
Self Improvement
4 Hal Ini Tidak Memaksimalkan Potensi Diri Anda
By STUDiLMU Editor
Salah satu fakta yang menyedihkan adalah banyak orang yang tidak berhasil untuk memaksimalkan potensi diri yang mereka miliki. Beberapa orang memang dilahirkan dengan potensi diri dan keberuntungan yang lebih besar, tetapi apakah ini benar-benar diperlukan jika kita sendiri tidak berusaha untuk mendapatkannya?
Jika kita mampu memahami diri sendiri dengan mendalam, ini adalah awal dari sebuah kebijaksanaan diri. Refleksi diri akan mampu membawa perubahan yang meningkatkan kemajuan dalam perjalanan kita. Nah, ada 4 hal yang dapat dilakukan sehingga setiap rekan pembaca tidak memaksimalkan potensi diri yang dimiliki. Mari kita simak keempat hal tersebut.
1. Selalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Manusia merupakan makhluk sosial yang dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu, membandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah hal yang tak terelakkan. Sekalipun Anda tidak dapat menghindari hal ini sepenuhnya, Anda dapat meminimalisirnya dengan langkah tepat.
Kesuksesan adalah hal personal. Setiap orang memiliki pandangan berbeda akan kesuksesan. Jadi, jika Anda merasa iri dengan teman yang kaya raya, mungkin saja teman tersebut juga iri terhadap Anda karena Anda memiliki hubungan pribadi yang baik dengan pasangan Anda.
Masalah lainnya adalah seringkali Anda membandingkan hal yang tidak setara. Ini dapat merusak harga diri Anda. Jika Anda mendisiplinkan diri dengan berlari sejauh 5K, jangan bandingkan dengan teman Anda yang mengikuti lari maraton setiap 3 bulan sekali. Ini hanya akan membuat Anda bertanya-tanya apakah Anda layak melakukan hal tersebut atau apakah Anda memiliki kemampuan untuk hal tersebut.
Lalu apa yang harus dilakukan? Langkah pertama adalah memperjelas tujuan dan tolak ukur kesuksesan bagi Anda sendiri. Jangan ikuti definisi standar yang ada. Kedua, jika Anda melihat perbandingan yang tidak setara, jadikanlah itu sebagai motivasi diri. Terapkan dalam pikiran bahwa jika orang lain mampu melakukannya, maka Anda juga akan mampu melakukannya.
2. Memiliki kesadaran diri yang rendah.
Rekan pembaca tidak akan dapat meningkatkan diri jika Anda tidak tahu pasti hal-hal yang perlu ditingkatkan. Bagaimana caranya untuk mengatasi rendahnya kesadaran diri yang dimiliki oleh seseorang?. Tanyakanlah pada diri Anda tindakan dan sifat apa yang perlu Anda ubah untuk dapat mencapai tujuan yang Anda inginkan.
Jika Anda tidak dapat menemukannya, mintalah umpan balik dari teman yang Anda percayai. Minta pendapat dan pandangan mereka tentang Anda. Katakanlah pada mereka untuk tidak menahan atau menutupi apapun. Dan, jangan kaget jika apa yang dikatakan tidak sesuai dengan yang Anda harapkan.
3. Mengabaikan umpan balik.
Tidak ada seorang pun yang suka dengan kritikan. Kritik adalah pukulan keras bagi ego dan citra diri kita masing-masing. Dan biasanya, reaksi umum yang timbul adalah kita bersikap defensif. Kita berusaha untuk merasionalkan kesalahan agar mendukung ego kita.
Kita harus belajar untuk menerima umpan balik yang masuk secara objektif. Jika tidak, kita tidak akan pernah memaksimalkan potensi diri yang kita miliki. Umpan balik yang jujur akan mengetahui aspek kehidupan rekan pembaca yang masih memerlukan peningkatan. Terimalah umpan balik sebagai hadiah, bukan hinaan.
Intinya, kritik dan umpan balik adalah hal yang berbeda. Kritik lebih cenderung meremehkan seseorang, sedangkan umpan balik berfokus terhadap cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kekurangan yang Anda miliki. Kita pasti akan menemukan banyak kritikan dan umpan balik. Dan kita tidak dapat menghindari hal ini. Jangan bersikap defensif dan jangan mudah tersinggung. Ketika Anda mendapatkan kritik atau umpan balik, tanyakan diri Anda hal yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan diri dan mencapai tujuan yang Anda miliki.
4. Ketakutan akan kegagalan.
Apakah rekan pembaca pernah mendengar istilah ‘loss aversion’? Secara alami, orang akan lebih menghindari kerugian daripada memperoleh keuntungan. Tetapi, ini tidak berlaku lagi di zaman sekarang ini. Budaya ini menghalangi kita untuk mengambil langkah yang tepat dalam kehidupan kita.
Rasa malu juga terhubung dengan rasa ketakutan akan kegagalan. Ini merupakan emosi klasik yang dimiliki manusia. Ketika kita gagal, kita akan merasa malu, malu karena mengecewakan orang lain, malu karena mengecewakan diri sendiri dan malu karena tidak berhasil memberikan yang terbaik. Dan bagaimana kita dapat menghindari perasaan ini? Tentu saja dengan menghilangkan beberapa tindakan.
Tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa kegagalan akan menahan kita untuk maju. Setiap kita takut untuk mengalami konsekuensi dari sebuah kegagalan. Namun, konsekuensi yang terjadi sebenarnya tidaklah separah yang Anda bayangkan. Konsekuensi tersebut terasa sangat berlebihan karena rasa malu yang kita miliki. Ingatlah perkataan ‘Ketakutan bukanlah apa-apa, tetapi bukti palsu merupakan hal yang nyata’.
Inilah yang membuat para pengusaha sangat diidolakan oleh masyarakat. Kita melihat betapa para pengusaha dapat menghadapi ketakutan akan kegagalan. Dan tetap dapat menjalankan bisnisnya kembali saat segala sesuatu berjalan dengan tidak baik.
Tanyakan pada diri Anda sendiri, apakah Anda harus menghindari rasa takut karena konsekuensi nyata yang ada atau itu murni hanya sebuah ketakutan saja. Atau apakah kegagalan yang Anda hadapi sama persis dengan yang Anda bayangkan?
Hal-hal ini memang mudah untuk dijelaskan, tetapi tidaklah mudah untuk memperbaikinya. Namun, saya berharap bahwa rekan pembaca Career Advice dapat menjadi pribadi yang baik dan mendapatkan pencerahan dari artikel ini. Sehingga, setiap rekan pembaca dapat memaksimalkan potensi diri yang dimiliki dan mencapai kesuksesan yang diimpikan.
Featured Career Advice
-
Teamwork & Collaboration
Mendesain Proses Hiring yang Berbeda
-
Leadership
Memimpin Secara Virtual
-
Tips of Management
Investasi yang Sebaiknya Dimiliki Oleh Karyawan
-
Emotional Intelligence
Mindfulness Dalam Kerja
-
Teamwork & Collaboration
Melakukan Kolaborasi Secara Virtual
-
Marketing & Sales
Fitur Live Streaming Sebagai Strategi Sosial Media Marketing
-
Productivity
Aktivitas untuk Mengatasi Kebosanan di Kantor
-
Leadership
Melakukan Delegasi Dalam Bekerja
-
Leadership
Perbedaan Bos dan Leader
-
Enterpreneurship
Mengenal dan Membuat Laporan Keuangan Sederhana
-
Enterpreneurship
Mengenal 6 Tipe Pelanggan Sulit
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu
-
Happiness
Quality Time dengan Pasangan yang Sibuk Bekerja? Bisa!
-
Productivity
Time Blocking, Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Waktu
-
Productivity
Work From Home, Mengenal Budaya Kerja Baru
-
Tips of Management
Perencanaan Kerja di Tahun yang Baru
-
Emotional Intelligence
Cara Mengatasi Burnout
-
Enterpreneurship
Mengenal Copyright
-
Tips of Management
Jenis Asuransi yang Diperlukan oleh Pekerja
-
Marketing & Sales
Dari Pengertian Hingga Strategi Digital Marketing
-
Resume & Interviewing
Cara Membuat CV yang Menarik HRD!
-
Productivity
Menerapkan Grit di Tempat Kerja
-
Motivation
Memahami Resesi. Apa Resesi Itu Sebenarnya?
-
Generation Millenials & Z
Kian Minimalis untuk Rumah ala Milenial
-
Self Improvement
Menghadapi Quarter Life Crisis
-
Generation Millenials & Z
Menariknya Kerja di Startup!
-
Tips of Management
Mempersiapkan Dana Darurat untuk Peristiwa Tak Terduga
-
E-learning
Kartu Prakerja dan Pelatihan Online
-
Self Improvement
7 Tips Beradaptasi di Lingkungan Kerja Baru
-
Productivity
Semakin Produktif dengan Makanan Sehat
-
Communication
Komunikasi Bisnis: Verbal & Non-verbal
-
Leadership
Kepemimpinan di Masa Krisis (Leadership in Crisis Time)
-
Generation Millenials & Z
Parenting Gaya Millennials
-
Motivation
3 Tips Never Give Up
-
Motivation
Sumber dan Faktor yang Menghilangkan Gairah Kerja
-
Self Improvement
Bekerja di Luar Passion? Siapa Takut!
-
Self Improvement
Pengertian Tidur, Manfaat Tidur, Serta Hubungan Antara Tidur dan Kinerja
-
Leadership
Budaya Organisasi: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Karakteristiknya
-
Leadership
Etika Bisnis: Definisi, Tujuan, Contoh dan Manfaatnya dalam Perusahaan
-
Self Improvement
Pengertian Hutang dan 8 Cara Mengelola Hutang secara Efektif
-
Self Improvement
Pengertian Kartu Kredit dan 20 Cara Menggunakannya Secara Efektif
-
Self Improvement
Kerja Online: Pengertian, Manfaat dan Contoh Kerja Online
-
Self Improvement
Kerja Sampingan: Definisi, Manfaat dan Mengapa Ini Penting untuk Karyawan?
-
Leadership
Integritas: Pengertian, Contoh, Kebiasaan dan Cara Membentuknya
-
Enterpreneurship
Usaha Rumahan: Definisi, Kelebihan dan Kekurangan, serta Hal yang Perlu Disiapkan
-
Enterpreneurship
10 Pertimbangan Sebelum Membeli Bisnis Waralaba
-
Self Improvement
Manajemen Keuangan, Manfaat dan Tips Manajemen Keuangan untuk Karyawan
-
Leadership
Pengertian Manajemen, Tujuan Manajemen dan Keterampilan Manajemen
-
Generation Millenials & Z
Generasi Milenial, Fakta Generasi Milenial dan Tantangan Generasi Milenial
-
Mindset
Pengertian dan Manfaat Positive Thinking, serta Bagaimana Ini dapat Mengubah Hidup Kita?
-
Marketing & Sales
Negosiasi, Ciri-Ciri Negosiasi dan Contoh Negosiasi
-
Communication
Apa Saja Unsur-Unsur Komunikasi yang Perlu Kita Ketahui?
-
Leadership
Pengertian Fungsi Kepemimpinan dan 15 Fungsi Kepemimpinan
-
Communication
Pengertian Komunikasi secara Umum dan Tujuan Komunikasi
-
Self Improvement
Apa Itu Tujuan Hidup dan Bagaimana Mencari Tujuan Hidup?
-
Motivation
6 Langkah Utama untuk Tetap Mempertahankan Motivasi Hidup
-
Innovation
Pengertian Inovasi, Manfaat Inovasi, Tujuan Inovasi dan 5 Mitos Inovasi