
Marketing & Sales
Bagaimana Mengubah Proses Pemasaran Produk Menjadi Lebih Baik?
By STUDiLMU Editor
Pemasaran produk memang sangat penting untuk membuat produk dan layanan jasa kita menjadi semakin laris manis di pasaran. Namun, tidak semua bisnis telah memiliki proses pemasaran produk yang baik dan tepat. Nah pada artikel kali ini, kami akan membantu rekan pembaca untuk memberikan gambaran tentang bagaimana cara mengubah proses pemasaran produk menjadi lebih baik. Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Fokus untuk Memperhatikan Pelanggan.
Tidak peduli apapun yang kita jual dan tawarkan kepada pelanggan, ketika kita tidak memperhatikan pelanggan, maka kita tidak akan mendapatkan keuntungan apapun dari proses pemasaran produk yang kita berikan. Mengapa begitu ya?
Pelanggan datang kepada kita untuk mencari solusi dari permasalahan yang mereka miliki. Apabila kepercayaan yang mereka berikan kepada kita tidak dijaga dengan baik, atau dalam artian kita tidak memperhatikan solusi apa yang diperlukan oleh pelanggan, maka pemasaran produk tidak akan berjalan dengan baik. Mereka mungkin akan memilih produk atau layanan jasa kita di awal.
Namun, ini tidak akan bertahan lama. Pelanggan bisa saja beralih ke produk kompetitor dan ini akan memperlambat proses pemasaran kita selanjutnya kepada pelanggan lain di masa depan. Menurut penelitian, diperlukan tingkat fokus pada pelanggan sekitar 52% lebih banyak agar kita bisa mendapatkan kesepakatan dari para pelanggan untuk akhirnya memilih produk dan layanan jasa yang kita tawarkan.
2. Pemasaran yang Singkat dan Sederhana akan Lebih Baik.
Kami yakin pasti rekan pembaca pernah mendengar “less is more”, yang mana dapat kita artikan “sederhana, namun sudah melingkup banyak hal”. Ini merupakan kesalahan lain yang sering dilakukan oleh para pemasar. Dalam proses pemasaran, terlalu banyak media dan pesan yang diterbitkan untuk mempromosikan produk dan layanan jasa. Ini mungkin terdengar seperti ide yang cemerlang, namun ini malah membuat iklan produk dan layanan jasa kita menjadi tidak terlalu efektif.
Proses pemasaran yang efektif akan menghasilkan keterlibatan yang signifikan antara produsen dan konsumen. Itulah mengapa metrik utama yang harus kita perhatikan pada proses pemasaran adalah keterlibatan. Dalam menghitung metrik, kita bisa memberi peringkat dengan skala nol hingga sepuluh. Jadi, pastikan setiap iklan yang kita buat dapat menghasilkan keterlibatan yang lebih dari para pelanggan.
3. Pastikan Pesan yang Disampaikan kepada Pelanggan Benar-benar Jelas.
Jika di poin kedua kami menyampaikan agar pesan di dalam iklan produk harus sederhana dan singkat, maka di poin ketiga ini kami juga menyarankan agar pesan tersebut juga memiliki konten yang jelas dan informatif. Apa alasannya? Tentu saja agar pelanggan tidak pusing dan bingung dengan maksud dan tujuan dari iklan yang kita tampilkan.
Tidak hanya itu, kebanyakan dari kita hanya mementingkan kreativitas dari konten yang dipasarkan. Memang sih kreativitas sangat diperlukan, terutama di era digital seperti sekarang ini. Namun, itu bukanlah satu-satunya hal yang kita perlukan untuk menghasilkan proses pemasaran yang lebih baik.
Intinya, kita perlu membuat konten yang sederhana, singkat, jelas dan kreatif, sehingga para pelanggan memahami dengan jelas apa yang kita sampaikan melalui promosi produk atau layanan jasa kita.
Ini akan lebih baik, karena para pelanggan yang merasa bingung cenderung tidak akan melanjutkan membaca pesan yang kita infokan kepada mereka. Jangan lupa untuk menargetkan pelanggan yang kita tuju, dengan begitu kita dapat berbicara dengan calon pelanggan kita melalui pendekatan yang cocok dengan mereka.
4. Memanfaatkan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence).
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menjadi topik yang sedang marak diperbincangkan saat ini. Meskipun kehadiran AI sudah ada selama bertahun-tahun yang lalu, namun tidak dapat disangkal lagi bahwa AI dapat membantu proses pemasaran kita menjadi lebih baik.
Sayangnya, hanya sedikit pemasar dan pebisnis yang sudah menggunakan AI untuk meningkatkan penjualan produk dan layanan jasa mereka. Lantas, apakah AI benar-benar bisa membantu meningkatkan pemasaran kita? Tentu saja, ya!
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat membantu kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pelanggan. Jika kita sudah memahami apa yang pelanggan sukai, maka kita dapat mengirimkan pesan pemasaran yang ditargetkan dapat meningkatkan keterlibatan para pelanggan dengan produk atau layanan jasa kita.
Sebagai contoh, kita memiliki bisnis kursus online. Dengan bantuan kecerdasan buatan, kita dapat memahami topik-topik pembahasan apa yang paling disukai oleh para pelanggan kita. Sehingga, kita bisa mengirimkan iklan atau pesan yang berkaitan dengan topik kursus online yang mereka sukai.
Hasilnya? kemungkinan besar para pelanggan akan semakin berminat untuk memilih produk dan layanan jasa kita.
5. Menerapkan Hukum Sturgeon ke dalam Proses Pemasaran.
Apakah rekan-rekan Career Advice pernah mendengar tentang ‘hukum sturgeon”? Jika belum, tidak mengapa. Biarkan kami menjelaskannya dengan sesingkat mungkin ya.
Hukum Sturgeon ini mengatakan bahwa “90% dari semua konten pemasaran adalah omong kosong”. Eits, jangan salah paham dulu.
Hukum ini membuat kita tersadar bahwa selama ini, kebanyakan pemasar dan pebisnis hanya menganggap proses pemasaran sebagai suatu formalitas saja. Dengan kata lain, “yang penting kita sudah mempromosikan produk dan jasa kita” tanpa memikirkan kejelasan konten dari pemasaran yang kita lakukan.
Inti lain yang ingin disampaikan oleh Hukum Sturgeon ini adalah 90% dari pesan pemasaran yang kita berikan tidak memberikan nilai apapun. Jadi untuk mengubah proses pemasaran kita menjadi lebih baik, perlu bagi kita untuk selalu memperhatikan nilai-nilai dan kejelasan pesan kepada para pelanggan.
Yap! itulah 5 cara yang dapat membantu kita semua untuk mengubah proses pemasaran menjadi lebih baik dari sebelumnya. Jangan biarkan segala langkah yang kita ambil dalam pemasaran menjadi sia-sia dan hanya membuang waktu, uang dan tenaga. Selamat menerapkan 5 cara di atas ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Teamwork & Collaboration
Mendesain Proses Hiring yang Berbeda
-
Leadership
Memimpin Secara Virtual
-
Tips of Management
Investasi yang Sebaiknya Dimiliki Oleh Karyawan
-
Emotional Intelligence
Mindfulness Dalam Kerja
-
Teamwork & Collaboration
Melakukan Kolaborasi Secara Virtual
-
Marketing & Sales
Fitur Live Streaming Sebagai Strategi Sosial Media Marketing
-
Productivity
Aktivitas untuk Mengatasi Kebosanan di Kantor
-
Leadership
Melakukan Delegasi Dalam Bekerja
-
Leadership
Perbedaan Bos dan Leader
-
Enterpreneurship
Mengenal dan Membuat Laporan Keuangan Sederhana
-
Enterpreneurship
Mengenal 6 Tipe Pelanggan Sulit
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu
-
Happiness
Quality Time dengan Pasangan yang Sibuk Bekerja? Bisa!
-
Productivity
Time Blocking, Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Waktu
-
Productivity
Work From Home, Mengenal Budaya Kerja Baru
-
Tips of Management
Perencanaan Kerja di Tahun yang Baru
-
Emotional Intelligence
Cara Mengatasi Burnout
-
Enterpreneurship
Mengenal Copyright
-
Tips of Management
Jenis Asuransi yang Diperlukan oleh Pekerja
-
Marketing & Sales
Dari Pengertian Hingga Strategi Digital Marketing
-
Resume & Interviewing
Cara Membuat CV yang Menarik HRD!
-
Productivity
Menerapkan Grit di Tempat Kerja
-
Motivation
Memahami Resesi. Apa Resesi Itu Sebenarnya?
-
Generation Millenials & Z
Kian Minimalis untuk Rumah ala Milenial
-
Self Improvement
Menghadapi Quarter Life Crisis
-
Generation Millenials & Z
Menariknya Kerja di Startup!
-
Tips of Management
Mempersiapkan Dana Darurat untuk Peristiwa Tak Terduga
-
E-learning
Kartu Prakerja dan Pelatihan Online
-
Self Improvement
7 Tips Beradaptasi di Lingkungan Kerja Baru
-
Productivity
Semakin Produktif dengan Makanan Sehat
-
Communication
Komunikasi Bisnis: Verbal & Non-verbal
-
Leadership
Kepemimpinan di Masa Krisis (Leadership in Crisis Time)
-
Generation Millenials & Z
Parenting Gaya Millennials
-
Motivation
3 Tips Never Give Up
-
Motivation
Sumber dan Faktor yang Menghilangkan Gairah Kerja
-
Self Improvement
Bekerja di Luar Passion? Siapa Takut!
-
Self Improvement
Pengertian Tidur, Manfaat Tidur, Serta Hubungan Antara Tidur dan Kinerja
-
Leadership
Budaya Organisasi: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Karakteristiknya
-
Leadership
Etika Bisnis: Definisi, Tujuan, Contoh dan Manfaatnya dalam Perusahaan
-
Self Improvement
Pengertian Hutang dan 8 Cara Mengelola Hutang secara Efektif
-
Self Improvement
Pengertian Kartu Kredit dan 20 Cara Menggunakannya Secara Efektif
-
Self Improvement
Kerja Online: Pengertian, Manfaat dan Contoh Kerja Online
-
Self Improvement
Kerja Sampingan: Definisi, Manfaat dan Mengapa Ini Penting untuk Karyawan?
-
Leadership
Integritas: Pengertian, Contoh, Kebiasaan dan Cara Membentuknya
-
Enterpreneurship
Usaha Rumahan: Definisi, Kelebihan dan Kekurangan, serta Hal yang Perlu Disiapkan
-
Enterpreneurship
10 Pertimbangan Sebelum Membeli Bisnis Waralaba
-
Self Improvement
Manajemen Keuangan, Manfaat dan Tips Manajemen Keuangan untuk Karyawan
-
Leadership
Pengertian Manajemen, Tujuan Manajemen dan Keterampilan Manajemen
-
Generation Millenials & Z
Generasi Milenial, Fakta Generasi Milenial dan Tantangan Generasi Milenial
-
Mindset
Pengertian dan Manfaat Positive Thinking, serta Bagaimana Ini dapat Mengubah Hidup Kita?
-
Marketing & Sales
Negosiasi, Ciri-Ciri Negosiasi dan Contoh Negosiasi
-
Communication
Apa Saja Unsur-Unsur Komunikasi yang Perlu Kita Ketahui?
-
Leadership
Pengertian Fungsi Kepemimpinan dan 15 Fungsi Kepemimpinan
-
Communication
Pengertian Komunikasi secara Umum dan Tujuan Komunikasi
-
Self Improvement
Apa Itu Tujuan Hidup dan Bagaimana Mencari Tujuan Hidup?
-
Motivation
6 Langkah Utama untuk Tetap Mempertahankan Motivasi Hidup
-
Innovation
Pengertian Inovasi, Manfaat Inovasi, Tujuan Inovasi dan 5 Mitos Inovasi