
Self Improvement
Perbedaan Empati dan Simpati
By STUDiLMU Editor
Seringkali kita tertukar antara empati dan simpati, bahkan kita sering salah dalam mengartikannya. Apakah pembaca Career Advice juga pernah merasa terkecoh dengan dua kata di atas? Jika “ya”, it’s oke kok. Artikel ini akan membantu kita dalam membedakan antara empati dan simpati. Secara definisi, tentunya kedua kata tersebut memiliki perbedaan. Simpati menggambarkan perasaan belas kasih dan belas kasihan yang mungkin kita miliki atas penderitaan atau kesusahan orang lain. Sedangkan empati adalah perasaan yang memungkinkan kita untuk menempatkan diri kita pada posisi mereka yang menderita dan berbagi langsung dalam kesedihan mereka.
Nah, persamaannya adalah kedua kata tersebut berhubungan dengan emosi yang sama dan juga berasal dari istilah Yunani, yaitu pathos yang artinya sesuatu yang berhubungan dengan penderitaan dan perasaan.
Sebelum kita membahas lebih dalam tentang perbedaan antara empati dan simpati, ini akan menjadi lebih mudah jika kita membahasnya dalam skenario yang nyata. Mari kita ambil dua kejadian nyata yang terjadi di Indonesia. Apakah rekan-rekan Career Advice masih ingat dengan beberapa kejadian buruk yang terjadi kepada para pendidik di Indonesia yaitu, beberapa guru di sekolah yang dipukul atau dianiaya oleh muridnya sendiri? Dan apakah rekan pembaca masih ingat bagaimana pilunya bencana alam tsunami yang terjadi di Banten? Sebagai sesama warga Negara Indonesia, pastinya kita memiliki rasa kasihan yang sama, bukan? semua orang turut sedih dan berduka cita akan hal ini.
Orang-orang memberikan simpatinya kepada para korban tsunami dan para pendidik yang dianiaya oleh muridnya dengan menulis status di media sosial atau hal-hal lain yang menunjukkan kesedihan mereka. Sedangkan, sebagian lainnya memilih untuk memposisikan diri mereka di dalam ‘sepatu’ para korban. Tidak hanya mengucapkan rasa belasungkawa, mereka juga melakukan sesuatu yang lebih untuk para korban, karena mereka merasa hal tersebut terjadi juga kepada diri mereka.
Misalnya, mereka menjadi relawan dan mencoba untuk mengobati rasa trauma pada para anak kecil yang menjadi korban, atau memberikan semangat yang lebih kepada guru yang dianiaya oleh pelajarnya. Dalam hal ini, mereka benar-benar membenamkan diri mereka kepada apa yang terjadi dan apa yang dirasakan oleh orang lain.
Simpati dan empati memang memiliki perbedaan, namun keduanya sangat penting untuk membentuk kita menjadi seseorang yang berbelas kasih kepada orang lain. Perlu kita ingat bahwa menjadi empati dan simpati adalah sikap yang sama-sama baik dan terpuji karena dengan memiliki pola pikir yang empati dan simpati dapat memungkinkan kita untuk menjadi orang yang memberikan kenyamanan, serta dukungan yang relevan kepada mereka yang membutuhkan.
Menjadi orang yang berbelas kasih tidak hanya baik untuk lingkungan di tempat kerja, namun juga menjadi poin yang lebih untuk menjalani kehidupan di lingkungan luar kantor.
Lantas, bagaimana caranya agar kita bisa menjadi orang yang berbelas kasih? Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kita terapkan.
1. Menjadi Pendengar yang Baik
Langkah utama untuk menjadi orang yang penyayang atau berbelas kasih adalah memiliki kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik. Setiap orang pasti mempunyai masalah, baik masalah kecil atau besar. Dan sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa kehadiran manusia lainnya. Mereka akan lebih bahagia jika orang lain bersedia mendengarkan keluh kesah mereka. Menjadi pendengar yang baik sangat penting bagi tindakan simpati dan empati, karena dengan mendengarkan akan memungkinkan kita untuk merespon dengan cara yang paling relevan dan baik.
2. Tidak Cepat Menghakimi
Untuk menjadi orang yang berbelas kasih dan bersikap empati juga simpati, ini hal yang gampang-gampang susah. Saat kita mencoba menjadi pendengar yang baik seperti yang disarankan pada poin sebelumnya, seringkali kita berpikir hal-hal yang negatif terhadap orang-orang tersebut. Sebagai contoh, rekan kerja kita bercerita bahwa dia bercerai dengan suaminya. Tanpa mendengar lebih lanjut, otak kita langsung berpikir “jelas saja dia dan suaminya bercerai. Bagaimana tidak? Dia terlalu cinta dengan pekerjaannya. Mungkin itu alasan suaminya ingin bercerai, karena dia tidak punya waktu lebih untuk pasangannya”. Dalam hal ini, kita tidak boleh cepat menghakimi orang lain dan fokus pada sisi positif yang mereka miliki, sehingga kita dapat lebih mudah untuk bersimpati dan berempati.
3. Bersabar
Saat orang lain merasa nyaman untuk menceritakan masalah dan keluh kesah yang mereka hadapi kepada kita, ini menandakan bahwa mereka dapat terbuka dengan kita. Nah, saat orang-orang ini memiliki masalah, mungkin mereka tidak akan berhenti untuk menceritakan segala hal kepada kita. Mungkin kita bisa mendengarkan cerita mereka sampai tiga jam atau mungkin lebih. Memang ini cukup melelahkan, namun ini adalah sikap yang sangat baik untuk kita terapkan di lingkungan kantor dan luar kantor. Untuk menghadapinya, kita perlu memiliki kesabaran yang tinggi dalam mendengarkan cerita-cerita mereka.
Dan, tentunya ini akan membutuhkan pandangan yang tanpa pamrih, dan perlu menempatkan kebutuhan mereka di atas kebutuhan kita sendiri.
4. Tanggapi dengan Perasaan dan Kata-kata yang Positif
Respon. Setelah mereka menceritakan masalah yang dihadapi atau setelah kita tahu bahwa orang lain sedang merasa kesulitan dan kesedihan, penting untuk kita merespon dengan kata-kata yang baik dengan penuh perasaan yang tulus. Kata-kata yang positif saja tidak akan cukup tanpa perasaan tulus yang benar-benar mengartikan bahwa kita peduli dan merasakan kesedihan mereka.
Jika kita berusaha ingin menjadi orang yang penyayang dan berbelas kasih, kira-kira manfaat apa yang akan kita dapatkan? Menjadi seorang yang penyayang dan berbelas kasih memiliki beberapa manfaat ilmiah dan psikologis seperti berikut ini:
1. Dapat Memotivasi Diri dan Orang Lain
Saat kita mencoba mendengarkan keluh kesah yang dihadapi orang lain dan mencoba untuk memberikan solusi kepada mereka, secara tidak langsung kita juga sedang menasihati diri kita sendiri, apabila hal yang sama terjadi pada diri kita di masa depan, maka kita tahu apa solusi yang terbaik. Jadi, ini bukan hanya memotivasi orang lain untuk bangkit dari kesedihan, namun juga memotivasi diri sendiri.
2. Dapat Menebarkan Kebaikan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sikap empati dan simpati adalah sikap yang terpuji. Ini dapat memberikan kebaikan pada orang lain, bukan hanya motivasi. Namun, orang lain akan terinspirasi dari kita untuk melakukan kebaikan yang sama.
3. Dapat Membantu Kesulitan Orang Lain
Faktanya, seseorang yang sedang menghadapi keadaan yang menyusahkan akan sulit untuk berpikir dengan jernih. Jadi, dengan memberikan rasa empati atau simpati, kita dapat membantu mereka keluar dari segala kegalauan dan kegundahan, sehingga mereka bisa berpikir dengan lebih baik.
4. Itu Membuat Kita Lebih Menarik bagi Orang Lain
Tidak dapat disangkal bahwa menjadi seorang yang penyayang dan berbelas kasih dapat membuat diri kita menjadi lebih menarik bagi orang lain. Penelitian tentang bagaimana seseorang mencari pasangan hidup menunjukkan bahwa pria dan wanita menempatkan kebaikan sebagai salah satu kualitas terpenting yang mereka cari dalam diri pasangan. Faktor ‘kebaikan’ menjadi hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan karena fitrah manusia yang selalu ingin dicintai dan dijaga setiap saat.
Featured Career Advice
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table
-
E-learning
Tipe-tipe Kecerdasan Manusia
-
E-learning
Meningkatkan Daya Ingat
-
E-learning
Menciptakan Suasana yang Nyaman dalam Belajar
-
E-learning
Meningkatkan Kecepatan Belajar dengan Meningkatkan Fokus
-
E-learning
Musik Memperkuat Konsentrasi dan Fokus
-
E-learning
Pentingnya Mindset untuk Membangun Sukses
-
Tips of Management
Memahami Supply Chain Management
-
Communication
Presentasi Dengan Menggunakan Teknik Storytelling
-
Communication
Fungsi dan Manfaat dari Storytelling dalam Komunikasi
-
Communication
Apa Itu Storytelling
-
E-learning
Mengenal Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
-
Tips of Management
7 Langkah Mudah Membuat Mind Map
-
Tips of Management
Mengenal Jenis-Jenis Mind Map
-
Tips of Management
Permudah Pekerjaan Anda dengan Mind Map
-
E-learning
Etika di dalam Kegiatan Belajar-mengajar Melalui Zoom yang Harus Anda Ketahui!
-
E-learning
Fitur-fitur Zoom untuk Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik!
-
Generation Millenials & Z
Membuat Lingkungan Kerja yang Baik untuk Generasi Millenial dan Gen Z
-
Generation Millenials & Z
Berbagai Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menciptakan Keceriaan Lintas Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menghadapi Generation Gap di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Menghadapi Tipe Orang Negatif di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Mengenal Tipe Orang yang Sulit, Si Tank.
-
Emotional Intelligence
Tips Menghadapi Tipe Orang yang Sulit
-
Happiness
Kekuatan Membantu Sesama dan Bersedekah dalam Dunia Bisnis
-
Self Improvement
Manfaat Koneksi Sosial Dalam Dunia Kerja
-
Self Improvement
Pikiran Positif dan Tingkat Stres
-
Self Improvement
Optimisme, Melihat Hal Baik di Berbagai Kendala
-
Teamwork & Collaboration
Membangun Koneksi dengan Rekan Kerja
-
Self Improvement
Meningkatkan Toleransi Terhadap Stres
-
Self Improvement
Memiliki Ketangguhan Hidup (Resiliensi)
-
Productivity
Kegiatan Sosial Secara Online yang Seru!
-
Tips of Management
Metode Stratifikasi, Cara Mudah untuk Mengklasifikasikan Berbagai Data
-
Tips of Management
Mengenal PICA (Problem Identification and Corrective Action) dalam Pemecahan Masalah
-
Tips of Management
Mengenal Diagram Pareto
-
Customer Service
Pentingnya menjaga Hubungan Baik dengan Pelanggan
-
Customer Service
Meningkatkan Loyalitas Pelanggan dengan Service Excellent
-
Customer Service
Cara untuk Memahami Kebutuhan Pelanggan
-
Customer Service
Cara Terbaik untuk Menangani Keluhan Pelanggan
-
Customer Service
Pentingnya Seorang Customer Service Dapat Mematuhi Penjanjian Dengan Pelanggan
-
Marketing & Sales
Mengenal Aktivitas dan Fungsi Tenaga Penjual Ritel
-
Teamwork & Collaboration
Mendesain Proses Hiring yang Berbeda
-
Leadership
Memimpin Secara Virtual
-
Tips of Management
Investasi yang Sebaiknya Dimiliki Oleh Karyawan
-
Emotional Intelligence
Mindfulness Dalam Kerja
-
Teamwork & Collaboration
Melakukan Kolaborasi Secara Virtual
-
Marketing & Sales
Fitur Live Streaming Sebagai Strategi Sosial Media Marketing
-
Productivity
Aktivitas untuk Mengatasi Kebosanan di Kantor
-
Leadership
Melakukan Delegasi Dalam Bekerja
-
Leadership
Perbedaan Bos dan Leader
-
Enterpreneurship
Mengenal dan Membuat Laporan Keuangan Sederhana
-
Enterpreneurship
Mengenal 6 Tipe Pelanggan Sulit
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu
-
Happiness
Quality Time dengan Pasangan yang Sibuk Bekerja? Bisa!
-
Productivity
Time Blocking, Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Waktu
-
Productivity
Work From Home, Mengenal Budaya Kerja Baru
-
Tips of Management
Perencanaan Kerja di Tahun yang Baru