×
STUDILMU Career Advice - Mengijinkan Diri Untuk Berubah
Self Improvement

Mengijinkan Diri Untuk Berubah

STUDILMU Users By STUDiLMU Editor

 

Dalam 360° assessment yang Joseph Folkman lakukan dengan lebih dari 50.000 leader, para leader diminta mengurutkan tingkat kepentingan dari 16 kompetensi. Pada tiap tingkatan, para leader ini menempatkan “Pengembangan diri sendiri” di urutan terakhir.  Padahal pengembangan diri sendiri adalah pintu gerbang menuju pengembangan setiap kompetensi, dan ini tidak boleh diabaikan.

Pengembangan diri masih memiliki benang merah dengan mawas diri. Karena hanya dengan mawas diri kita akan mau melakukan pengembangan diri. Dengan menganalisa dan mengamati para leader yang berada di presentil ke-90 dan ke-10 pada efektifitas kompetensi ini, Joseph Folkman menemukan enam alasan mengapa orang gagal pada pengembangan diri sendiri:

  1. Mereka tidak tahu caranya mendengarkan
  2. Mereka tidak terbuka pada gagasan orang lain
  3. Mereka tidak jujur kepada diri sendiri
  4. Mereka tidak meluangkan waktu untuk mengembangkan orang lain
  5. Mereka tidak mengambil inisiatif

Hasil assessment ini mungkin mengingatkan Anda pada beberapa sosok yang Anda kenal sulit untuk berubah, namun lebih sering mampu memberi nasehat panjang lebar tentang bagaimana orang lain harusnya berubah dan memperbaiki diri. Dan alasan-alasannya tentu membuat kita manggut-manggut mengerti, mengapa orang-orang tersebut menguji kesabaran kita untuk menunggu mereka berubah.

Misalnya poin pertama dan ke dua, bagaimana orang yang tidak berkembang tidak tahu caranya mendengarkan (atau jangan-jangan sengaja tidak mendengarkan?) dan tidak terbuka pada gagasan orang lain. Tambahkan poin pendukung ke tiga, dimana mereka memutuskan tutup mata – tutup telinga – tutup hati, terhadap masukan orang lain. Sehingga polanya adalah sebagai berikut: tidak jujur mengakui hal yang perlu diperbaiki dalam dirinya, menutup diri dari gagasan orang lain, sehingga saat orang lain memberi masukkan ia tidak tahu bagaimana caranya mendengarkan – hanya mendengar secara selektif (bahkan sangat mungkin memang memutuskan untuk mengabaikan).

Seberapa berbahaya hal ini? Jika Anda memiliki pengalaman pribadi menghadapi sosok seperti ini, tentu Anda merasakan efeknya. Anda bisa menyebutkan hal-hal apa yang terpengaruh, misalnya penghargaan pribadi, hingga engagement dari anggota tim lain dengan mereka. Masalahnya adalah, bagaimana jika justru Anda sendiri lah si sosok yang sulit move on tersebut? Sulit move on dari sosok Anda yang lama, yang butuh pembaharuan. Mari kita kembali pada hasil assessment tersebut.

Pengembangan diri sendiri adalah hal paling akhir yang dianggap penting oleh responden. Dengan kata lain, dianggap paling tidak penting.  Bagaimana dengan pendapat Anda? Silahkan coba mendaftar apa manfaat pengembangan diri, untuk diri Anda sendiri hingga pencapaian karir.setelah itu, tanyakan satu hal sederhana, misalnya terkait karir. Jika peningkatan karir penting bagi Anda, coba renungkan hal ini. Jika untuk dianggap layak menjadi kandidat jajaran manajemen dalam karir adalah dengan memiliki kompetensi lebih dibandingkan orang lain, maka tidakkah Anda ingin masuk ke dalam daftar kandidat itu? Jika jawaban Anda “Ya”, maka apa yang perlu Anda ubah atau tingkatkan?

Tidak begitu sulit. Dengan mulai langkah sederhana awal untuk jujur kepada diri sendiri, kita sudah memulai perubahan. Sudah waktunya move on.

 

Banyak sekali orang yang memiliki ide bagaimana orang lain harus berubah. Tetapi sedikit sekali orang yang memiliki ide bagaimana dirinya sendiri harus berubah.

- Leo Tolstoy

Featured Career Advice