
Self Improvement
15 Cara Mengatur Uang Pensiun Dini
By STUDiLMU Editor
Saya pernah berpikir bahwa saya ingin mengambil keputusan untuk pensiun dini. Berjalan-jalan ke benua Eropa bersama istri dan anak-anak, menikmati hari tua yang menyenangkan tanpa harus bermacet-macetan dengan hiruk pikuk kota Jakarta. Ah, pasti itu sangat menyenangkan sekali, bukan?
Apakah rekan-rekan Career Advice juga pernah berpikir hal yang sama seperti saya? Banyak karyawan yang sangat menyukai ide tentang pensiun dini ini. Sayangnya, mewujudkan kebahagiaan saat mengambil keputusan pensiun dini, tidaklah semudah yang kita bayangkan. Ini memerlukan perencanaan keuangan yang cermat dan matang. Nah, jika pembaca Career Advice benar-benar ingin mengambil keputusan pensiun dini, maka artikel ini dapat menjadi panduan rekan-rekan pembaca dalam mengatur keuangan dengan baik. Berikut adalah 15 cara praktis dalam mempersiapkan diri menuju pensiun dini dan kemandirian finansial.
1. Tulis Rencana Kita, Yuk!
Ada begitu banyak ide yang kita pikirkan di dalam otak. Namun, alangkah lebih baik jika kita mencatatnya. Saat kita mencatat rencana yang ingin kita lakukan, ini bukan hanya menceritakan perencanaan kita ke dalam alam bawah sadar, namun juga menjadikannya motivasi untuk menjalani hari-hari dengan baik.
Tanpa sebuah rencana yang nyata, semua ide-ide cemerlang hanya akan menjadi sebuah mimpi yang mengharapkan keberuntungan atau kehokian.
Mulai sekarang, rekan-rekan Career Advice harus menetapkan bahwa, “saya ingin menjadi seorang pensiun dini yang bahagia. Menikmati hari tua saya tanpa meminta uang kepada orang lain dan tanpa menyusahkan orang-orang di sekitar saya”. Contoh perencanaan keuangan, pada bulan Juni 2019, tabungan masa tua saya harus mencapai 20 juta rupiah.
Kita harus ingat bahwa kesuksesan finansial adalah sebuah pilihan. Setiap keputusan keuangan yang kita buat setiap hari akan menentukan apakah kita akan lebih dekat atau lebih jauh dari tujuan finansial yang kita inginkan.
2. Belajar untuk ‘Melek Finansial’
Dari semua rencana dan ide cemerlang yang kita miliki. Ini akan menjadi omong kosong jika kita mengambil sebuah tindakan tanpa teori atau ilmu pengetahuan yang mendasari tindakan tersebut, bukan?
Sebelum kita melangkah maju mewujudkan segala perencanaan kita, hal yang harus kita lakukan adalah melek finansial. Ada beberapa istilah-istilah perekonomian yang perlu kita pelajari seperti, inflasi yaitu suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, ROI (Return on Investment) yang mana artinya adalah rasio uang yang diperoleh atau hilang pada suatu investasi, dan lain sebagainya. Kita tidak perlu menjadi sarjana ekonomi atau bisnis, tapi setidaknya ‘melek’ atau paham tentang ilmu finansial, sehingga akan semakin mudah dalam mengatur perencanaan keuangan.
3. Jangan Konsumtif dan Hindari Berpura-pura Kaya
Di zaman serba canggih seperti sekarang ini, ada berjuta-juta orang yang terlihat kaya, namun sebenarnya mereka sama sekali bukan orang yang kaya raya. Mereka hanyalah orang-orang yang konsumtif, membeli barang-barang mewah dan mahal dengan mengandalkan kartu kredit mereka, sehingga saat mereka memakainya di depan umum, orang lain akan melabelkan diri mereka sebagai orang kaya.
Menjadi kaya adalah tujuan jangka panjang, sesuatu yang terwujud hanya pada tahap kehidupan selanjutnya. Ini jelas menyiratkan bahwa kita harus meninggalkan kemewahan hari ini jika kita benar-benar ingin mewujudkan kesuksesan finansial dalam jangka panjang.
Bersikap konsumtif tidak akan pernah membuat kita menjadi kaya. Kita harus bijak dalam mengeluarkan setiap koin dan lembaran rupiah dari dompet kita.
4. Jadikan Uang Kita Susah untuk Diambil
Jangan simpan uang kita pada tempat yang mudah untuk diambil. Sebagai contoh, hindari mengambil uang tunai yang berlebihan di ATM dan menyimpannya di dompet. Untuk beberapa orang, hal ini sangatlah bahaya. Uang itu seperti air, dapat mengalir begitu saja. Tanpa kendali yang baik, kita akan sulit mengontrol keuangan yang ada.
Coba deh investasikan uang kita dalam bentuk penyimpanan yang sulit untuk dicairkan. Sebagai contoh, buat deposito di bank atau beli emas batangan yang bisa kita simpan. Sehingga, saat kita membutuhkan uang, kita akan berpikir lebih untuk mencairkannya, “Hmm, kayaknya sayang deh kalau emasnya dijual, tahan dulu deh beli tas barunya”.
5. Mulai Menabung dari Hari Ini, Yuk!
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, menjadi kaya adalah tujuan jangka panjang. Jadi, jika kita ingin memiliki kehidupan masa tua yang bahagia, jangan tunda untuk menabung sedini mungkin.
Kita bisa mulai menabung dari nominal yang kecil sampai yang lumayan besar. Masih ingat kan ungkapan yang sering kita dengar saat masih kecil, “sedikit demi sedikit, lama-lama akan menjadi bukit”. Tidak apa menabung sedikit demi sedikit, asalkan konsisten, dan hasilnya akan kita nikmati di masa depan nanti.
6. Jangan Lupa Tulis Setiap Pengeluaran
Hal ini sering dianggap sepele oleh banyak orang. Apalagi saat kita harus menulis setiap pengeluaran kecil yang hanya sekitar seribu sampai sepuluh ribu. Misalnya, Rp 2000 untuk uang parker motor saat beli kue, tidak Anda cantumkan. Coba bayangkan kalau rekan pembaca beberapa kali pergi ke toko kue dan tidak menulisnya ke dalam anggaran pengeluaran. Hmm, ini akan menimbulkan sebuah kebingungan di akhir bulan. Jadi, akankah lebih baik jika kita menulis setiap pengeluaran kecil maupun besar agar kita juga dapat belajar, apa saja pengeluaran yang masih bisa di ‘rem’ dan yang tidak.
7. Miliki Sumber Pendapatan Pasif
Harga barang semakin lama semakin mahal. Bukan hanya itu, biaya pendidikan dan kesehatan juga semakin menjulang tinggi. Ini menuntut kita untuk memiliki sumber pendapatan lainnya, karena penghasilan yang didapat dari bekerja di kantor mungkin sudah tidak dapat menutupi segala kebutuhan yang ada.
Solusinya adalah memiliki sumber pendapatan pasif. Tidak apa punya mobil mewah seperti Ferrari, Lamborghini,dll. Coba sewakan mobil tersebut menjadi mobil pengantin atau untuk pameran yang berbayar. Tidak apa punya apartemen yang mewah dan bagus, tapi sewakan apartemen tersebut, pasang iklan di situs seperti AirBnB. Punya tanah berlebih? Buat bangunan untuk kontrakan, ini akan jauh lebih bermanfaat untuk finansial kita.
8. Merencanakan Risiko yang Akan Didapatkan
“Semakin tinggi risiko, maka akan semakin tinggi pengembaliannya”. Namun, ini bukan berarti bahwa kita harus berlomba-lomba mencari peluang investasi yang berisiko tinggi, tanpa pemikiran yang matang.
Berdasarkan kesehatan finansial, risiko yang dapat diambil oleh setiap orang akan berbeda-beda. Oleh karena itu, kita perlu mengevaluasi kesehatan keuangan dan kemampuan kita dalam menanggung kerugian. Ini akan memberikan kita gambaran yang jelas tentang risiko yang mampu untuk kita ambil dalam jangka panjang.
9. Jangan Mengotak-atik Jaminan Sosial
Jika pembaca Career Advice memiliki asuransi atau jaminan sosial. Kami menyarankan rekan pembaca untuk tidak mengotak-atiknya, sesulit apapun kondisinya. Tidak peduli seberapa besar atau pentingnya kebutuhan kita, menyentuh jaminan sosial harus selalu menjadi pilihan terakhir.
Idealnya, jaminan sosial digunakan setelah masa pensiun. Semakin lama kita menunggu untuk mengklaim jaminan sosial, maka semakin baik untuk masa pensiun kita nanti.
10. Jaga Kesehatan
Sehat itu mahal. Yap, ungkapan ini sangat benar. Coba kita lihat, ada berapa banyak mobil mewah yang mondar-mandir masuk ke Rumah Sakit karena pemiliknya mengidap penyakit yang lama, sampai bertahun-tahun.
Ini bukan hanya menyakitkan, namun juga dapat menguras tabungan yang sudah kita simpan selama bertahun-tahun. Jadi, yuk sama-sama kita jaga kesehatan mulai dari sekarang, agar memiliki tubuh yang senantiasa sehat.
11. Merencanakan Pajak dengan Sebaik Mungkin
Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, kita perlu menjalankan salah satu kewajiban kita yaitu, membayar pajak. Perencanaan pajak juga akan menjadi relevan setelah pensiun, itulah mengapa kita harus berhati-hati dalam membuat perencanaan investasi, karena semua investasi yang kita miliki juga akan dikenakan pajak.
13. Beli Mobil Bekas Bukanlah Ide yang Buruk
Faktanya, mobil biasanya kehilangan sekitar 20-30% dari nilai (tergantung pada merek dan model) dalam beberapa tahun pertama karena depresiasi. Kami menyarankan pembaca Career Advice untuk membeli mobil bekas saja (tentunya, dengan mesin mobil yang masih bagus). Ini sama sekali bukan ide yang buruk. Bahkan, ini merupakan keputusan yang bijak karena mobil bekas pasti sudah terkena penyusutan.
Jika kita berencana untuk pensiun dini, lebih baik untuk berinvestasi dalam membangun aset daripada membeli liabilitas.
14. Terapkan Aturan 5%
Langkah ini memberitahu kita untuk mengkategorikan 3 pengeluaran paling teratas setiap tahunnya dan kurangi pengeluaran tersebut sebesar 5%.
Caranya, pertama-tama buat 3 kategori pengeluaran teratas, kemudian uraikan pengeluaran dalam kategori tersebut. Ini akan menunjukkan area perbaikan dimana uang dapat disimpan.
Misalnya, jika pengeluaran bulanan kita untuk makan di luar cukup besar dan masuk ke dalam daftar tersebut, maka cobalah mencari tahu alasan untuk tidak keluar. Mungkin dengan membawa bekal makan siang ke kantor, atau membuat aturan ketat untuk makan di luar rumah hanya 2 kali dalam sebulan.
15. Coba Lihat Perkembangannya
Setelah mencoba cara-cara di atas, coba lihat perkembangan yang sudah kita lakukan. Bagaimana kemajuan tabungan, kemajuan investasi dan kemajuan usaha-usaha lainnya yang telah berjalan. Sudah seberapa dekat kita dengan kematangan finansial yang kita inginkan sebagai bekal pensiun dini nantinya. Jika masih ada beberapa hal yang belum berjalan sesuai rencana, yuk segera kita ambil tindakan korektif yang tepat.
Ok rekan-rekan Career Advice, itu dia 15 cara pintar dalam mengatur keuangan kita sehingga kita dapat memiliki kehidupan masa tua yang bahagia. Jika rekan pembaca benar-benar ingin melakukan pensiun dini, jangan tunda untuk menerapkan langkah-langkah di atas, ya. Tetap semangat pembaca Career Advice.
Featured Career Advice
-
Teamwork & Collaboration
Mendesain Proses Hiring yang Berbeda
-
Leadership
Memimpin Secara Virtual
-
Tips of Management
Investasi yang Sebaiknya Dimiliki Oleh Karyawan
-
Emotional Intelligence
Mindfulness Dalam Kerja
-
Teamwork & Collaboration
Melakukan Kolaborasi Secara Virtual
-
Marketing & Sales
Fitur Live Streaming Sebagai Strategi Sosial Media Marketing
-
Productivity
Aktivitas untuk Mengatasi Kebosanan di Kantor
-
Leadership
Melakukan Delegasi Dalam Bekerja
-
Leadership
Perbedaan Bos dan Leader
-
Enterpreneurship
Mengenal dan Membuat Laporan Keuangan Sederhana
-
Enterpreneurship
Mengenal 6 Tipe Pelanggan Sulit
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu
-
Happiness
Quality Time dengan Pasangan yang Sibuk Bekerja? Bisa!
-
Productivity
Time Blocking, Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Waktu
-
Productivity
Work From Home, Mengenal Budaya Kerja Baru
-
Tips of Management
Perencanaan Kerja di Tahun yang Baru
-
Emotional Intelligence
Cara Mengatasi Burnout
-
Enterpreneurship
Mengenal Copyright
-
Tips of Management
Jenis Asuransi yang Diperlukan oleh Pekerja
-
Marketing & Sales
Dari Pengertian Hingga Strategi Digital Marketing
-
Resume & Interviewing
Cara Membuat CV yang Menarik HRD!
-
Productivity
Menerapkan Grit di Tempat Kerja
-
Motivation
Memahami Resesi. Apa Resesi Itu Sebenarnya?
-
Generation Millenials & Z
Kian Minimalis untuk Rumah ala Milenial
-
Self Improvement
Menghadapi Quarter Life Crisis
-
Generation Millenials & Z
Menariknya Kerja di Startup!
-
Tips of Management
Mempersiapkan Dana Darurat untuk Peristiwa Tak Terduga
-
E-learning
Kartu Prakerja dan Pelatihan Online
-
Self Improvement
7 Tips Beradaptasi di Lingkungan Kerja Baru
-
Productivity
Semakin Produktif dengan Makanan Sehat
-
Communication
Komunikasi Bisnis: Verbal & Non-verbal
-
Leadership
Kepemimpinan di Masa Krisis (Leadership in Crisis Time)
-
Generation Millenials & Z
Parenting Gaya Millennials
-
Motivation
3 Tips Never Give Up
-
Motivation
Sumber dan Faktor yang Menghilangkan Gairah Kerja
-
Self Improvement
Bekerja di Luar Passion? Siapa Takut!
-
Self Improvement
Pengertian Tidur, Manfaat Tidur, Serta Hubungan Antara Tidur dan Kinerja
-
Leadership
Budaya Organisasi: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Karakteristiknya
-
Leadership
Etika Bisnis: Definisi, Tujuan, Contoh dan Manfaatnya dalam Perusahaan
-
Self Improvement
Pengertian Hutang dan 8 Cara Mengelola Hutang secara Efektif
-
Self Improvement
Pengertian Kartu Kredit dan 20 Cara Menggunakannya Secara Efektif
-
Self Improvement
Kerja Online: Pengertian, Manfaat dan Contoh Kerja Online
-
Self Improvement
Kerja Sampingan: Definisi, Manfaat dan Mengapa Ini Penting untuk Karyawan?
-
Leadership
Integritas: Pengertian, Contoh, Kebiasaan dan Cara Membentuknya
-
Enterpreneurship
Usaha Rumahan: Definisi, Kelebihan dan Kekurangan, serta Hal yang Perlu Disiapkan
-
Enterpreneurship
10 Pertimbangan Sebelum Membeli Bisnis Waralaba
-
Self Improvement
Manajemen Keuangan, Manfaat dan Tips Manajemen Keuangan untuk Karyawan
-
Leadership
Pengertian Manajemen, Tujuan Manajemen dan Keterampilan Manajemen
-
Generation Millenials & Z
Generasi Milenial, Fakta Generasi Milenial dan Tantangan Generasi Milenial
-
Mindset
Pengertian dan Manfaat Positive Thinking, serta Bagaimana Ini dapat Mengubah Hidup Kita?
-
Marketing & Sales
Negosiasi, Ciri-Ciri Negosiasi dan Contoh Negosiasi
-
Communication
Apa Saja Unsur-Unsur Komunikasi yang Perlu Kita Ketahui?
-
Leadership
Pengertian Fungsi Kepemimpinan dan 15 Fungsi Kepemimpinan
-
Communication
Pengertian Komunikasi secara Umum dan Tujuan Komunikasi
-
Self Improvement
Apa Itu Tujuan Hidup dan Bagaimana Mencari Tujuan Hidup?
-
Motivation
6 Langkah Utama untuk Tetap Mempertahankan Motivasi Hidup
-
Innovation
Pengertian Inovasi, Manfaat Inovasi, Tujuan Inovasi dan 5 Mitos Inovasi