
Mindset
Bagaimana Cara Menghindari Pola Pikir Negatif?
By STUDiLMU Editor
Ketika kita ingin mengubah kehidupan menjadi lebih baik, semuanya perlu dimulai dari diri kita sendiri. Kita perlu mengubah kebiasaan buruk yang selama ini kita lakukan. Dan, tentunya mengubah pola pikir kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kita perlu berhenti berpikir bahwa takdir yang saya miliki sangatlah buruk, hari ini bukan hari yang baik bagi saya, saya sedang terperangkap dalam situasi yang buruk, atau saya tidak bisa melakukan apapun untuk mengubah semua ini.
No! hindari segala pikiran negatif seperti itu, karena semua itu hanya akan membentuk pola pikir yang tidak baik bagi kehidupan kita. Sayangnya, masih banyak orang-orang yang membiarkan diri mereka untuk terperangkap di dalam pola pikir negatif. Bagi mereka, apapun usaha yang diberikan untuk mengubah keadaan, semuanya hanya akan sia-sia.
Tidak ada cara lain untuk keluar dari perangkap pola pikir negatif ini, selain keluar dari jebakannya. Berikut ini adalah 8 cara yang bisa membantu kita semua untuk membebaskan diri dari pola pikir negatif. Yuk, kita simak penjelasannya.
1. Tetapkan “Norma” Baru bagi Kita.
Ada terlalu banyak hal yang bisa menyebabkan kita berpikir negatif, sehingga pola pikir negatif menjadi hal yang wajar bagi kita. Apa saja hal-hal yang bisa membuat kita berpikir negatif? Misalnya paksaan dan komentar negatif dari orang lain seperti, paksaan untuk segera menikah dan mempunyai anak, anggota keluarga mendesak kita untuk mencari pekerjaan lain dengan gaji yang lebih tinggi, dan berbagai bentuk paksaan lainnya yang sangat mengganggu.
Ketika kita merasa dipaksa secara berlebihan, pikiran kita akan menjadi lebih sensitif dan pola pikir negatif akan semakin mudah untuk masuk ke dalam otak kita. Dalam hal ini, kita perlu membebaskan diri dengan menetapkan “norma-norma” baru di kehidupan kita.
Norma-norma baru yang bisa ditetapkan misalnya, berhenti membandingkan pencapaian kita dengan orang lain, tidak memusingkan apa yang orang lain katakan kepada kita, tidak mudah sakit hati dengan celotehan orang yang membenci kita, dan lain sebagainya.
2. Menjinakkan Segala Pikiran Negatif.
Meskipun ada banyak hal yang bisa membawa pikiran negatif ke dalam otak kita, namun semuanya tetap bisa dihadapi dengan baik. Siapa orang yang bisa mengatasinya? Jawabannya adalah diri sendiri. Kita adalah pengontrol utama dalam hidup yang kita miliki sendiri. Artinya, sebanyak apapun kondisi negatif di luar sana, kita adalah pengontrol utama yang bisa mengusir semua negativitas untuk masuk ke dalam pola pikir kita.
Untuk membantu rekan pembaca dalam hal ini, tuliskan segala hal negatif yang rekan pembaca pikirkan, kemudian tuliskan hal-hal positif yang bisa menghancurkan setiap poin negatif yang rekan pembaca miliki.
3. Tidak Banyak Bicara, kecuali Hal-hal yang Positif.
Jangan izinkan diri kita untuk berbicara terlalu banyak, kecuali berbicara hal-hal yang positif. Untuk benar-benar bisa keluar dari kekangan pola pikir negatif, kita perlu bertindak positif mulai dari sekarang dan menerapkannya setiap hari, tanpa terkecuali.
Ketika kita ingin berbicara sesuatu, pastikan bahwa kita memikirkannya secara matang terlebih dahulu. “Apakah kalimat yang akan saya ucapkan akan menyakiti orang lain?”, “apakah yang saya ucapkan ini akan bermanfaat bagi orang lain?” dan lain sebagainya.
Apabila kita membiasakan diri untuk berkata yang positif, maka lama-kelamaan lingkungan kita pun akan menjadi positif. Ketika kita sudah berada di dalam lingkungan yang positif, maka kecil kemungkinan untuk memiliki pola pikir yang negatif.
4. Kembali pada Kenyataan.
Seringkali pola pikir negatif datang karena kita tidak bisa menerima kenyataan yang ada. Misalnya, kita selalu terpikirkan hal-hal yang menjengkelkan di masa lalu. Padahal, semua itu sudah berlalu dan kita tinggal di masa sekarang.
Tidak mau menerima kenyataan yang ada akan memudahkan pikiran negatif masuk ke dalam otak kita. Kita akan cenderung mengeluh seperti, “Ah, seharusnya saya tidak melakukan itu…” atau “Duh, mengapa saya bodoh sekali telah melakukan hal ini?!”.
Keluhan-keluhan yang kita ucapkan akan membentuk pola pikir negatif yang sangat berbahaya. Jadi, akankah lebih baik jika kita selalu menerima kenyataan yang ada, bersyukur dan berusaha untuk memberikan segala sesuatu yang terbaik setiap harinya.
5. Belajar Menjadi Orang yang Menyenangkan.
Cara lain untuk menghindari pola pikir negatif adalah dengan menjadi seorang yang menyenangkan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Seperti yang kita ketahui bahwa orang-orang yang menyenangkan biasanya selalu berpikir positif, berkata hal-hal yang baik dan melakukan hal-hal yang terpuji.
Dengan menjadi orang yang menyenangkan, kita akan merasa nyaman dengan diri sendiri dan orang lain pun akan sangat suka berinteraksi dengan kita. Pertama-tama, kita perlu belajar menjadi orang yang jujur, ramah, sopan santun, dan melakukan sikap-sikap positif lainnya. Jangan berkata yang negatif, cobalah untuk melihat orang dari sisi yang lain. Sehingga, kita terhindar dari sikap yang suka menghakimi orang lain.
Rasanya tidak pernah merugikan jika kita menjadi orang-orang yang menyenangkan. Sesulit dan seburuk apapun situasinya, individu yang menyenangkan akan selalu memiliki cara untuk berpikir positif dan menyebarkan aura positif tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.
6. Memaafkan Masa Lalu.
Pikiran negatif juga bisa datang dari tindakan atau sikap tidak menyenangkan yang pernah kita terima di masa lalu. Misalnya, dulu kita pernah bertengkar dengan rekan kerja kita di perusahaan sebelumnya. Katakanlah namanya adalah Risa. Setiap kali kita mendengar nama ‘Risa’, otak kita langsung berpikir tentang hal-hal tidak menyenangkan yang pernah kita rasakan dari perlakuannya.
Tanpa kita sadari, kita menyimpan rasa dendam atas perilaku Risa selama ini. Nah, inilah pola pikir negatif yang sering dimiliki oleh kita. Kami mengajak semua rekan-rekan Career Advice untuk memaafkan segala kesalahan dan kekecewaan yang pernah dirasakan di masa lalu. Dengan memaafkan masa lalu, hidup kita akan merasa lebih tenang dan damai. Dan, tentunya pikiran negatif akan menjauh dari kita.
7. Gunakan Kemarahan dan Frustasi untuk Hal-hal yang Positif.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa kita akan sering menjumpai hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti tidak diperlakukan secara adil. Ada baiknya untuk menggunakan kemarahan dan frustasi dalam konteks yang positif.
Misalnya, jika kita diperlakukan tidak sopan dan tidak adil oleh seseorang, kita berhak untuk marah. Kemarahan kita ini sebagai bentuk ketegasan atas tindakan yang tidak menyenangkan tersebut.
Selain itu, sah-sah saja jika kita merasa frustasi. Asalkan frustasi yang kita rasakan untuk hal-hal yang positif juga. Sebagai contoh, kita merasa frustasi karena kita belum lulus training kerja. Padahal rekan-rekan kerja kita lainnya sudah berhasil lulus dari training tersebut.
Nah, frustasi semacam ini akan mendorong kita untuk berusaha memberikan yang terbaik semaksimal mungkin. Jadi, kemarahan dan frustasi tidak selalu berkaitan dengan pola pikir negatif. Keduanya bisa menjadi hal yang baik, asalkan kita menempatkannya dengan benar.
8. Kekuatan untuk Berubah ada di dalam Diri Sendiri.
Cara terakhir yang bisa kita lakukan untuk menghindari pola pikir negatif adalah menyadari dan memahami dengan betul bahwa semua kekuatan yang kita perlukan ada di dalam diri kita sendiri. Tidak ada orang lain yang mampu membantu kita menghindari pola pikir negatif, kecuali diri sendiri.
8 cara di atas menjadi jawaban dari pertanyaan besar di dalam judul artikel ini “Bagaimana cara menghindari pola pikir negatif?” Sekarang, tidak usah merasa pusing lagi untuk terhindar dari pola pikir negatif. Lebih baik kita mulai saja yuk menerapkan 8 cara di atas. Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Teamwork & Collaboration
Mendesain Proses Hiring yang Berbeda
-
Leadership
Memimpin Secara Virtual
-
Tips of Management
Investasi yang Sebaiknya Dimiliki Oleh Karyawan
-
Emotional Intelligence
Mindfulness Dalam Kerja
-
Teamwork & Collaboration
Melakukan Kolaborasi Secara Virtual
-
Marketing & Sales
Fitur Live Streaming Sebagai Strategi Sosial Media Marketing
-
Productivity
Aktivitas untuk Mengatasi Kebosanan di Kantor
-
Leadership
Melakukan Delegasi Dalam Bekerja
-
Leadership
Perbedaan Bos dan Leader
-
Enterpreneurship
Mengenal dan Membuat Laporan Keuangan Sederhana
-
Enterpreneurship
Mengenal 6 Tipe Pelanggan Sulit
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu
-
Happiness
Quality Time dengan Pasangan yang Sibuk Bekerja? Bisa!
-
Productivity
Time Blocking, Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Waktu
-
Productivity
Work From Home, Mengenal Budaya Kerja Baru
-
Tips of Management
Perencanaan Kerja di Tahun yang Baru
-
Emotional Intelligence
Cara Mengatasi Burnout
-
Enterpreneurship
Mengenal Copyright
-
Tips of Management
Jenis Asuransi yang Diperlukan oleh Pekerja
-
Marketing & Sales
Dari Pengertian Hingga Strategi Digital Marketing
-
Resume & Interviewing
Cara Membuat CV yang Menarik HRD!
-
Productivity
Menerapkan Grit di Tempat Kerja
-
Motivation
Memahami Resesi. Apa Resesi Itu Sebenarnya?
-
Generation Millenials & Z
Kian Minimalis untuk Rumah ala Milenial
-
Self Improvement
Menghadapi Quarter Life Crisis
-
Generation Millenials & Z
Menariknya Kerja di Startup!
-
Tips of Management
Mempersiapkan Dana Darurat untuk Peristiwa Tak Terduga
-
E-learning
Kartu Prakerja dan Pelatihan Online
-
Self Improvement
7 Tips Beradaptasi di Lingkungan Kerja Baru
-
Productivity
Semakin Produktif dengan Makanan Sehat
-
Communication
Komunikasi Bisnis: Verbal & Non-verbal
-
Leadership
Kepemimpinan di Masa Krisis (Leadership in Crisis Time)
-
Generation Millenials & Z
Parenting Gaya Millennials
-
Motivation
3 Tips Never Give Up
-
Motivation
Sumber dan Faktor yang Menghilangkan Gairah Kerja
-
Self Improvement
Bekerja di Luar Passion? Siapa Takut!
-
Self Improvement
Pengertian Tidur, Manfaat Tidur, Serta Hubungan Antara Tidur dan Kinerja
-
Leadership
Budaya Organisasi: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Karakteristiknya
-
Leadership
Etika Bisnis: Definisi, Tujuan, Contoh dan Manfaatnya dalam Perusahaan
-
Self Improvement
Pengertian Hutang dan 8 Cara Mengelola Hutang secara Efektif
-
Self Improvement
Pengertian Kartu Kredit dan 20 Cara Menggunakannya Secara Efektif
-
Self Improvement
Kerja Online: Pengertian, Manfaat dan Contoh Kerja Online
-
Self Improvement
Kerja Sampingan: Definisi, Manfaat dan Mengapa Ini Penting untuk Karyawan?
-
Leadership
Integritas: Pengertian, Contoh, Kebiasaan dan Cara Membentuknya
-
Enterpreneurship
Usaha Rumahan: Definisi, Kelebihan dan Kekurangan, serta Hal yang Perlu Disiapkan
-
Enterpreneurship
10 Pertimbangan Sebelum Membeli Bisnis Waralaba
-
Self Improvement
Manajemen Keuangan, Manfaat dan Tips Manajemen Keuangan untuk Karyawan
-
Leadership
Pengertian Manajemen, Tujuan Manajemen dan Keterampilan Manajemen
-
Generation Millenials & Z
Generasi Milenial, Fakta Generasi Milenial dan Tantangan Generasi Milenial
-
Mindset
Pengertian dan Manfaat Positive Thinking, serta Bagaimana Ini dapat Mengubah Hidup Kita?
-
Marketing & Sales
Negosiasi, Ciri-Ciri Negosiasi dan Contoh Negosiasi
-
Communication
Apa Saja Unsur-Unsur Komunikasi yang Perlu Kita Ketahui?
-
Leadership
Pengertian Fungsi Kepemimpinan dan 15 Fungsi Kepemimpinan
-
Communication
Pengertian Komunikasi secara Umum dan Tujuan Komunikasi
-
Self Improvement
Apa Itu Tujuan Hidup dan Bagaimana Mencari Tujuan Hidup?
-
Motivation
6 Langkah Utama untuk Tetap Mempertahankan Motivasi Hidup
-
Innovation
Pengertian Inovasi, Manfaat Inovasi, Tujuan Inovasi dan 5 Mitos Inovasi