
Self Improvement
3 Cara Menghilangkan Kebiasaan Buruk
By STUDiLMU Editor
Halo rekan pembaca, pernahkah Anda menyadari kebiasaan buruk yang Anda miliki dan berusaha untuk menghilangkannya? Kebiasaan buruk membuat kita hidup dangkal dan menghentikan kita dari hal yang paling potensial yang kita miliki. Dan kita sama-sama tahu bahwa menghilangkan kebiasaan buruk bukanlah suatu hal yang mudah, sekalipun Anda adalah seorang CEO. Begitu juga dengan saya, sangat sulit untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Namun, kali ini saya akan membagikan pengalaman saya dalam menghilangkan kebiasaan buruk selama 2 bulan. Saya berhasil menghilangkan satu kebiasaan buruk dalam 21 hari.
Pada artikel ini saya akan membagikan cara yang saya tempuh dalam menghilangkan kebiasaan buruk. Saya memutuskan untuk menghilangkan satu kebiasaan buruk dalam satu waktu. Salah satu kebiasaan buruk yang saya miliki adalah kesukaan saya mengonsumsi minuman bersoda. Setiap hari dan hampir setiap waktu saya selalu mengonsumsi minuman bersoda. Bisakah rekan pembaca membayangkan bahaya apa yang akan saya dapatkan jika saya tidak menghentikan kebiasaan buruk ini? Oleh karena itu saya memutuskan mengakhiri kebiasaan buruk ini dengan menggunakan cara Ctrl Alt Del (Control, Alternate, Delete).
Apakah yang dimaksud dengan cara itu? Begini penjelasannya.
1. Control: Kuasai Keinginan Sendiri
Bagaimana Anda dapat melakukannya?
- Temukan hal yang memicu Anda.
Kebiasaan buruk seperti mengonsumsi alkohol, merokok dan ngemil terlalu banyak melepaskan dopamin, zat kimia yang membuat otak merasa tenang. Kebiasaan tersebut membuat kita merasa positif dalam suatu waktu tertentu, tetapi tidak berlangsung lama. Dan ini benar.
Anda harus mampu menemukan hal yang memicu Anda melakukan kebiasaan buruk. Ya, ini bukanlah suatu hal yang mudah karena kebiasaan tersebut telah menjadi bagian dari kehidupan Anda dalam kurun waktu yang cukup lama.
- Lakukan refleksi diri.
Untuk membantu Anda menemukan pemicu kebiasaan buruk, cobalah untuk melakukan refleksi diri. Jawablah pertanyaan ini:
Kenyamanan apa yang dihasilkan kebiasaan buruk tersebut?
Mengapa Anda membutuhkan kenyamanan tersebut?
Contohnya, saya selalu mengonsumsi minuman bersoda karena rasanya enak dan menenangkan saya terutama saat saya sedang merasa tertekan. Saat saya memiliki terlalu banyak pekerjaan dan mengalami kelelahan, saya akan membungkuk dan meneguk minuman bersoda. Ya, saya memang tidak pernah berolahraga karena saya merasa bahwa saya telah mengerjakan banyak hal dalam pekerjaan saya, jadi saya rasa saya tidak membutuhkan olahraga.
Jika Anda memesan makanan cepat saji setiap malam pasti Anda beralasan bahwa Anda tidak memiliki waktu untuk memasak. Tetapi mengapa? Apa yang menjadi prioritas Anda?
Mungkin Anda kehilangan rasa cinta terhadap diri sendiri sehingga Anda melupakan betapa pentingnya kesehatan diri Anda. Mungkin juga Anda tidak memiliki cukup waktu untuk berbelanja dan memasak makanan sehat untuk diri sendiri. Atau Anda mungkin merasa bahwa masakan Anda tidak enak.
- Menulis catatan.
Tuliskanlah pemikiran dan perasaan Anda tentang kebiasaan buruk yang Anda miliki. Paksa otak Anda untuk berpikir lebih keras. Ini akan membantu Anda menemukan hal yang menjadi sumber kestresan Anda. Catat dan analisa faktor yang mendorong Anda.
2. Alternate: Temukan Pengganti
Bagaimana Anda dapat melakukannya?
- Temukan kebiasaan alternatif yang lebih baik.
Ketika Anda telah menemukan pemicu kebiasaan buruk, cobalah untuk mencari kebiasaan yang mirip tetapi kebiasaan yang lebih menyehatkan. Saya mengganti minuman bersoda dengan air jeruk lemon, saya meneguknya lalu berjalan dan melakukan peregangan otot setiap satu jam sekali. Saya juga mulai berolahraga di rumah setelah saya pulang dari kantor.
Cobalah untuk berjalan kaki menuju kantor daripada Anda harus mengendarai kendaraan. Atau cobalah untuk berangkat lebih pagi dan menggunakan bus sehingga Anda memiliki kesempatan untuk berjalan kaki. Anda juga dapat mengganti sarapan yang mengandung gula yang tinggi dengan sereal sehat.
Ketika Anda melakukan hal ini, Anda tidak menghilangkan tindakan apapun, Anda hanya menggantinya. Dengan begitu, otak Anda akan mampu menerima kebiasaan baik tersebut dengan mudah.
- Buatlah pertahanan.
Setiap orang pasti memiliki waktu-waktu dimana ia merasa lemah, tidak tahan dan ingin melakukan kebiasaan buruknya lagi. Untuk itu Anda perlu membuat rencana pertahanan yang tepat.
Coba pikirkan hal yang dapat Anda lakukan saat tekanan tersebut datang. Misalnya, jika Anda ingin mengurangi waktu Anda dalam menggunakan ponsel, berikan ponsel itu kepada teman Anda dan biarkan ia menyimpannya atau matikan saja ponselnya. Cobalah untuk menggantinya dengan membaca buku. Jika Anda adalah seorang pemula, temukan teman yang mau melakukan hal yang sama bersama Anda agar Anda tetap konsisten.
Tentukan satu hal yang akan Anda lakukan saat Anda tergoda untuk melakukan kebiasaan buruk lagi. Jika Anda mengulang pertahanan yang positif ini terus-menerus, Anda membuat otak menyadari bahwa hal itu telah menjadi kebiasaan yang baru.
3. Delete: Menghilangkan Godaan
Bagaimana Anda dapat melakukannya?
- Buanglah benda-benda yang mengingatkan Anda pada kebiasaan buruk.
Singkirkanlah apapun yang mengingatkan Anda akan kebiasaan buruk Anda. Saya menghilangkan setiap minuman bersoda yang ada di rumah. Saya juga menukar kursi kerja dengan kursi bulat yang dapat saya gunakan untuk melakukan peregangan otot. Ini lebih memudahkan saya untuk tidak mengingat dan melakukan lagi kebiasaan buruk saat saya tergoda untuk melakukannya.
- Hindari semua godaan.
Jangan lupa juga untuk menghindari tempat atau bahkan orang-orang yang dapat menggoda Anda untuk kembali melakukan kebiasaan buruk. Jangan pergi ke supermarket dengan perut lapar. Ini hanya akan menggoda Anda untuk membeli camilan ‘sampah’. Jangan melewati restoran cepat saji yang dapat menggoda Anda untuk mampir, cari jalur lain. Katakan tidak atas setiap tawaran teman Anda untuk mabuk di akhir pekan.
Tentunya itu semua tergantung pada Anda, cara yang Anda lakukan untuk menghadapi setiap situasi yang menggoda Anda untuk kembali kepada kebiasaan buruk Anda.
Cara Control, Alternate dan Delete ini merupakan cara yang tepat untuk mencegah Anda tergoda kembali pada kebiasaan buruk Anda. Tetapi, psikologi, emosi dan tindakan nyata yang Anda lakukan adalah hal yang dapat membuat cara ini bekerja secara efektif. Anda tidak akan dapat menghilangkan kebiasaan buruk itu jika Anda hanya membaca cara ini saja, mulai dan lakukan.
Anda memerlukan pengulangan dan konsistensi untuk mengubahnya. Jadi kebiasaan buruk apa yang ingin rekan pembaca hilangkan? Ambil waktu untuk memikirkannya dan mulailah cara ini. Tetap semangat dan jangan menyerah dalam mencapai kepositifan dalam hidup Anda ya, rekan pembaca Career Advice.
Featured Career Advice
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table
-
E-learning
Tipe-tipe Kecerdasan Manusia
-
E-learning
Meningkatkan Daya Ingat
-
E-learning
Menciptakan Suasana yang Nyaman dalam Belajar
-
E-learning
Meningkatkan Kecepatan Belajar dengan Meningkatkan Fokus
-
E-learning
Musik Memperkuat Konsentrasi dan Fokus
-
E-learning
Pentingnya Mindset untuk Membangun Sukses
-
Tips of Management
Memahami Supply Chain Management
-
Communication
Presentasi Dengan Menggunakan Teknik Storytelling
-
Communication
Fungsi dan Manfaat dari Storytelling dalam Komunikasi
-
Communication
Apa Itu Storytelling
-
E-learning
Mengenal Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
-
Tips of Management
7 Langkah Mudah Membuat Mind Map
-
Tips of Management
Mengenal Jenis-Jenis Mind Map
-
Tips of Management
Permudah Pekerjaan Anda dengan Mind Map
-
E-learning
Etika di dalam Kegiatan Belajar-mengajar Melalui Zoom yang Harus Anda Ketahui!
-
E-learning
Fitur-fitur Zoom untuk Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik!
-
Generation Millenials & Z
Membuat Lingkungan Kerja yang Baik untuk Generasi Millenial dan Gen Z
-
Generation Millenials & Z
Berbagai Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menciptakan Keceriaan Lintas Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menghadapi Generation Gap di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Menghadapi Tipe Orang Negatif di Lingkungan Kerja