
Self Improvement
Cara Keluar dari Hidup Susah dan Sengsara
By STUDiLMU Editor
Susah, sengsara, menyerah, putus asa dan merasa buntu. Itu adalah beberapa hal yang dapat membuat kita merasa susah dan sengsara dalam kenyataan hidup yang tidak membahagiakan. Apakah pembaca Career Advice pernah merasakan hal yang sama sebelumnya? Kira-kira, kenapa hidup kita susah?
Jangan khawatir, kita semua mungkin pernah berada pada titik kehidupan di mana kita telah mencapai dinding atau perempatan, dan tidak tahu bagaimana untuk maju, dan tidak mungkin untuk dapat mundur kembali, susah dan sengsara.
Pada titik ini, kita sama sekali tidak tahu apa langkah selanjutnya. Mengubah jalur karier secara total? Atau tetap bertahan? Tidak yakin apakah harus melanjutkan pekerjaan penuh waktu atau menjadi orang tua yang tinggal di rumah untuk mencurahkan waktu sepenuhnya untuk anak-anak? Dan segelintir pertanyaan-pertanyaan lainnya yang menghantui diri kita.
Namun, pernahkah kita berpikir tentang makna hidup susah dan sengsara? Hidup susah dan sengsara memiliki arti yang luas. Bagi sebagian orang, kehidupan yang susah dan sengsara terjadi ketika kita tidak bisa memenuhi kebutuhan primer seperti, sandang, pangan dan papan. Sedangkan, sebagian orang menganggap bahwa hidup susah dan sengsara terjadi ketika kita tidak memiliki paket internet, merasa kepanasan, tidak bisa makan enak, dan lain sebagainya.
Sejauh Mana Kita Merasa Susah dan Sengsara?
Saat merasa susah dan sengsara, setiap orang memiliki tingkatannya masing-masing. Beberapa orang merasa susah dan sengsara hanya dalam satu hari, sementara yang lain bisa merasa susah dan sengsara selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Bahkan seiring berjalannya waktu, perasaan terjebak ini dapat semakin meningkat ketika tidak ada yang bisa dilakukan atau tidak ada yang berubah sama sekali.
Dan pada akhirnya, beberapa orang akhirnya menetap, atau hanya pasrah pada nasib mereka. Tanpa sadar, tanpa menyadarinya, mereka akhirnya mendorong impian dan tujuan mereka semakin jauh.
Bagi yang lain, perasaan susah dan sengsara menjadi begitu tak tertahankan sehingga mereka harus melakukan perubahan. Mereka harus keluar dari situasi tersebut, dan karenanya mereka membuat keputusan yang mengubah hidup itu dengan harapan akhirnya merasa bebas dan tidak susah lagi.
Jadi bagaimana mungkin kita akhirnya terjebak kesusahan dan kesengsaraan dalam kehidupan? Jika rekan-rekan Career Advice mengalami hal ini, coba luangkan waktu untuk bertanya kepada diri sendiri “apakah yang kita pikirkan sekarang ini adalah penyebab dari perasaan susah dan sengsara yang sedang terjadi?”
Kenapa Kita Merasa Susah dan Sengsara?
Ada banyak alasan mengapa kita akhirnya merasa susah dan sengsara dalam kehidupan. Terkadang, itu karena kita terlalu takut mengambil risiko atau membuat kesalahan. Pada akhirnya, kita sering memilih jalan yang “aman” yang tentunya bebas dari risiko. Faktanya, memilih jalan yang aman bukan berarti terbebas dari kemandekan. Inilah mengapa dikatakan oleh banyak orang bahwa kehidupan ini selalu akan dipenuhi tantangan. Saat kita berusaha menghindari rintangan dari satu jalan, maka rintangan di jalan lain akan menemukan kita. Dalam kata lain, menghindari suatu rintangan bukanlah opsi yang tepat untuk dapat terus maju.
Berikut adalah beberapa faktor penyebab merasa susah dan sengsara:
1. Tidak Ada Tujuan yang Jelas
Saat kita tidak tahu apa yang benar-benar kita inginkan di dalam hidup. Hal ini terjadi karena kita tidak memiliki tujuan atau impian nyata untuk diusahakan.
Dalam hidup, akan selalu ada saat dimana kita merasa ada sesuatu yang hilang, dan merasa buntu. Jika orang-orang yang memiliki mimpi-mimpi besar dan tujuan hidup saja dapat berhadapan dengan kemandekan, apalagi mereka yang tidak memilikinya sama sekali? Jadi, coba cari tahu apa tujuan hidup rekan-rekan pembaca.
2. Tidak Mendapatkan Dukungan dari Orang Lain
Selain itu, kita juga bisa merasa mandek dan susah karena kita tidak mendapatkan dukungan atau bantuan yang cukup dari orang-orang di sekitar kita. Pada kasus yang sering terjadi, kita hanya mengandalkan diri sendiri untuk menyelesaikan masalah. Sebagai makhluk sosial, kita membutuhkan perspektif baru, saran dan dukungan dari orang lain. Misalnya, apakah mereka bersedia menjadi mentor, penasihat dan pelatih untuk kita?
Pengaruh adalah sumber inspirasi dan motivasi yang baik. Jika kita mengelilingi diri dengan rekan-rekan atau mentor yang telah berhasil dalam mencapai tujuan dan impian dalam kehidupan mereka, maka kemungkinan besar kita juga akan mendapatkan dampak positif.
3. Mengejar Tujuan yang Salah
Bisa jadi kita merasa susah dan sengsara karena telah memberi diri kita tujuan yang salah. Apalagi di dunia yang dipenuhi dengan kecanggihan teknologi seperti saat ini, banyaknya media sosial membuat kita tergoda untuk membandingkan hidup yang kita miliki dengan kehidupan orang lain.
Sebagai contoh, Teman SMA kita baru saja pergi ke Jepang untuk perjalanan bisnis selama satu minggu, sahabat kita baru saja bertunangan, sedangkan kita masih lajang sampai sekarang, dan beberapa perbandingan lainnya yang terkadang tidak masuk akal. Membandingkan adalah salah satu hal terburuk yang bisa dilakukan siapapun, karena seringkali mengarah pada perasaan tidak bahagia dan ketidakpuasan yang ekstrem.
Akhirnya, kita mulai mempertanyakan hidup kita sendiri, “kenapa ya dia kok mudah mendapatkan promosi?” “kenapa ya hubungan percintaan dia kok begitu lancar?” dan pertanyaan-pertanyaan lainnya terkait mengapa kehidupan kita berbeda dengan orang lain.
Nah, inilah bagaimana “perasaan susah, sengsara, terjebak, buntu atau mandek” muncul menghantui setiap orang yang melakukannya. Kita merasa tidak dapat meraih apa yang orang lain dapatkan.
Walaupun dengan membandingkan diri kita dengan orang lain terkadang menjadi motivasi yang baik untuk mendorong kita bekerja lebih keras, namun itu juga bisa menjadi pendemotivasi besar ketika tujuan yang kita miliki dibandingkan dengan pencapaian orang lain.
Bagaimana Berhenti dari Kebuntuan?
Langkah pertama untuk keluar dari perasaan susah, sengsara, mandek atau buntu adalah mengetahui faktor apa saja yang membuat kita merasa susah dan sengsara? Apakah selama ini kita mengejar tujuan yang salah? apakah keluarga tidak mendukung tujuan hidup yang dimiliki, sehingga kita harus mencari pendukung lainnya? Coba identifikasikan hal tersebut.
Setelah mengetahui alasan kemandekan kita, langkah kedua adalah jangan lupa untuk menerima posisi kita sekarang. Maksudnya bagaimana? Sadari bahwa pencapaian yang kita miliki, akan berbeda dengan pencapaian orang lain. Tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang. Apa yang kita miliki mungkin saja sebuah impian bagi orang lain, begitu juga sebaliknya.
Langkah ketiga, jika kita merasa mandek karena tujuan yang salah, maka yang dapat dilakukan adalah menetapkan beberapa tujuan yang realistis dan dapat dicapai. Baik itu dalam kehidupan karier atau kehidupan pribadi kita, pastikan tujuan yang dipikirkan benar-benar bermakna bagi kehidupan kita. Secara tidak langsung, ini juga membantu kita memaksimalkan potensi diri dan meminimalkan perasaan terjebak, serta frustasi.
Langkah keempat, jika pembaca Career Advice masih merasa susah dan sengsara, dan takut dalam mengambil langkah atau risiko, maka kami sarankan rekan pembaca untuk terus maju dan memberanikan diri untuk mengambil risiko. Ingat, seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa tidak ada jalan yang “aman”, setiap jalan memiliki rintangannya masing-masing.
Langkah kelima, jangan malu atau takut untuk meminta dukungan dari orang-orang di sekitar kita. Banyak orang yang merasa susah dan sengsara karena mereka tidak bercerita atau meminta bantuan kepada orang lain, sehingga orang lain pun tidak tahu bahwa orang tersebut memerlukan bantuan dari kita.
Nah, itu dia beberapa faktor mengapa kita merasa susah dan sengsara, serta langkah-langkah apa saja yang harus kita ambil untuk keluar dari kebuntuan yang sering datang ke dalam kehidupan kita. Saya harap setelah membaca artikel ini, tidak ada lagi pembaca Career Advice yang menyerah dan pasrah begitu saja karena merasa susah dan sengsara dengan kehidupannya. Harus selalu diingat ya, mulai sekarang kita harus berhenti membandingkan hidup kita dengan orang lain, fokus mencapai tujuan hidup, berani mengambil risiko dan tidak mudah menyerah dengan kesusahan dan kesengsaraan hidup, semangat!
Featured Career Advice
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table
-
E-learning
Tipe-tipe Kecerdasan Manusia
-
E-learning
Meningkatkan Daya Ingat
-
E-learning
Menciptakan Suasana yang Nyaman dalam Belajar
-
E-learning
Meningkatkan Kecepatan Belajar dengan Meningkatkan Fokus
-
E-learning
Musik Memperkuat Konsentrasi dan Fokus
-
E-learning
Pentingnya Mindset untuk Membangun Sukses
-
Tips of Management
Memahami Supply Chain Management
-
Communication
Presentasi Dengan Menggunakan Teknik Storytelling
-
Communication
Fungsi dan Manfaat dari Storytelling dalam Komunikasi
-
Communication
Apa Itu Storytelling
-
E-learning
Mengenal Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
-
Tips of Management
7 Langkah Mudah Membuat Mind Map
-
Tips of Management
Mengenal Jenis-Jenis Mind Map
-
Tips of Management
Permudah Pekerjaan Anda dengan Mind Map
-
E-learning
Etika di dalam Kegiatan Belajar-mengajar Melalui Zoom yang Harus Anda Ketahui!
-
E-learning
Fitur-fitur Zoom untuk Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik!
-
Generation Millenials & Z
Membuat Lingkungan Kerja yang Baik untuk Generasi Millenial dan Gen Z
-
Generation Millenials & Z
Berbagai Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menciptakan Keceriaan Lintas Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menghadapi Generation Gap di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Menghadapi Tipe Orang Negatif di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Mengenal Tipe Orang yang Sulit, Si Tank.
-
Emotional Intelligence
Tips Menghadapi Tipe Orang yang Sulit