
Communication
Ilmu Berkomunikasi dengan 5 Tipe Orang Menyebalkan
By STUDiLMU Editor
Di dalam dunia komunikasi, kita akan berhadapan dengan banyak orang yang memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda. Selama hidup dan berkarier di dunia kerja, kita akan bertemu seseorang yang pemalu, ramah, menyebalkan, tukang gosip, cepat marah, dan lain sebagainya. Jika kita bertemu dengan orang-orang yang sopan santun dan baik dalam berkomunikasi, itu bagus. Namun, kondisinya akan berbeda jika kita harus berhadapan dan berinteraksi dengan orang-orang yang menyebalkan.
Duh, membayangkannya saja rasanya sudah malas. Apalagi harus berkomunikasi dengan mereka setiap hari, kebayang gak rekan-rekan? Mungkin rekan pembaca memiliki satu atau lebih dari rekan-rekan kerja di kantor yang memiliki sifat menyebalkan seperti yang akan kita bahas pada artikel ini. Jadi, pastikan rekan pembaca membaca artikel ini sampai selesai ya! Langsung saja yuk kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Seorang yang Pembual.
Tipe menyebalkan yang pertama, yang mungkin akan kita jumpai atau sudah kita jumpai adalah seorang yang pembual. Seseorang yang pembual ini cenderung suka berbicara banyak, namun tidak ada satupun hal yang dibicarakan akan dilaksanakannya. Intinya, dia hanya membual akan melakukan ini itu, namun hasilnya tidak ada.
Misalnya, “saya akan membantu Anda membuat slide presentasi untuk rapat kerja besok”. Kenyataannya, dia sama sekali tidak membantu apa-apa, bahkan tidak memberikan kabar lanjutan apapun bahwa dia akan membantu rekan kerjanya.
Bertemu, berhadapan, berbicara atau berkomunikasi dengan tipe orang seperti ini akan menjadi momen yang sangat menyebalkan. Bahkan, kita seperti membuang-buang waktu kita untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
Lalu, ilmu berkomunikasi apa yang bisa kita terapkan dalam menghadapi orang seperti ini? Mendengarkan apa yang mereka katakan itu baik, namun cobalah untuk menegaskan bahwa kita hanya akan mempercayai ucapannya melalui tindakan, bukan sekedar ucapan. Apabila penegasan ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, maka balaslah ucapan mereka dengan senyuman saja.
Dengan begitu, mereka akan tersadar bahwa lawan bicaranya sudah malas mendengarkan segala bualan-nya.
2. Seorang Penyebar Rumor atau Gosip.
Kami sangat yakin bahwa rekan-rekan Career Advice pasti pernah bertemu atau memiliki satu teman (atau lebih) dengan karakteristik seperti ini. Yap! Para penyebar rumor atau gosip banyak tersebar dimana-mana. Bahkan jika tidak ada berita yang bisa mereka perbincangkan, mereka akan membuatnya sendiri dengan memanipulasi cerita yang ada.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa bertemu dan bekerja dengan orang-orang seperti ini hanya akan membuat hidup kita menjadi tidak tenang, resah dan khawatir. Kita akan berpikir, “jangan-jangan setelah ini saya yang akan menjadi korban gosipnya”.
Lalu, ilmu berkomunikasi apa yang bisa kita terapkan dalam menghadapi orang seperti ini? salah satu cara terampuh di dalam ilmu komunikasi ketika berhadapan dengan orang yang seperti ini adalah langsung mengganti topik pembicaraan ketika mereka datang menghampiri kita. Jangan biarkan mereka mendengarkan apa yang kita bicarakan atau yang kita ceritakan kepada orang lain.
Akankah lebih baik jika kita menghindar dari peredaran mereka dengan berkata “permisi”, sehingga tidak ada celah bagi mereka untuk mendengarkan apa yang kita diskusikan. Ingat, jangan berbagi cerita atau informasi apapun kepada orang-orang seperti ini.
3. Seorang yang Sombong.
Selain kedua karakteristik yang menyebalkan di atas, tipe ketiga ini juga merupakan tipe orang yang menyebalkan. Para individu yang sombong hanya akan peduli dengan diri mereka sendiri. Orang-orang seperti ini akan memberitahu orang lain tentang apa yang telah mereka lakukan, apa yang mereka miliki, apa yang sedang mereka usahakan, dan lain sebagainya.
Mereka tidak akan membiarkan orang lain untuk menjelaskan apa yang orang lain lakukan. Semua benar-benar tentang mereka. Sebagai contoh, “Saya kemarin habis beli mobil Ferrari, saya berencana akan membeli satu mobil mewah lagi bulan depan, saya akan bla bla bla… ”.
Jika mendengarkan mereka secara terus-menerus membuat telinga kita sakit, maka bersabarlah dan ajukan pertanyaan “Wah, saya kagum dengan pencapaian kamu. Kira-kira apa yang membuat kamu lebih tertarik membeli mobil Ferrari dibandingkan mobil lainnya?” Atau, ajukan pertanyaan yang netral. Pertanyaan yang netral mungkin bisa membuat kita mendapatkan informasi dan pengetahuan baru dari mereka, meskipun konten pembicaraan mereka sangat menyebalkan.
4. Seorang yang Berhati Keras.
Tipe keempat ini dimiliki oleh orang-orang yang tidak bisa menyaring perkataan mereka dengan baik. Mereka cenderung mengatakan apapun yang ada di dalam pikiran mereka, tanpa peduli apakah ucapan mereka akan menyakiti orang lain atau tidak. Sebenarnya mereka tidak memiliki niatan apapun untuk menyakiti orang-orang di sekitar mereka, namun mereka hanya tidak bisa mengekspresikan diri tanpa dianggap negatif atau kasar oleh orang lain.
Sebagai contoh, seseorang berkata kepada rekan pembaca “Eh kok kamu terlihat sangat kurus ya sekarang? Makan yang banyak dong supaya badan kamu menjadi lebih berisi”. Meskipun mungkin niatnya baik, namun tidak semua orang merasa oke-oke saja ketika ada orang lain yang mengkritik penampilan fisik mereka.
Lalu, ilmu berkomunikasi apa yang bisa kita terapkan dalam menghadapi orang seperti ini? Mungkin kita akan tergoda untuk membela diri secara defensif di depan orang tersebut. Namun, bersabarlah. Cara terbaik yang bisa kita lakukan adalah mengalihkan komentar pedas mereka dengan pujian.
Misalnya, “Ah masa sih? Terima kasih ya sudah diperhatikan seperti ini. Aku memang sedang berusaha untuk menurunkan berat badan supaya bisa langsing seperti kamu”. Tidak akan ada orang yang tidak suka dipuji. Membalas kritik dengan pujian akan membuat kita menjadi orang yang lebih positif dan tidak pusing terhadap kritik-kritik pedas dari orang lain.
5. Seorang yang “Celamitan”.
Celamitan disini memiliki makna bahwa orang tersebut selalu menginginkan hal-hal yang gratis namun berkualitas dari orang lain. Orang-orang seperti ini cenderung mendekati orang lain dengan tujuan mendapatkan hal-hal positif yang orang tersebut miliki.
Sebagai contoh, “Eh, kamu kan seorang dokter kulit ya? Aku mau konsultasi dong tentang wajahku yang jerawatan ini. Kira-kira apa ya solusi untuk wajah yang berjerawat? Kamu ada obat gratis ga untuk aku?”.
Terlihat dengan jelas bukan bahwa orang dengan tipe seperti ini hanya ingin “sesuatu” dari orang lain. Lalu, ilmu berkomunikasi apa yang bisa kita terapkan dalam menghadapi orang seperti ini? Usahakan untuk tidak terbuai dengan rayuan mereka dalam memberikan hal-hal gratis dari kita, apabila contoh kasusnya seperti di atas, kita bisa menjawab seperti ini, “Saya tidak tahu permasalahan inti dari wajah kamu, wajah kamu harus diperiksa dulu di klinik saya. Coba hubungi asisten saya dulu ya untuk menjadwalkan janji”. Dengan begitu, mereka akan tersadar bahwa tidak semua hal di dunia ini bisa didapatkan secara percuma (gratis).
Itulah ilmu berkomunikasi yang baik dan tepat yang bisa kita terapkan ketika bertemu dengan 5 tipe orang yang menyebalkan seperti di atas. Jadi, ketika bertemu dengan orang-orang seperti itu, jangan langsung emosi ya rekan-rekan pembaca. Cobalah untuk mengikuti ilmu berkomunikasi seperti di atas. Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Teamwork & Collaboration
Mendesain Proses Hiring yang Berbeda
-
Leadership
Memimpin Secara Virtual
-
Tips of Management
Investasi yang Sebaiknya Dimiliki Oleh Karyawan
-
Emotional Intelligence
Mindfulness Dalam Kerja
-
Teamwork & Collaboration
Melakukan Kolaborasi Secara Virtual
-
Marketing & Sales
Fitur Live Streaming Sebagai Strategi Sosial Media Marketing
-
Productivity
Aktivitas untuk Mengatasi Kebosanan di Kantor
-
Leadership
Melakukan Delegasi Dalam Bekerja
-
Leadership
Perbedaan Bos dan Leader
-
Enterpreneurship
Mengenal dan Membuat Laporan Keuangan Sederhana
-
Enterpreneurship
Mengenal 6 Tipe Pelanggan Sulit
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu
-
Happiness
Quality Time dengan Pasangan yang Sibuk Bekerja? Bisa!
-
Productivity
Time Blocking, Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Waktu
-
Productivity
Work From Home, Mengenal Budaya Kerja Baru
-
Tips of Management
Perencanaan Kerja di Tahun yang Baru
-
Emotional Intelligence
Cara Mengatasi Burnout
-
Enterpreneurship
Mengenal Copyright
-
Tips of Management
Jenis Asuransi yang Diperlukan oleh Pekerja
-
Marketing & Sales
Dari Pengertian Hingga Strategi Digital Marketing
-
Resume & Interviewing
Cara Membuat CV yang Menarik HRD!
-
Productivity
Menerapkan Grit di Tempat Kerja
-
Motivation
Memahami Resesi. Apa Resesi Itu Sebenarnya?
-
Generation Millenials & Z
Kian Minimalis untuk Rumah ala Milenial
-
Self Improvement
Menghadapi Quarter Life Crisis
-
Generation Millenials & Z
Menariknya Kerja di Startup!
-
Tips of Management
Mempersiapkan Dana Darurat untuk Peristiwa Tak Terduga
-
E-learning
Kartu Prakerja dan Pelatihan Online
-
Self Improvement
7 Tips Beradaptasi di Lingkungan Kerja Baru
-
Productivity
Semakin Produktif dengan Makanan Sehat
-
Communication
Komunikasi Bisnis: Verbal & Non-verbal
-
Leadership
Kepemimpinan di Masa Krisis (Leadership in Crisis Time)
-
Generation Millenials & Z
Parenting Gaya Millennials
-
Motivation
3 Tips Never Give Up
-
Motivation
Sumber dan Faktor yang Menghilangkan Gairah Kerja
-
Self Improvement
Bekerja di Luar Passion? Siapa Takut!
-
Self Improvement
Pengertian Tidur, Manfaat Tidur, Serta Hubungan Antara Tidur dan Kinerja
-
Leadership
Budaya Organisasi: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Karakteristiknya
-
Leadership
Etika Bisnis: Definisi, Tujuan, Contoh dan Manfaatnya dalam Perusahaan
-
Self Improvement
Pengertian Hutang dan 8 Cara Mengelola Hutang secara Efektif
-
Self Improvement
Pengertian Kartu Kredit dan 20 Cara Menggunakannya Secara Efektif
-
Self Improvement
Kerja Online: Pengertian, Manfaat dan Contoh Kerja Online
-
Self Improvement
Kerja Sampingan: Definisi, Manfaat dan Mengapa Ini Penting untuk Karyawan?
-
Leadership
Integritas: Pengertian, Contoh, Kebiasaan dan Cara Membentuknya
-
Enterpreneurship
Usaha Rumahan: Definisi, Kelebihan dan Kekurangan, serta Hal yang Perlu Disiapkan
-
Enterpreneurship
10 Pertimbangan Sebelum Membeli Bisnis Waralaba
-
Self Improvement
Manajemen Keuangan, Manfaat dan Tips Manajemen Keuangan untuk Karyawan
-
Leadership
Pengertian Manajemen, Tujuan Manajemen dan Keterampilan Manajemen
-
Generation Millenials & Z
Generasi Milenial, Fakta Generasi Milenial dan Tantangan Generasi Milenial
-
Mindset
Pengertian dan Manfaat Positive Thinking, serta Bagaimana Ini dapat Mengubah Hidup Kita?
-
Marketing & Sales
Negosiasi, Ciri-Ciri Negosiasi dan Contoh Negosiasi
-
Communication
Apa Saja Unsur-Unsur Komunikasi yang Perlu Kita Ketahui?
-
Leadership
Pengertian Fungsi Kepemimpinan dan 15 Fungsi Kepemimpinan
-
Communication
Pengertian Komunikasi secara Umum dan Tujuan Komunikasi
-
Self Improvement
Apa Itu Tujuan Hidup dan Bagaimana Mencari Tujuan Hidup?
-
Motivation
6 Langkah Utama untuk Tetap Mempertahankan Motivasi Hidup
-
Innovation
Pengertian Inovasi, Manfaat Inovasi, Tujuan Inovasi dan 5 Mitos Inovasi