Self Improvement
5 Cara Mencintai Diri Sendiri
By STUDiLMU Editor
Pasti pembaca Career Advice pernah mendengar ungkapan “Cintai diri sendiri sebelum kita mencintai orang lain”. Kami rasa ini adalah fakta dan memang perlu kita terapkan. Seringkali, kesibukan yang kita miliki membuat kita lupa diri untuk mencintai dan menghargai diri sendiri. Tugas-tugas kantor benar-benar menyita waktu kita sehingga, untuk makan tepat waktu saja kita sering lupa. Akibatnya? Kita sering terkena penyakit maag karena selalu telat makan, flu karena tidak cukup istirahat, dan problematika kesehatan lainnya.
Mencintai diri dapat diterapkan melalui perawatan diri. Nah, perawatan diri ini sangat diperlukan untuk kesehatan fisik dan mental kita. Terlalu mencintai pekerjaan memang sangat baik untuk perkembangan karier kita. Sayangnya, memberikan fokus yang terlalu dalam pada karier dan melupakan hal yang lain akan memberikan dampak yang kurang baik untuk kehidupan kita. Misalnya, kesehatan kita akan terganggu, hubungan percintaan bisa kandas, atau hubungan kita dengan orangtua dan keluarga akan semakin merenggang.
Sebenarnya, saat kita merasa sangat tidak mampu untuk memperhatikan diri, itu adalah saat-saat dimana kita paling membutuhkan perawatan untuk diri kita sendiri. Jadi, jangan pernah meremehkan rasa cinta untuk diri kita sendiri, ya.
Apabila rekan-rekan Career Advice sedang menghadapi situasi sulit yang seperti ini, harap bertenang. Berikut ini adalah lima cara yang dapat kita terapkan untuk tetap menjaga dan mencintai diri sendiri, meskipun kesibukan menerpa tiada henti. Yuk, kita simak bersama-sama penjelasan berikut ini.
1. Dahulukan Kebutuhan Pribadi Terlebih Dahulu
Biasanya, orang-orang tua di zaman dahulu saat mendengar kata ‘kebutuhan pribadi’ selalu merujuk kepada pergi ke salon, maskeran, mandi bunga, luluran, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kecantikan. Namun, mendahulukan kebutuhan pribadi disini maksudnya adalah kebutuhan dasar apa yang bisa membuat kita rileks, tenang dan tetap merasa bahagia walaupun tugas kerja selalu datang dan tidak pernah habis.
Baik, di sini kami tidak sedang mengajak rekan-rekan Career Advice untuk bersikap egois, namun kita perlu memenuhi kebutuhan pribadi terlebih dahulu, sebelum kita memerhatikan orang lain.
Coba tanyakan dua pertanyaan ini kepada diri kita sendiri, “kebutuhan apa yang ingin saya penuhi untuk diri saya sendiri?” dan “apa yang paling saya butuhkan dalam hidup saya saat ini?”.
Jangan katakan “duh saya ga ada waktu untuk memikirkan semua itu!” ada atau tidaknya waktu untuk memikirkan hal tersebut sebenarnya tergantung pada diri kita. Apakah kita menganggap bahwa kebutuhan diri sendiri adalah suatu hal yang penting atau tidak. Jika kita benar-benar mencintai diri sendiri, maka setidaknya kita akan memberikan waktu luang untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Dengan bertanya secara jujur kepada diri sendiri, ini dapat mengarahkan kita kepada cara mencintai diri yang lebih baik dan efisien.
2. Menjadwalkan Perawatan Diri
Seperti yang sudah dibahas di poin sebelumnya, kebanyakan orang merasa mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan perawatan diri. Bahkan, untuk menyelesaikan pekerja saja mereka harus berpacu dengan waktu, apalagi untuk melakukan perawatan diri. Hmm, ini terdengar cukup mustahil.
Kembali lagi kami sampaikan, jika kita selalu berpikir seperti, maka kita salah. Sebenarnya, kita sangat memerlukan waktu untuk rileks, walau hanya beberapa menit saja. Selain itu, kita juga perlu memaksakan diri kita untuk membuat jadwal dalam perawatan diri. Tidak perlu dilakukan setiap hari, cukup sedikit waktu namun rutin.
Sebagai contoh, jadwalkan tiga kali selama seminggu untuk pergi ke kelas yoga. Atau, biasakan setiap hari Kamis dan Jum’at untuk pulang kerja lebih awal, sehingga kita bisa tidur dari jam sembilan malam, dan mendapatkan kualitas tidur yang baik.
Tidak hanya itu loh, perawatan diri juga bisa dengan memejamkan mata dan bernapas dalam-dalam selama beberapa menit untuk bersantai, sederhana bukan?
3. Semua Tentang Prioritas
Masih berkaitan dengan poin pertama dan kedua, saat kita merasa bahwa kita tidak memiliki waktu yang cukup untuk memerhatikan diri sendiri, sebenarnya ini tentang prioritas atau bukan. Apabila kita lebih memilih pekerjaan daripada mengambil waktu istirahat selama 10 menit, ini menandakan bahwa kita lebih memprioritaskan pekerjaan daripada beristirahat menenangkan diri sejenak.
Disisi lain, saat kita lebih memilih pergi ke dokter untuk cek kesehatan, dibandingkan mengerjakan proyek tambahan saat akhir pekan, ini mengindikasikan bahwa kesehatan kita jauh lebih penting dari apapun. Proyek tambahan yang kita miliki memang penting, namun itu adalah tugas yang masih bisa kita tunda sementara. Daripada kita memaksakan diri dan malah jatuh sakit. Kita perlu selalu ingat bahwa tidak ada orang yang dapat mencintai diri kita sebaik kita mencintai diri sendiri. Tidak peduli seberapa sibuknya kita, dengan memutuskan itu adalah prioritas, maka akan selalu ada waktu untuk mengerjakannya.
4. Bersikap Tegas Terhadap Batasan yang Kita Miliki
Mungkin rekan-rekan Career Advice sudah pernah membaca artikel-artikel kami sebelumnya bahwa kita harus berani mengatakan ‘tidak’. Dengan mengatakan ‘tidak’, ini bukan berarti kita lari dari tanggung jawab atau selektif terhadap tugas. Namun, ini menandakan bahwa kita memiliki sikap yang tegas terhadap batasan-batasan yang ada.
Menjadi pekerja yang teladan bukan berarti kita harus mengatakan ‘ya’ pada setiap tugas yang ditawarkan. Apalagi jika tugas-tugas yang diberikan di luar tanggung jawab kita. Dalam kata lain, ‘tugas lemparan’ dari orang lain bersedia untuk kita kerjakan. Di satu sisi, mungkin Anda ingin bersikap baik dengan membantu rekan kerja. Namun di sisi lain, ini sama saja seperti tindakan tidak menyayangi diri sendiri. Jadi, kita perlu berpikir dengan matang sebelum berkata “ya” dalam menerima pekerjaan.
5. Sedikit namun Sering
Dalam hal ini, kita tidak perlu melakukan perawatan diri secara banyak dan terus-menerus. Namun, lakukan perawatan diri dengan sedikit namun rutin sudah sangat cukup untuk membahagiakan dan mencintai diri kita sendiri.
Yap, itulah lima cara dalam mencintai diri sendiri meskipun kita memiliki kesibukan yang tiada henti. Segalanya kembali lagi kepada diri kita sendiri. Apakah kita menganggap diri kita adalah orang yang sangat berarti dan perlu diprioritaskan segala kebutuhan dasarnya atau tidak. Selamat mencintai diri sendiri, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Self Improvement
Mengenal Microsoft Excel: Aplikasi Pengolah Data yang Efisien
-
Innovation
Penjadwalan dan Pembuatan Kalender Konten di TikTok
-
Generation Millenials & Z
Alasan Generasi Z Memilih TikTok sebagai Sumber Informasi Utama
-
Self Improvement
Tips Tampil Percaya Diri Tanpa Terlihat Berlebihan di Kantor
-
Self Improvement
Pentingnya Penampilan dan Perawatan Diri di Tempat Kerja
-
Self Improvement
Tips Makeup Ideal Berdasarkan Jenis Kulit Wajah
-
Self Improvement
Tampil Menawan dengan Make Up Sesuai Bentuk Wajah
-
E-learning
Pelatihan Berkualitas, Beragam, dan Mudah dipelajari Bersama STUDiLMU
-
E-learning
Intip STUDiLMU sebagai Lembaga Pelatihan di Prakerja, Yuk!
-
E-learning
Apa Kata Mereka tentang Pelatihan Prakerja di STUDiLMU
-
Tips of Management
Penyebab Gagalnya Onboarding Karyawan
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table
-
E-learning
Tipe-tipe Kecerdasan Manusia
-
E-learning
Meningkatkan Daya Ingat
-
E-learning
Menciptakan Suasana yang Nyaman dalam Belajar
-
E-learning
Meningkatkan Kecepatan Belajar dengan Meningkatkan Fokus
-
E-learning
Musik Memperkuat Konsentrasi dan Fokus
-
E-learning
Pentingnya Mindset untuk Membangun Sukses
-
Tips of Management
Memahami Supply Chain Management
-
Communication
Presentasi Dengan Menggunakan Teknik Storytelling
-
Communication
Fungsi dan Manfaat dari Storytelling dalam Komunikasi
-
Communication
Apa Itu Storytelling