurship
10 Pertimbangan Sebelum Membeli Bisnis Waralaba
-
Self Improvement
Manajemen Keuangan, Manfaat dan Tips Manajemen Keuangan untuk Karyawan
-
Leadership
Pengertian Manajemen, Tujuan Manajemen dan Keterampilan Manajemen
-
Generation Millenials & Z
Generasi Milenial, Fakta Generasi Milenial dan Tantangan Generasi Milenial
-
Mindset
Pengertian dan Manfaat Positive Thinking, serta Bagaimana Ini dapat Mengubah Hidup Kita?
-
Marketing & Sales
Negosiasi, Ciri-Ciri Negosiasi dan Contoh Negosiasi
-
Communication
Apa Saja Unsur-Unsur Komunikasi yang Perlu Kita Ketahui?
-
Leadership
Pengertian Fungsi Kepemimpinan dan 15 Fungsi Kepemimpinan
-
Communication
Pengertian Komunikasi secara Umum dan Tujuan Komunikasi
-
Self Improvement
Apa Itu Tujuan Hidup dan Bagaimana Mencari Tujuan Hidup?
-
Motivation
6 Langkah Utama untuk Tetap Mempertahankan Motivasi Hidup
-
Innovation
Pengertian Inovasi, Manfaat Inovasi, Tujuan Inovasi dan 5 Mitos Inovasi