
Leadership
Keterbukaan Pemimpin
By Berny Gomulya
Ketika Barack Obama lulus dari Universitas Columbia tahun 1983, sebenarnya ia dapat melakukan banyak hal lain. Tawaran-tawaran yang ada sangat menarik. Salah satu dari tawaran itu adalah pekerjaan di Wall Street yang bisa membuatnya menjadi kaya raya. Namun, Obama memiliki mimpi dan cita-citanya sendiri. Ia ingin menjadi seorang community organizer (Pengelola komunitas) untuk orang-orang yang memiliki penghasilan rendah di lingkungan sekitarnya. Semua orang mengejeknya. Bahkan seorang sahabatnya mengatakan, “Kamu sedang membuang-buang waktu. Kamu tidak bisa mengubah dunia dan orang-orang tidak akan menghargai apa yang kamu lakukan.”
Tetapi Obama tidak mendengarkan mereka. Ia terus melanjutkan suara yang ada di dalam hatinya, yaitu menjadi seorang community organizer. ”Don't let people talk you into doing the safe thing. Listen to what's inside of you and decide what it is that you care about so much that you're willing to risk it all. Challenge yourself. Take some risks in your life,” begitu kata Obama pada suatu kesempatan berpidato di hadapan mahasiswa Universitas Northwerstern.
Pekerjaan sebagai seorang community organizer itulah yang membawanya menjadi orang ketiga Senator berkulit hitam selama sejarah Amerika. Dan dari situlah jalan terbuka baginya menuju ke gedung putih, menjadi Presiden Amerika pertama yang berkulit hitam. Obama dilantik sebagai Presiden ke-44 Amerika Serikat pada Selasa, 20 Januari 2009 di Washington DC. Barack Obama bilang: “Challenge yourself. Take some risks in your life!”
Melalui langkah-langkah perubahan yang dijalankannya, Obama tampak sangat meyakini bahwa keberhasilan kepemimpinan sangat ditentukan oleh kemampuan menyentuh hidup banyak orang. Obama terlihat sangat terampil dalam membangun hubungan dengan banyak orang. Ia presiden pertama AS yang sangat terbuka. Meskipun menempati posisi tertinggi di negara adidaya, Obama tidak mengisolasi dirinya dengan berbagai proteksi keamanan dan peraturan protokoler. Malahan Obama memudahkan akses untuk semua orang menghubungi dirinya.
Usahanya untuk selalu dekat dengan pemilihnya sudah dimulai sejak kampanye. Langkah smart Obama ketika awal berkampanye adalah memilih Chris Hughes (salah satu pendiri Facebook dengan julukan “online organizing guru”) untuk menjadi juru kampanye di dunia maya, khususnya kampanye melalui media social network. Pada saat itu, Obama hadir langsung di situs-situs jejaring sosial untuk berdialog, dan menggambarkan aktivitasnya secara transparan kepada para voters. Singkatnya, salah satu faktor kemenangan Obama sebagai Presiden Amerika kulit hitam pertama adalah karena dia berdialog langsung secara online kepada para pemilih, tanpa jarak.
Seorang mantan Presiden Amerika, James A. Garfield, pernah berkata, “Presiden adalah orang terakhir di dunia ini yang tahu apa yang dipikirkan dan diinginkan rakyat.” Belajar dari itulah barangkali mengapa Obama memiliki gaya kepemimpinan yang ingin selalu connect dengan orang-orang. Pendekatan Obama ini sangat berbeda dengan beberapa pemimpin yang ada di sekitar kita. Ketika banyak CEO, Director, Manager, dan Leader mencoba menjaga jarak dengan bawahan atau pengikutnya. Generasi sekarang biasa menyebutnya “ja-im” atau ”jaga image”, Obama bahkan ingin selalu berhubungan dengan orang-orang. Usaha keras Obama untuk mempertahankan BB memberikan pelajaran Leadership bagus bagi kita semua, yaitu tetaplah berhubungan dengan orang-orang yang Anda layani – customer, bos, bawahan, dan rekan-rekan kerja Anda. Punyailah kebiasaan mendengarkan atasan, bawahan, dan rekan Anda; kunjungi customer Anda; dan hadirilah acara-acara yang melibatkan karyawan-karyawan Anda.
Obama bilang, ”Saya ingin mendapatkan masukan. Saya ingin memastikan bahwa orang lain masih bisa menghubungi saya, selain dari orang yang langsung bekerja dengan saya. Saya ingin mereka tetap bisa mengirimi saya informasi tentang apa yang sedang terjadi di Amerika. Dan jika saya sedang melakukan suatu kebodohan, seseorang di Chicago dapat mengirim email ke saya dan bertanya ke saya, “Apa yang sedang Anda lakukan!?” Pemimpin harus lebih bersifat terbuka terhadap masukan, kritik, dan saran. Jika ingin menjadi pemimpin berpengaruh besar, Anda harus semakin piawai dalam membangun hubungan melalui keterbukaan.
Featured Career Advice
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table
-
E-learning
Tipe-tipe Kecerdasan Manusia
-
E-learning
Meningkatkan Daya Ingat
-
E-learning
Menciptakan Suasana yang Nyaman dalam Belajar
-
E-learning
Meningkatkan Kecepatan Belajar dengan Meningkatkan Fokus
-
E-learning
Musik Memperkuat Konsentrasi dan Fokus
-
E-learning
Pentingnya Mindset untuk Membangun Sukses
-
Tips of Management
Memahami Supply Chain Management
-
Communication
Presentasi Dengan Menggunakan Teknik Storytelling
-
Communication
Fungsi dan Manfaat dari Storytelling dalam Komunikasi
-
Communication
Apa Itu Storytelling
-
E-learning
Mengenal Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
-
Tips of Management
7 Langkah Mudah Membuat Mind Map
-
Tips of Management
Mengenal Jenis-Jenis Mind Map
-
Tips of Management
Permudah Pekerjaan Anda dengan Mind Map
-
E-learning
Etika di dalam Kegiatan Belajar-mengajar Melalui Zoom yang Harus Anda Ketahui!
-
E-learning
Fitur-fitur Zoom untuk Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik!
-
Generation Millenials & Z
Membuat Lingkungan Kerja yang Baik untuk Generasi Millenial dan Gen Z
-
Generation Millenials & Z
Berbagai Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menciptakan Keceriaan Lintas Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menghadapi Generation Gap di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Menghadapi Tipe Orang Negatif di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Mengenal Tipe Orang yang Sulit, Si Tank.
-
Emotional Intelligence
Tips Menghadapi Tipe Orang yang Sulit
-
Happiness
Kekuatan Membantu Sesama dan Bersedekah dalam Dunia Bisnis
-
Self Improvement
Manfaat Koneksi Sosial Dalam Dunia Kerja
-
Self Improvement
Pikiran Positif dan Tingkat Stres
-
Self Improvement
Optimisme, Melihat Hal Baik di Berbagai Kendala
-
Teamwork & Collaboration
Membangun Koneksi dengan Rekan Kerja
-
Self Improvement
Meningkatkan Toleransi Terhadap Stres
-
Self Improvement
Memiliki Ketangguhan Hidup (Resiliensi)
-
Productivity
Kegiatan Sosial Secara Online yang Seru!
-
Tips of Management
Metode Stratifikasi, Cara Mudah untuk Mengklasifikasikan Berbagai Data
-
Tips of Management
Mengenal PICA (Problem Identification and Corrective Action) dalam Pemecahan Masalah
-
Tips of Management
Mengenal Diagram Pareto
-
Customer Service
Pentingnya menjaga Hubungan Baik dengan Pelanggan
-
Customer Service
Meningkatkan Loyalitas Pelanggan dengan Service Excellent
-
Customer Service
Cara untuk Memahami Kebutuhan Pelanggan
-
Customer Service
Cara Terbaik untuk Menangani Keluhan Pelanggan
-
Customer Service
Pentingnya Seorang Customer Service Dapat Mematuhi Penjanjian Dengan Pelanggan
-
Marketing & Sales
Mengenal Aktivitas dan Fungsi Tenaga Penjual Ritel
-
Teamwork & Collaboration
Mendesain Proses Hiring yang Berbeda
-
Leadership
Memimpin Secara Virtual
-
Tips of Management
Investasi yang Sebaiknya Dimiliki Oleh Karyawan
-
Emotional Intelligence
Mindfulness Dalam Kerja
-
Teamwork & Collaboration
Melakukan Kolaborasi Secara Virtual
-
Marketing & Sales
Fitur Live Streaming Sebagai Strategi Sosial Media Marketing
-
Productivity
Aktivitas untuk Mengatasi Kebosanan di Kantor
-
Leadership
Melakukan Delegasi Dalam Bekerja
-
Leadership
Perbedaan Bos dan Leader
-
Enterpreneurship
Mengenal dan Membuat Laporan Keuangan Sederhana
-
Enterpreneurship
Mengenal 6 Tipe Pelanggan Sulit
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu
-
Happiness
Quality Time dengan Pasangan yang Sibuk Bekerja? Bisa!
-
Productivity
Time Blocking, Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Waktu
-
Productivity
Work From Home, Mengenal Budaya Kerja Baru
-
Tips of Management
Perencanaan Kerja di Tahun yang Baru