
Leadership
Gaya Kepemimpinan Transformasional
By STUDiLMU Editor
Peran pemimpin sangat diperlukan dalam suatu organisasi atau perusahaan, khususnya perannya dalam membantu perusahaan dalam proses perubahan. Banyak definisi mengenai kepemimpin, (Rauch & Behling, 1984) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas dari suatu kelompok yang sudah terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan ini juga diperlukan oleh semua orang, bukan hanya satu individu saja. House, dkk dalam Yukl (2002) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan dari seorang individu untuk mempengaruhi, memotivasi dan membuat orang untuk memberikan kontribusinya guna mencapai keefektifan dan kesuksesan organisasi. Sedangkan menurut Schein (1992), kepemimpinan adalah kemampuan untuk keluar dari budaya lama untuk memulai proses perubahan yang lebih adaptif. Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk merubah budaya lama ke budaya baru guna mencapai keefektifan dan kesuksesan organisasi.
Definisi tersebut menyiratkan pentingnya sebuah budaya organisasi baru untuk membuat sebuah perubahan menjadi sukses (Bass dalam Metclfq 2005). Lebih lanjut, Bass menyatakan bahwa budaya organisasi dan kepemimpinan saling berhubungan untuk mengatasi situasi sulit yang dihadapi perusahaan dengan menjadikan pemimpin sebagai panutan (role model), dan mengispirasi karyawan yang lain untuk berpartisipasi dalam perubahan. Dengan kata lain, organisasi mempengaruhi kepemimpinan seperti halnya kepemimpinan mempengaruhi budaya (Metcalfe, 2000).
Perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan suatu organisasi dari kondisi saat ini (lama) menjadi kondisi yang diinginkan (baru) menuju ke arah kinerja yang lebih baik. Perubahan bukanlah satu proses yang sederhana, melainkan sangat komplek karena menyangkut struktur, proses, manusia, pola pikir dan budaya kerja. Perubahan mengharuskan adanya transparansi, komunikasi dan keterlibatan semua pihak dalam prosesnya. Perubahan tidak harus selalu berarti mengganti sama sekali kondisi lama, akan tetapi juga dapat berbentuk terobosan baru, peningkatan pola lama, memberikan nilai tambah yang lebih ekonomis, efisien atau melakukan modifikasi dengan hasil yang lebih menguntungkan.
Untuk menjadi organisasi yang mampu bertahan, perubahan positif haruslah dilakukan di semua bidang, termasuk diantaranya perubahan sumber daya manusia sebagai salah satu komponen penting dalam terlaksananya. Memberikan pendidikan dan pelatihan (training) bagi karyawan merupakan langkah awal dan mendasar agar tahapan dalam proses perubahan dipahami sesuai dengan visi, misi, dan keinginan organisasi. Dan di sini lah leader memainkan peran yang strategis.
Agen Perubahan adalah Top Management, pimpinan, individu maupun kelompok yang terlibat merencanakan perubahan dan mengimplementasikan secara nyata. Pimpinan dan individu atau kelompok yang terlibat di dalam perencanaan perubahan dan melakukan implementasinya secara nyata di lingkungan organisasinya disebut Agen Perubahan atau Agent of Change. Seluruh level manajemen pada semua lini harus memiliki kompetensi sebagai Agen Perubahan, yaitu memiliki latar belakang pengetahuan dan ketrampilan dalam membangun suatu proyek perubahan, kemampuan mengembangkan idea kreatif, inovatif sesuai budaya kerja perusahaan.
Peran agen perubahan dalam menjalankan misinya antara lain menjadi katalisator, mediator, pemberi solusi, role model, penghubung dan memiliki strategi komunikasi serta menjadi pemangku kepentingan.
- Katalisator adalah peran untuk meyakinkan karyawan tentang pentingnya perubahan menuju ke arah yang lebih baik; Orang-orang yang benar-benar sukses menjadi katalisator perubahan tentu memiliki visi yang jelas tentang perubahan berkelanjutan dengan membantu untuk memastikan bahwa orang-orang bergerak maju.
- Pemberi solusi adalah peran sebagai pemberi alternatif solusi kepada karyawan yang mengalami kendala. Agen perubahan mengetahui pentingnya hubungan emosional dalam kelompoknya, ketika mereka bergerak maju. Kemampuan ini juga digunakan saat membantu olah pemikiran (brainstorming) atas apa yang terjadi, tantangan dan hal-hal harus dilakukan, mendorong diskusi dan tukar pendapat sehingga orang-orang dapat menyimpulkan sendiri berdasarkan pengalaman mereka.
- Mediator adalah peran dalam membantu melancarkan proses perubahan. Agen perubahan adalah pemimpin yang memiliki karakter, integritas dan kredibilitas selain memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam strategi melancarkan proses perubahan.
- Penghubung adalah peran dalam menghubungkan karyawan dengan pembuat kebijakan. Pemimpin sebagai agen perubahan dapat membangun hubungan yang kuat atas dasar kepercayaan. Seseorang tidak akan bersedia untuk tumbuh dan berubah jika mereka tidak memiliki kepercayaan terhadap orang yang mendorong perubahan.
Kepercayaan juga dibangun ketika kita mengetahui bahwa sebagai resiko dan konsekuensi dari perubahan maka ada kemungkinan kita akan berurusan dengan hal-hal tertentu yang mungkin saja sebelumnya dihindari. Kepercayaan tumbuh ketika kita tidak takut untuk melakukan apa yang benar, bahkan jika itu tidak nyaman. Kadang-kadang kepercayaan juga dibangun ketika seseorang memilih untuk melakukan apa yang benar bagi masyarakat atau organisasi, asalkan selalu dilakukan dengan cara yang hormat.
- Role model, adalah peran sebagai contoh, baik dalam prestasi kerjanya maupun dalam perilakunya. Agen perubahan harus mampu memberdayakan dan membawa orang lain untuk menjadi agen perubahan baru selaras dengan budaya kepemimpinan dan pembelajaran.
- Pemangku kepentingan yaitu peran agen perubahan dalam mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu.
Untuk membawa perubahan yang kita rencanakan tidaklah mudah. Apalagi jika menyangkut hal yang sudah menjadi kultur perusahaan. Lha wong nyuruh satu orang untuk datang on time aja susah banget, apalagi mau merubah kultur. Jangan-jangan itu mission impossible. Tapi mission impossible hanya kalimat bagi quitters, bukan bagi leader. Ada berbagai strategi yang perlu Anda siapkan untuk membawa perubahan menjadi mission possible Anda.
Salah satu strategi yang dibutuhkan adalah strategi komunikasi untuk menyampaikan informasi perubahan, baik program atau kebijakan kepada pihak internal dan eksternal. Dalam proses tersebut ditumbuhkan suatu proses pembelajaran dua arah tentang cara berpikir, merasakan dan bertindak untuk menghasilkan perubahan. Untuk menjadi Agen Perubahan, seseorang wajib memahami channel of communication agar mampu menyampaikan pesan perubahan melalui orang-orang yang tepat, dengan model komunikasi yang mudah dipahami oleh mereka. Sehingga proses adopsi ide berjalan efektif dan memberi benefit yang nyata.
Agen Perubahan berfungsi meyakinkan target perubahan untuk mengadopsi ide, rancangan, proyek perubahan dan atau teknologi yang ditawarkan dengan meyakinkan manfaat atau keuntungan menggunakan ide, melaksanakan proyek perubahan dan teknologi baru bagi institusinya. Selanjutnya memonitor proses tahapan pelaksanaannya dan membuktikan keuntungannya, kemudian menjadikan karyawan target perubahan menjadi Agen Perubahan (baru) bagi team member lainnya.
Pelatihan bagi karyawan merupakan langkah awal dan mendasar sebagai tahapan dalam proses perubahan. Dalam ranah kepemimpinan dan manajerial, memegang peranan yang penting dan strategis untuk membentuk menjadi Pemimpin Perubahan di level operasional, sehingga dapat menjalankan misinya menjadi katalis, mediator, pemberi solusi, role model, penghubung yang baik dan memiliki strategi komunikasi serta menjadi pemangku kepentingan. Tujuan pembelajaran tersebut dicapai melalui serangkaian kegiatan pembelajaran yang didesain sebagai interaksi dua arah dan melibatkan peningkatan kompetensi meliputi cara berpikir, merasakan dan bertindak untuk menghasilkan perubahan.
Bass & Avolio (1990) mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan yang lebih tepat untuk memimpin perusahaan dalam proses perubahan adalah gaya kepemimpinan transformasi (transformational leadership style), jika dibandingkan dengan kepemimpinan transaksional (transactional leadership). Banyak penulis yang menyamakan kepemimpinan transformasional dengan kepemimpinan karisimatik, akan tetapi ada beberapa hal yang membedakan keduanya. Greenberg (2003) menyatakan bahwa transformasi berada di atas kharismatik (beyond charisma), karena pemimpin yang transformasional pasti berkarisma, sedangkan pemimpin yang berkarisma belum tentu transformasional.
Yukl (2002) menyatakan bahwa pemimpin yang karismatik dan transformasional berbeda karena pemimpin yang transfortransformasional akan melakukan banyak hal untuk memberdayakan pengikutnya dan mengurangi ketergantungan karyawan kepada pemimpinnya dengan jalan mendelegasikan wewenangnya kepada karyawan, mengembangkan keahlian dan meningkatkan kepercayaan diri karyawan, menciptakan tim-tim, memperbaiki komunikasi, mengurangi pengawasan-pengawasan yang tidak diperlukan serta membangun budaya yang kuat untuk mendukung pemberdayaan. Sedangkan pemimpin yang karismatik melakukan banyak hal untuk meningkatkan citra (image) yang luar biasa. Misalnya kesan manajemen, pembatasan informasi, perilaku yang tidak umum, dan pengambilan resiko personal.
Sekarang, mari kita membahas tentang kepemimpinan transformasional. Model kepemimpinan ini juga tidak kalah penting loh! Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang memiliki karismatik tinggi dan mempunyai peran sentral serta strategi dalam membawa organisasi atau perusahaannya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kepemimpinan yang transformasional terdiri dari tiga tipe perilaku (Bass, 1985), yaitu:
· Idealize influence adalah perilaku yang meningkatkan emosi pengikut dan identifikasi dengan pemimpin
· Individualized consideration adalah pemberian dukungan, dorongan, dan bimbingan kepada pengikut
· Intellectual stimulation adalah perilaku yang meningkatkan kesadaran pengikut terhadap permasalahan-permasalahan, dan mempengaruhi pengikut untuk melihat permasalahan dengan perspektif yang baru.
Bass kemudian menambah satu lagi tipe perilaku dari kepemimpinan transformasional (Bass & Avolio, 1990), yaitu inspirational motivational yang merupakan perilaku untuk mengkomunikasikan visi yang akan datang menggunakan symbol untuk menfokuskan diri pada usaha bawahan, dan memberikan contoh-contoh perilaku yang tepat kepada pengikut.
Featured Career Advice
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table
-
E-learning
Tipe-tipe Kecerdasan Manusia
-
E-learning
Meningkatkan Daya Ingat
-
E-learning
Menciptakan Suasana yang Nyaman dalam Belajar
-
E-learning
Meningkatkan Kecepatan Belajar dengan Meningkatkan Fokus
-
E-learning
Musik Memperkuat Konsentrasi dan Fokus
-
E-learning
Pentingnya Mindset untuk Membangun Sukses
-
Tips of Management
Memahami Supply Chain Management
-
Communication
Presentasi Dengan Menggunakan Teknik Storytelling
-
Communication
Fungsi dan Manfaat dari Storytelling dalam Komunikasi
-
Communication
Apa Itu Storytelling
-
E-learning
Mengenal Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
-
Tips of Management
7 Langkah Mudah Membuat Mind Map
-
Tips of Management
Mengenal Jenis-Jenis Mind Map
-
Tips of Management
Permudah Pekerjaan Anda dengan Mind Map
-
E-learning
Etika di dalam Kegiatan Belajar-mengajar Melalui Zoom yang Harus Anda Ketahui!
-
E-learning
Fitur-fitur Zoom untuk Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik!
-
Generation Millenials & Z
Membuat Lingkungan Kerja yang Baik untuk Generasi Millenial dan Gen Z
-
Generation Millenials & Z
Berbagai Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menciptakan Keceriaan Lintas Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menghadapi Generation Gap di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Menghadapi Tipe Orang Negatif di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Mengenal Tipe Orang yang Sulit, Si Tank.
-
Emotional Intelligence
Tips Menghadapi Tipe Orang yang Sulit
-
Happiness
Kekuatan Membantu Sesama dan Bersedekah dalam Dunia Bisnis
-
Self Improvement
Manfaat Koneksi Sosial Dalam Dunia Kerja
-
Self Improvement
Pikiran Positif dan Tingkat Stres
-
Self Improvement
Optimisme, Melihat Hal Baik di Berbagai Kendala
-
Teamwork & Collaboration
Membangun Koneksi dengan Rekan Kerja
-
Self Improvement
Meningkatkan Toleransi Terhadap Stres
-
Self Improvement
Memiliki Ketangguhan Hidup (Resiliensi)
-
Productivity
Kegiatan Sosial Secara Online yang Seru!
-
Tips of Management
Metode Stratifikasi, Cara Mudah untuk Mengklasifikasikan Berbagai Data
-
Tips of Management
Mengenal PICA (Problem Identification and Corrective Action) dalam Pemecahan Masalah
-
Tips of Management
Mengenal Diagram Pareto
-
Customer Service
Pentingnya menjaga Hubungan Baik dengan Pelanggan
-
Customer Service
Meningkatkan Loyalitas Pelanggan dengan Service Excellent
-
Customer Service
Cara untuk Memahami Kebutuhan Pelanggan
-
Customer Service
Cara Terbaik untuk Menangani Keluhan Pelanggan
-
Customer Service
Pentingnya Seorang Customer Service Dapat Mematuhi Penjanjian Dengan Pelanggan
-
Marketing & Sales
Mengenal Aktivitas dan Fungsi Tenaga Penjual Ritel
-
Teamwork & Collaboration
Mendesain Proses Hiring yang Berbeda
-
Leadership
Memimpin Secara Virtual
-
Tips of Management
Investasi yang Sebaiknya Dimiliki Oleh Karyawan
-
Emotional Intelligence
Mindfulness Dalam Kerja
-
Teamwork & Collaboration
Melakukan Kolaborasi Secara Virtual
-
Marketing & Sales
Fitur Live Streaming Sebagai Strategi Sosial Media Marketing
-
Productivity
Aktivitas untuk Mengatasi Kebosanan di Kantor
-
Leadership
Melakukan Delegasi Dalam Bekerja
-
Leadership
Perbedaan Bos dan Leader
-
Enterpreneurship
Mengenal dan Membuat Laporan Keuangan Sederhana
-
Enterpreneurship
Mengenal 6 Tipe Pelanggan Sulit
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu