
Communication
Komunikasi dalam Manajemen Stres
By STUDiLMU Editor
Stres bisa datang secara tiba-tiba, tanpa diundang dan tanpa diharapkan. Disisi lain, kita tetap harus melanjutkan kehidupan dengan berkomunikasi dan berinteraksi bersama orang-orang di sekitar kita. Manajemen stres yang baik akan membantu kita dalam berkomunikasi secara tepat dengan orang lain. Meskipun kita sedang berada di bawah tekanan stres yang luar biasa, namun komunikasi dalam manajemen stres akan membantu kita untuk berkomunikasi secara normal. Layaknya, seseorang yang tidak sedang memiliki masalah apapun.
Pada artikel kali ini, rekan-rekan Career Advice akan mendapatkan wawasan baru tentang cara berkomunikasi yang baik ketika sedang merasa stres. Yuk, kita simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
1. Tarik Napas Dalam-dalam dan Tenangkan Diri.
Apabila kita merasa tegang, takut atau khawatir. Cara pertama yang perlu kita lakukan adalah menarik napas secara dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan. Sejak zaman dahulu, menarik napas dalam-dalam telah dipercaya dapat menenangkan hati dan pikiran kita ketika perasaan kalut menghampiri. Begitu juga dengan perasaan stres, kami menyarankan semua rekan-rekan Career Advice untuk menarik napas dalam-dalam ketika rasa stres datang.
Ketika pikiran kita menjadi lebih tenang karena metode ini, otak kita akan berpikir lebih jernih, sehingga segala perkataan yang kita sampaikan kepada orang lain tidak akan menyakiti hati mereka. Seringkali orang yang stres mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Mereka akan menjadi lebih sensitif dan mudah marah. Itulah mengapa kita sering melihat orang yang marah mencoba menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan hati dan pikiran mereka.
2. Fokus pada Tujuan Utama.
Saat stres melanda pikiran kita, biasanya kita akan menjadi seorang yang tidak mood untuk berkomunikasi dengan orang lain. Eits, tapi kita perlu ingat bahwa komunikasi adalah hal yang sangat penting. Jangan sampai karena kita sedang bete, orang-orang di sekitar kita menjadi kena ‘semprot’. Padahal di dalam dunia kerja, komunikasi yang baik dan jelas adalah kunci kesuksesan tim.
Jika kita merasa stres, coba deh untuk fokus pada tujuan utama kita dalam berkomunikasi, terutama dengan rekan-rekan kerja, klien, mitra bisnis, bahkan pada atasan kita di kantor. Fokus pada satu atau dua tujuan terpenting pada setiap percakapan.
Komunikasi yang efektif akan mengarahkan kita pada interaksi yang lebih produktif. Hasilnya, kita tetap bisa berkomunikasi dengan baik tanpa dikontrol oleh rasa stres yang menakutkan. Selalu ingat bahwa rasa marah, frustasi dan sikap apatis hanya akan mengalihkan kita dari tujuan utama berkomunikasi.
3. Tetapkan Tujuan yang Realistis.
Stres memang tidak selalunya hal yang buruk. Buktinya, ada juga stres yang baik. Stres baik dapat melepaskan adrenalin kita dan membantu otak untuk fokus dalam mengejar tujuan yang ingin kita raih. Sayangnya, tujuan yang tidak realistis akan mengubah stres baik menjadi stres yang buruk.
Kita hanya akan mengejar sesuatu yang tidak masuk ke dalam kemampuan diri kita, sehingga kesulitan yang kita hadapi membuat kita semakin stres, stres dan stres. Oleh karena itu, kami menyarankan rekan-rekan Career Advice untuk menetapkan tujuan yang realistis, meskipun kita diperintahkan untuk memiliki mimpi setinggi mungkin.
Sebagai contoh, apabila rekan pembaca memiliki masalah dengan kolega lain, cobalah untuk berdiskusi secara baik-baik untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Tetapkan tujuan yang realistis dalam diskusi yang dilakukan, sehingga stres yang kita rasakan tidak akan mengganggu proses komunikasi.
4. Bicara dengan Seseorang atau Orang Lain.
Mungkin rekan pembaca akan bertanya-tanya, “bagaimana bisa berbicara dengan seseorang atau orang lain, ketika kita sedang merasa stres dan tidak ingin berkomunikasi dengan siapapun?” Yap! mungkin ini kedengarannya berlawanan dengan intuisi kita, namun berbicara dengan orang lain ketika kita merasakan stres akan memberikan dua manfaat yang baik.
Apa saja ya? Pertama, kita dapat melampiaskan rasa frustasi yang kita rasakan dengan menceritakan keluh kesah dan kekhawatiran yang kita rasakan. Ketika ada orang lain yang mau mendengarkan kesedihan kita, maka ketegangan yang kita rasakan akan semakin mereda. Secara tidak langsung, kita akan menjadi lebih tenang dan dapat berpikir lebih jernih. Kedua, mereka yang berbicara dengan kita bisa memberikan nasihat-nasihat yang relevan untuk mengatasi rasa stres yang sedang kita hadapi.
Jadi ketika stres melanda, jangan hindari komunikasi. Namun, dekatkan diri kita untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang kita percaya dapat menjaga rahasia dengan baik.
5. Jangan Malu untuk Tertawa, ya!
Menurut salah satu lembaga penelitian tentang manajemen stres, “tertawa memiliki efek yang lebih hebat daripada senyawa kimia. Dengan tertawa, kita dapat terhubung dengan orang-orang di sekitar kita, mendapatkan dukungan sosial yang baik dan, tentunya menghilangkan stres. Jadi, ketika kita menemukan sesuatu hal yang lucu, jangan ragu untuk tertawa dan melepaskan rasa stres kita melalui canda tawa.
Ketika rasa stres kita sudah semakin berkurang, maka kita dapat melanjutkan komunikasi kita dengan orang lain. Tentunya, tanpa terlihat semrawut dan pusing.
6. Berusaha Mendengarkan Orang Lain.
“Komunikasi yang efektif akan terjadi ketika salah satu orang berbicara, dan yang lainnya mendengarkan dengan seksama” Pernyataan ini membuktikan bahwa mendengarkan adalah kunci sukses untuk meraih komunikasi yang efektif.
Meskipun rasa stres dan frustasi sedang melanda kita, namun tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mendengarkan pendapat dan aspirasi dari orang lain.
Bersikap acuh terhadap apa yang orang lain sampaikan hanya akan membuat permasalahan baru. Hasilnya, kesalahpahaman akan datang di dalam kehidupan kita, sehingga rasa stres yang baru akan bermunculan. Selain itu, orang-orang di sekitar kita juga akan enggan berinteraksi dengan kita.
Jadi, jangan lupa berusaha untuk mendengarkan orang lain, meskipun kita sedang dalam perasaan yang tidak beraturan ya.
7. Tampilkan Bahasa Tubuh yang Positif.
Meskipun kita sedang merasa stres dan frustasi, usahakan untuk tidak menampilkan bahasa tubuh yang negatif. Misalnya, menunduk, tidak melihat mata lawan bicara kita, atau menaikkan dagu seperti sikap menantang seseorang.
Berusahalah untuk menampilkan bahasa tubuh yang positif karena jika kita berhasil menciptakan komunikasi yang efektif, maka stres yang kita rasakan perlahan-lahan akan semakin berkurang.
8. Pintar dalam Membaca Situasi dan Keadaan.
Ketika kondisi yang ada semakin menegangkan, maka kita harus memahami bahwa itu bukan saat yang tepat dalam berbicara hal-hal lain yang berbau sensitif. Kita perlu pintar dalam membaca situasi dan keadaan. Terlebih lagi, jika kondisi kita sedang dalam keadaan frustasi dan stres. Terus berbicara hal-hal yang tidak penting hanya akan memperkeruh suasana.
Itulah cara-cara yang bisa kita terapkan dalam berkomunikasi dan berkaitan dengan manajemen stres. Stres yang kita rasakan di dalam kehidupan perlu diatasi dengan cara yang baik, dan komunikasi kita dengan orang-orang di sekitar juga tetap perlu dilakukan. Jadi, jangan sampai rasa stres menghancurkan komunikasi kita dengan sesama ya. Selamat mencoba rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Teamwork & Collaboration
Mendesain Proses Hiring yang Berbeda
-
Leadership
Memimpin Secara Virtual
-
Tips of Management
Investasi yang Sebaiknya Dimiliki Oleh Karyawan
-
Emotional Intelligence
Mindfulness Dalam Kerja
-
Teamwork & Collaboration
Melakukan Kolaborasi Secara Virtual
-
Marketing & Sales
Fitur Live Streaming Sebagai Strategi Sosial Media Marketing
-
Productivity
Aktivitas untuk Mengatasi Kebosanan di Kantor
-
Leadership
Melakukan Delegasi Dalam Bekerja
-
Leadership
Perbedaan Bos dan Leader
-
Enterpreneurship
Mengenal dan Membuat Laporan Keuangan Sederhana
-
Enterpreneurship
Mengenal 6 Tipe Pelanggan Sulit
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu
-
Happiness
Quality Time dengan Pasangan yang Sibuk Bekerja? Bisa!
-
Productivity
Time Blocking, Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Waktu
-
Productivity
Work From Home, Mengenal Budaya Kerja Baru
-
Tips of Management
Perencanaan Kerja di Tahun yang Baru
-
Emotional Intelligence
Cara Mengatasi Burnout
-
Enterpreneurship
Mengenal Copyright
-
Tips of Management
Jenis Asuransi yang Diperlukan oleh Pekerja
-
Marketing & Sales
Dari Pengertian Hingga Strategi Digital Marketing
-
Resume & Interviewing
Cara Membuat CV yang Menarik HRD!
-
Productivity
Menerapkan Grit di Tempat Kerja
-
Motivation
Memahami Resesi. Apa Resesi Itu Sebenarnya?
-
Generation Millenials & Z
Kian Minimalis untuk Rumah ala Milenial
-
Self Improvement
Menghadapi Quarter Life Crisis
-
Generation Millenials & Z
Menariknya Kerja di Startup!
-
Tips of Management
Mempersiapkan Dana Darurat untuk Peristiwa Tak Terduga
-
E-learning
Kartu Prakerja dan Pelatihan Online
-
Self Improvement
7 Tips Beradaptasi di Lingkungan Kerja Baru
-
Productivity
Semakin Produktif dengan Makanan Sehat
-
Communication
Komunikasi Bisnis: Verbal & Non-verbal
-
Leadership
Kepemimpinan di Masa Krisis (Leadership in Crisis Time)
-
Generation Millenials & Z
Parenting Gaya Millennials
-
Motivation
3 Tips Never Give Up
-
Motivation
Sumber dan Faktor yang Menghilangkan Gairah Kerja
-
Self Improvement
Bekerja di Luar Passion? Siapa Takut!
-
Self Improvement
Pengertian Tidur, Manfaat Tidur, Serta Hubungan Antara Tidur dan Kinerja
-
Leadership
Budaya Organisasi: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Karakteristiknya
-
Leadership
Etika Bisnis: Definisi, Tujuan, Contoh dan Manfaatnya dalam Perusahaan
-
Self Improvement
Pengertian Hutang dan 8 Cara Mengelola Hutang secara Efektif
-
Self Improvement
Pengertian Kartu Kredit dan 20 Cara Menggunakannya Secara Efektif
-
Self Improvement
Kerja Online: Pengertian, Manfaat dan Contoh Kerja Online
-
Self Improvement
Kerja Sampingan: Definisi, Manfaat dan Mengapa Ini Penting untuk Karyawan?
-
Leadership
Integritas: Pengertian, Contoh, Kebiasaan dan Cara Membentuknya
-
Enterpreneurship
Usaha Rumahan: Definisi, Kelebihan dan Kekurangan, serta Hal yang Perlu Disiapkan
-
Enterpreneurship
10 Pertimbangan Sebelum Membeli Bisnis Waralaba
-
Self Improvement
Manajemen Keuangan, Manfaat dan Tips Manajemen Keuangan untuk Karyawan
-
Leadership
Pengertian Manajemen, Tujuan Manajemen dan Keterampilan Manajemen
-
Generation Millenials & Z
Generasi Milenial, Fakta Generasi Milenial dan Tantangan Generasi Milenial
-
Mindset
Pengertian dan Manfaat Positive Thinking, serta Bagaimana Ini dapat Mengubah Hidup Kita?
-
Marketing & Sales
Negosiasi, Ciri-Ciri Negosiasi dan Contoh Negosiasi
-
Communication
Apa Saja Unsur-Unsur Komunikasi yang Perlu Kita Ketahui?
-
Leadership
Pengertian Fungsi Kepemimpinan dan 15 Fungsi Kepemimpinan
-
Communication
Pengertian Komunikasi secara Umum dan Tujuan Komunikasi
-
Self Improvement
Apa Itu Tujuan Hidup dan Bagaimana Mencari Tujuan Hidup?
-
Motivation
6 Langkah Utama untuk Tetap Mempertahankan Motivasi Hidup
-
Innovation
Pengertian Inovasi, Manfaat Inovasi, Tujuan Inovasi dan 5 Mitos Inovasi