×
STUDILMU Career Advice - 8 Cara Pintar Bernegosiasi yang Harus Dipelajari Para Pengusaha
Marketing & Sales

8 Cara Pintar Bernegosiasi yang Harus Dipelajari Para Pengusaha

STUDILMU Users By STUDiLMU Editor

 
Dalam teknik bernegosiasi, kita seringkali tergoda untuk meminta hal ‘yang lebih’ dari pihak lain, kita lupa bahwa untuk mendapatkan hasil negosiasi yang terbaik, kita perlu belajar untuk  mengesampingkan ego kita untuk sementara waktu. Mengapa? Karena apabila kita hanya memprioritaskan kepentingan diri sendiri, maka kesepakatan tidak akan pernah terbentuk. Negosiasi adalah keseimbangan antara memberi dan menerima. Jadi, setiap pengusaha perlu belajar untuk mencapai keseimbangan ini demi membangun bisnis yang sukses.
 
Pada artikel kali ini, kami akan menjelaskan 8 cara pintar dalam bernegosiasi yang harus dipelajari setiap pengusaha. 
 

1. Memiliki Persiapan yang Matang. 

Untuk mencapai kesuksesan dalam segala hal, kita memerlukan persiapan yang matang, begitu juga dalam bernegosiasi. Bagaimana persiapan kerja yang matang? Dalam hal ini, kita perlu mengenal pihak-pihak yang terlibat dengan baik, mengetahui latar belakang mereka, mengerti bisnis mereka dan melakukan pengecekan dengan pihak-pihak sebelumnya yang sudah pernah bekerja dengan mereka, sehingga kita bisa tahu dengan pasti tentang kekuatan dan kelemahan dari mereka. 
 
Dengan kata lain, kita harus memiliki berbagai informasi yang valid dan benar-benar dibutuhkan untuk memulai proses negosiasi dengan pihak lain. Mengenal pihak kita dengan baik dan memahami apa yang mereka tawarkan adalah hal yang sangat penting dalam persiapan negosiasi. 
 
Selain itu, jangan lupa untuk datang ke dalam pertemuan tepat waktu (bahkan, kalau bisa lebih awal sangat bagus!), dan jangan lupa untuk menjaga stamina dan energi kita agar bisa berpikir dengan jernih. 
 

2. Mempertimbangkan Semua Detail Penawaran Pembukaan.

Setelah memiliki persiapan negosiasi yang matang, kita perlu mempertimbangkan semua detail penawaran pembukaan yang diberikan oleh pihak lain. Penawaran pembukaan dalam proses negosiasi bisa terdiri dari harga penawaran, pekerjaan yang diusulkan, barang atau jasa apa saja yang termasuk dalam penawaran, kapan barang harus dikirimkan atau kapan tenggat waktu pekerjaanya, apakah ada insentif dan jaminan untuk para pekerja, serta bagaimana syarat dan ketentuan yang berlaku. 
 
Memang sih harga penawaran adalah komponen yang paling terpenting dalam proses negosiasi, namun rincian poin yang lainnya juga perlu kita pertimbangkan dengan baik. Jangan sampai gegabah dalam memberikan sebuah keputusan, apalagi jika kesepakatan kerja yang diinginkan berlaku dalam jangka panjang. Negosiasi akan menjadi mudah jika rekan pembaca diberi kesempatan untuk memulai penawaran terlebih dahulu, karena rekan pembaca bisa mengatur arah negosiasi tersebut. Jadi, jangan lewatkan kesempatan itu ya!
 

3. Periksa Ego dan Emosi sebelum Negosiasi Dimulai.

Memiliki kepercayaan diri dalam bernegosiasi memang sangat penting, namun terlalu percaya diri dapat membawa kita kepada kesombongan. Jadi sebelum memulai negosiasi, kita perlu memeriksa ego dan emosi di dalam diri terlebih dahulu. Apabila kita membiarkan emosi masuk begitu saja, percaya deh ini tidak akan membantu apapun. 
 
Dalam bernegosiasi, kita perlu berpikir dengan jernih, bersikap netral dan menilai segala sesuatu secara objektif selama proses tawar-menawar berlangsung. Mengesampingkan ego dan emosi akan membawa kita kepada keputusan yang benar dan tepat dalam bernegosiasi.

4. Jangan Biarkan Permainan Negosiasi Mempermainkan Kita. 

Hindari sikap yang kurang waspada, jangan biarkan ‘permainan negosiasi’ mempermainkan pihak Anda sendiri. Terlebih lagi, jika pihak lain memberikan penawaran yang tidak seimbang dengan apa yang pihak kita lakukan atau usahakan, itu tidak adil! 
Dalam hal ini, kita perlu menjadi pihak yang memainkan permainan negosiasi, namun tetap fleksibel dan netral. Sehingga, kedua belah pihak bisa mendapatkan kemenangan yang sama rata. 
 

5. Mengenali Kekuatan dan Kelemahan Kita dengan Jelas.

Kami tidak akan pernah berhenti mengingatkan bahwa kesadaran diri adalah salah satu kunci kesuksesan, begitu juga di dalam bernegosiasi. Sebelum memulai proses negosiasi, kita perlu mengetahui kelemahan dan kekurangan diri kita sendiri, atau jika kita bernegosiasi atas nama perusahaan, maka kita perlu memahami kekurangan dan kelebihan dari produk atau jasa yang kita tawarkan kepada pihak lain. Kesadaran diri bukan hanya membawa kita kepada kejujuran diri, namun juga kejujuran kepada orang lain. 

6. Mengetahui Waktu yang Tepat untuk Pergi dari Proses Negosiasi.

Bagaimana jika proses negosiasi tidak berjalan sesuai yang diharapkan? Misalnya, terlalu banyak poin-poin yang dirasa sangat berat untuk kita sepakati karena tidak seimbang atau tidak adil dengan apa yang didapatkan dari pihak lain. Jika proses negosiasi dirasa sudah tidak kondusif lagi, jangan takut untuk bersikap tegas dengan menyudahi proses negosiasi tersebut. 
 
Namun perlu diingat bahwa kita dituntut untuk tetap bersikap netral, jadi meskipun kita menyudahi proses negosiasi yang kurang menguntungkan tersebut, hubungan kita dengan pihak lain tetap terjalin dengan baik. Siapa tau di masa mendatang akan ada penawaran yang lebih menarik yang mereka tawarkan kepada kita, tidak ada yang pernah tau kan? 
 

7. Bernegosiasi dengan Itikad Baik.

Kebanyakan negosiator melakukan negosiasi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, kesepakatan bisnis dalam jangka panjang, meningkatkan penjualan secara cepat, menaikkan popularitas perusahaan, produk atau jasa mereka, untuk menjadi terkenal, dan lain sebagainya. Kita sering terbuai untuk melindungi kepentingan pribadi, pribadi dan pribadi saja! sampai-sampai kita lupa untuk menjadi negosiator yang baik dengan itikad yang baik dalam bernegosiasi.  
 
Cobalah untuk menjadi negosiator yang berbeda dari yang lain. Kita perlu mencoba mendengarkan pihak lain secara aktif dan benar-benar mendengar apa yang dikatakan dan diminta oleh pihak lain. Apa masalah yang membuat mereka ragu dengan pihak kita? Kemudian, pastikan bahwa kita menyampaikan prioritas dari pihak kita sendiri. Ini adalah fondasi yang kuat untuk mencapai solusi “win-win” antara kedua belah pihak. 
 

8. Berani untuk Menyimpulkan Kesepakatan Bersama. 

Memang benar bahwa negosiasi terasa seperti permainan peluang, tapi sebenarnya negosiasi lebih seperti permainan catur. Proses negosiasi memerlukan waktu lebih agar pihak lain bisa memberikan keputusan untuk langkah selanjutnya. Dalam hal ini, kita perlu memiliki ide-ide cemerlang yang bisa membantu kita memahami apa yang pihak lain inginkan, dan berani untuk menyimpulkan kesepakatan dari kedua belah pihak. 
 
Dalam hal ini, rekan pembaca sedang mencoba untuk segera menyimpulkan kesepakatan agar proses negosiasi tidak berjalan lambat dan ‘terlalu lembek’. Jika kesepakatan yang didapatkan memang sangat baik dan menguntungkan kedua belah pihak, buat apa menunggu lama-lama? Kita bisa menggunakan sisa waktunya untuk segera mengeksekusi kesepakatan tersebut, bukan? 
 
Setelah membaca 8 cara pintar dalam bernegosiasi di atas, bagaimana pendapat rekan pembaca?  Kami mengajak semua rekan-rekan Career Advice untuk menerapkan cara-cara pintar di atas, terutama bagi para pembaca yang bekerja sebagai pengusaha atau pebisnis. Selamat mencoba ya rekan-rekan Career Advice. 

Featured Career Advice