
Leadership
Mengatasi Rasa Takut Akan Evaluasi Pelatihan
By STUDiLMU Editor
Pagi ini, ada email masuk yang mengatakan bahwa di tahun 2019 hingga kedepannya, sebelum mengirimkan peserta dalam program pelatihan, harus ada business case dan laporan evaluasi pelatihan. Perusahaan ingin melihat sejauh mana pelatihan tersebut berdampak bagi peran dan fungsi dalam organisasi. Apa yang rekan pembaca rasakan? Kita pasti merasa bingung dan takut. Kita tidak mengetahui bagaimana menghadapi evaluasi pelatihan dan menunjukkan nilai-nilai yang dihasilkan dari pelatihan terhadap keberlangsungan organisasi. Berikut adalah 4 tips membangun pengetahuan kita tentang evaluasi pelatihan.
1. Ketahui hasil yang diharapkan.
Pemimpin membutuhkan sebuah business case sebelum mengirimkan peserta mengikuti pelatihan karena ia ingin melihat seberapa penting pelatihan tersebut dibutuhkan. Manajemen ingin melihat apakah pelatihan tersebut akan memiliki dampak bagi tujuan organisasi. Jadi, kita harus mengetahui sudut pandang yang dimiliki oleh manajemen. Kebutuhan apa yang dimiliki oleh manajemen sehingga mereka mengirim peserta untuk mengikuti sebuah pelatihan? Ketahuilah bahwa peserta yang mengikuti pelatihan harus mampu memberikan kontribusi bagi perusahaan dengan melakukan peningkatan kinerja.
Kirkpatrick memiliki 4 level yang dapat menggambarkan situasi ini:
- Level 4: Hasil. Tingkatan dimana ilmu yang didapat dari pelatihan dapat memberikan hasil yang diharapkan dan berpengaruh pada kesuksesan organisasi.
- Level 3: Perilaku. Tingkatan dimana peserta dapat menerapkan pelajaran yang diperoleh saat pelatihan ke dalam kehidupan kerja yang nyata.
- Level 2: Pembelajaran. Tingkatan dimana peserta memperoleh pengetahuan, keterampilan, kepercayaan diri dan komitmen berdasarkan keterlibatannya di pelatihan.
- Level 1: Reaksi. Tingkatan dimana peserta menemukan bahwa pelatihan yang diikuti adalah program yang menyenangkan, sesuai dan memberikan pengaruh bagi pekerjaan yang dimiliki.
Untuk menemukan kebutuhan pelatihan yang dimiliki, kita dapat menggunakan empat pertanyaan berikut ini:
- Jelaskan bagaimana (topik pelatihan) akan berfungsi dan memberikan pengaruh bagi bisnis yang dijalankan. Bagaimana hal itu dapat memberikan hasil yang berbeda dari hasil yang dimiliki saat ini?
- Perilaku apa yang menyebabkan perusahaan memiliki hasil yang buruk? Perilaku seperti apa yang diharapkan dapat ditunjukkan oleh para peserta setelah mereka selesai mengikuti pelatihan?
- Apa yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa setiap peserta pelatihan benar-benar mampu menerapkan ilmu yang didapat?
Pemimpin organisasi akan lebih fokus pada level 3 dan 4. Jadi, kita harus memperhatikan hasil laporan evaluasi pada area tersebut.
Kita juga harus menerima umpan balik yang diberikan oleh peserta tentang seberapa besar manfaat yang didapat dari pelatihan tersebut dan apa yang dirasakan setelah mengikuti pelatihan (level 2 dan 1). Buatlah draft sederhana yang berisi urutan informasi yang paling bermanfaat bagi kita. Gunakan draft tersebut sebagai panduan dalam mengadakan evaluasi.
2. Buatlah alat evaluasi pendukung.
Ketika kita memiliki informasi yang jelas tentang apa yang dibutuhkan dalam setiap level, buatlah alat evaluasi sama seperti membuat program pelatihan. Bukti yang dapat menunjukkan kesuksesan pelatihan yang diikuti adalah kombinasi antara data numerik dan data pendukung lainnya. Pada umumnya, alat pengukur dan data untuk level 4 telah tersedia. Matriks yang digunakan dalam business case yang diajukan merupakan matriks yang juga digunakan pihak manajemen untuk mengukur kesuksesan sebuah program pelatihan. Temukan akses masuk ke penjualan, pengeluaran, retensi pelanggan dan laporan lainnya yang berkaitan. Begitu juga untuk data pada level 3. Kita dapat menggunakan laporan produksi, customer service log dan dokumen lainnya. Gunakan juga survei atau beberapa pertanyaan sebagai data pendukung. Buatlah alat pelatihan yang dapat membantu peserta menyelesaikan pekerjaan, misalnya, reference sheets atau checklists. Buatlah titik temu untuk mengevaluasi level 2 dan level 1 menggunakan teknik evaluasi formatif, seperti pulse checks, metode teach-backs, latihan kelompok dan permainan yang kompetitif. Kita tidak perlu membuat banyak pertanyaan untuk mendapatkan data tentang kepuasan peserta setelah mengikuti pelatihan, cukup satu atau dua pertanyaan saja.
3. Mengevaluasi data dan menyesuaikan rencana seiring berjalannya waktu.
Untuk memaksimalkan hasil yang didapat dari sebuah pelatihan, kita dapat menggunakan data evaluasi formatif untuk menentukan perubahan yang tiba-tiba yang diperlukan saat program pelatihan diadakan, misalnya mengadakan sesi pemetaan ide (brainstorming). Saat di awal membuat rencana, kita tidak memasukkan kegiatan ini di dalam program pelatihan. Disini, para peserta diminta untuk bergabung dalam sebuah kelompok dan menghubungkan materi pelatihan dengan pekerjaan yang dimiliki. Peserta dapat memetakan ide yang dimiliki tentang materi pelatihan yang tepat untuk diterapkan dalam pekerjaan masing-masing. Lalu, biarkan setiap kelompok membagikan hasil diskusinya.
Tinjau kembali data evaluasi setelah pelatihan berlalu. Gunakan data ini sebagai umpan balik untuk melihat kesulitan yang dihadapi para peserta. Biarkan manajer dan pihak manajemen lainnya mengetahui kesulitan yang ada dan minta bantuan mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut. Mendorong para lulusan pelatihan untuk membagikan kesuksesan yang berhasil mereka buat dan cara yang mereka lakukan dalam menghadapi tantangan. Pertemuan tim, surat kabar perusahaan, halaman intranet dan media formal atau informal lainnya dapat menjadi wadah untuk membagikan kesuksesan tersebut.
4. Ambil langkah awal.
Hal terpenting yang harus dilakukan adalah mengambil langkah awal. Bagaimana caranya?
- Pilihlah a mission-critical program. (Salah satu program yang paling penting dan kritikal bagi perusahaan)
- Temukan a program champion. (Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi program yang ada)
- Terapkan ide-ide ini.
- Dokumentasikan setiap hal yang berfungsi dan yang tidak berfungsi bagi organisasi.
Seiring berjalannya waktu, kita akan menemukan strategi evaluasi organisasi yang sesuai dengan ekspektasi pemimpin. Sebelum kita mengetahuinya, seluruh penyedia pelatihan haruslah mengadakan evaluasi seiring dijalankannya rencana yang dimiliki. Dengan begitu, setiap tim yang mengikuti pelatihan akan memberikan dampak besar bagi organisasi.
Featured Career Advice
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table
-
E-learning
Tipe-tipe Kecerdasan Manusia
-
E-learning
Meningkatkan Daya Ingat
-
E-learning
Menciptakan Suasana yang Nyaman dalam Belajar
-
E-learning
Meningkatkan Kecepatan Belajar dengan Meningkatkan Fokus
-
E-learning
Musik Memperkuat Konsentrasi dan Fokus
-
E-learning
Pentingnya Mindset untuk Membangun Sukses
-
Tips of Management
Memahami Supply Chain Management
-
Communication
Presentasi Dengan Menggunakan Teknik Storytelling
-
Communication
Fungsi dan Manfaat dari Storytelling dalam Komunikasi
-
Communication
Apa Itu Storytelling
-
E-learning
Mengenal Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
-
Tips of Management
7 Langkah Mudah Membuat Mind Map
-
Tips of Management
Mengenal Jenis-Jenis Mind Map
-
Tips of Management
Permudah Pekerjaan Anda dengan Mind Map
-
E-learning
Etika di dalam Kegiatan Belajar-mengajar Melalui Zoom yang Harus Anda Ketahui!
-
E-learning
Fitur-fitur Zoom untuk Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik!
-
Generation Millenials & Z
Membuat Lingkungan Kerja yang Baik untuk Generasi Millenial dan Gen Z
-
Generation Millenials & Z
Berbagai Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menciptakan Keceriaan Lintas Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menghadapi Generation Gap di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Menghadapi Tipe Orang Negatif di Lingkungan Kerja