
Productivity
5 Faktor yang Menciptakan Etos Kerja yang Kuat
By STUDiLMU Editor
Kami yakin bahwa setiap pemimpin dan perekrut selalu menginginkan karyawan yang memiliki etos kerja yang kuat. Para perekrut tidak akan merasa rugi jika memiliki karyawan seperti ini, karena tanpa pengawasan yang ketat sekali pun, karyawan dengan etos kerja yang kuat akan selalu memberikan kinerja yang terbaik pada pekerjaannya.
Apakah rekan pembaca pernah berpikir, “kira-kira saya memiliki etos kerja di dalam diri tidak ya?” Ini pertanyaan yang bagus loh! Artinya, rekan pembaca mau mengevaluasi diri sendiri dan ingin berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Bagi sebagian orang, etos kerja sangat sulit untuk dimiliki, namun nyatanya etos kerja dapat dilatih loh! Jadi jika rekan pembaca ingin memiliki etos kerja yang kuat, Yuk kita coba terapkan 5 faktor di bawah ini yang dapat menciptakan etos kerja.
1. Selalu Berperilaku Secara Profesional
Profesionalisme adalah sesuatu yang sangat diperhatikan dari seorang karyawan baru, ketika mereka memulai pekerjaan di suatu perusahaan sampai mereka pergi meninggalkan perusahaan tersebut. Profesionalisme bisa berupa bagaimana cara mereka berpakaian, apakah mereka selalu menyelesaikan tugas kerja dengan tepat waktu, bagaimana sikap dan perilaku mereka terhadap rekan-rekan kerja, manajer, klien, bahkan mitra bisnis.
Mereka adalah orang-orang yang selalu bertanggung jawab atas pekerjaan mereka. Artinya, tidak mengobrol secara berlebihan ketika bekerja, tidak datang ke kantor dengan waktu semaunya, dan lain sebagainya. Ketika rekan-rekan Career Advice ingin memiliki etos kerja yang kuat, maka rekan-rekan pembaca perlu belajar untuk bekerja secara profesional. Jika kita terus-menerus berusaha untuk bekerja secara profesional, maka perilaku ini akan menjadi kebiasaan baik bagi kita di kantor. Dan, ini dapat memudahkan kita menuju tangga kesuksesan.
2. Selalu Terorganisir dan Memiliki Produktivitas yang Tinggi.
Poin pertama ini akan berlanjut pada poin kedua, ketika kita bekerja secara profesional, maka segala pekerjaan yang kita buat akan terorganisir dengan sangat baik. Tidak ada celah untuk bermalas-malasan dalam bekerja. Malahan, kita akan menjadi seseorang yang sangat bersemangat dan selalu termotivasi untuk menyelesaikan semua tugas dengan cepat dan tepat.
Tugas-tugas kerja yang dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat akan membantu kita untuk memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Bagaimana caranya agar kita bisa menjadi terorganisir dan lebih produktif? Untuk mencapai hal ini, rekan-rekan Career Advice bisa membaca kiat-kiat yang dapat membantu kita semua untuk menjadi individu yang produktif.
Sebagai contoh, rekan pembaca tidak menggunakan ponsel secara berlebihan ketika sedang bekerja. Ponsel dapat mengalihkan konsentrasi kita dari pekerjaan. Ketika fokus kita teralihkan ke layar ponsel, maka akan sulit untuk bisa fokus pada tugas kerja kita kembali. Contoh lainnya, kita perlu menjauhi kebiasaan untuk mengecek kotak masuk email secara terus-menerus. Mengecek email juga akan mengalihkan fokus kita, sama halnya seperti bermain ponsel ketika bekerja. Untuk itu, rekan pembaca perlu menetapkan waktu khusus untuk mengecek dan merespon email yang masuk.
Hal-hal yang biasanya kita anggap sepele seperti ini justru akan membantu kita menjadi seorang yang terorganisir dan memiliki produktivitas yang sangat baik. Yuk, kita latih diri kita untuk lebih terorganisir mulai dari sekarang agar mempunyai etos kerja yang kuat.
3. Memiliki Kerjasama Tim yang Kuat.
Faktor lain untuk memiliki etos kerja yang kuat adalah dengan memahami secara baik bahwa setiap individu adalah bagian dari komunitas. Sama halnya dengan setiap karyawan di kantor, mereka adalah bagian dari keseluruhan tim. Kita perlu meyakini bahwa setiap orang memiliki peranan, keunggulan serta kekurangannya masing-masing. Dengan meyakini hal ini, kita akan saling mendukung satu sama lain, dan membentuk suatu kesatuan yang kuat.
Jadi untuk memiliki etos kerja yang kuat, kita perlu belajar untuk saling memahami anggota tim lainnya dan mengenal mereka dengan lebih baik. Jangan egois dengan menganggap diri kita sebagai orang yang paling hebat daripada yang lain, karena tidak ada satupun orang sukses di dunia ini yang bisa berkembang dengan bantuan diri mereka sendiri.
4. Selalu Bertekad untuk Sukses.
Faktor keempat untuk memiliki etos kerja adalah memiliki motivasi internal yang sangat kuat. Tidak peduli seberapa kejamnya orang-orang yang ingin menjatuhkan kita, kita selalu punya alasan untuk bangkit dan terus mengejar impian yang kita harapkan di dalam hidup.
Orang-orang dengan tekad yang kuat untuk sukses akan selalu bersemangat untuk bekerja. Mereka bekerja keras dengan giat dan gigih. Setiap pagi, siang dan malam, mereka tidak pernah berhenti untuk terus bekerja dan berinovasi untuk memikirkan strategi-strategi nyata agar bisa menjadi orang sukses di masa depan.
Jangan pernah remehkan segala impian yang kita miliki untuk menjadi orang sukses, semua impian itu akan menjadi cahaya yang menerangi setiap langkah kita untuk terus maju ke depan. Meskipun kehidupan terasa semakin sulit dan menyusahkan, namun semua itu tidak akan menjadi masalah bagi kita.
5. Memberikan Konsistensi pada Pekerjaan yang Berkualitas Tinggi.
Untuk memiliki etos kerja yang tinggi, tidak bisa diraih dalam satu hari saja. Perlu sebuah konsistensi yang tinggi dalam bekerja keras, bekerja dengan gigih dan rajin. Orang-orang dengan etos kerja yang tinggi cenderung selalu memberikan hasil kerja yang berkualitas tinggi. Mereka tidak akan pernah bekerja setengah-setengah atau memberikan hasil yang minimal.
Biasanya, orang-orang seperti ini memiliki standar tertentu ketika bekerja, mereka selalu ingin memberikan hasil kerja yang terbaik dan membanggakan.
Nah, itu dia 5 faktor yang bisa membantu kita menciptakan etos kerja yang kuat. Apakah rekan pembaca tertarik untuk menerapkannya mulai dari sekarang? Jika “ya”, bagus! Selamat mencoba ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Tips of Management
Investasi yang Sebaiknya Dimiliki Oleh Karyawan
-
Emotional Intelligence
Mindfulness Dalam Kerja
-
Teamwork & Collaboration
Melakukan Kolaborasi Secara Virtual
-
Marketing & Sales
Fitur Live Streaming Sebagai Strategi Sosial Media Marketing
-
Productivity
Aktivitas untuk Mengatasi Kebosanan di Kantor
-
Leadership
Melakukan Delegasi Dalam Bekerja
-
Leadership
Perbedaan Bos dan Leader
-
Enterpreneurship
Mengenal dan Membuat Laporan Keuangan Sederhana
-
Enterpreneurship
Mengenal 6 Tipe Pelanggan Sulit
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu
-
Happiness
Quality Time dengan Pasangan yang Sibuk Bekerja? Bisa!
-
Productivity
Time Blocking, Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Waktu
-
Productivity
Work From Home, Mengenal Budaya Kerja Baru
-
Tips of Management
Perencanaan Kerja di Tahun yang Baru
-
Emotional Intelligence
Cara Mengatasi Burnout
-
Enterpreneurship
Mengenal Copyright
-
Tips of Management
Jenis Asuransi yang Diperlukan oleh Pekerja
-
Marketing & Sales
Dari Pengertian Hingga Strategi Digital Marketing
-
Resume & Interviewing
Cara Membuat CV yang Menarik HRD!
-
Productivity
Menerapkan Grit di Tempat Kerja
-
Motivation
Memahami Resesi. Apa Resesi Itu Sebenarnya?
-
Generation Millenials & Z
Kian Minimalis untuk Rumah ala Milenial
-
Self Improvement
Menghadapi Quarter Life Crisis
-
Generation Millenials & Z
Menariknya Kerja di Startup!
-
Tips of Management
Mempersiapkan Dana Darurat untuk Peristiwa Tak Terduga
-
E-learning
Kartu Prakerja dan Pelatihan Online
-
Self Improvement
7 Tips Beradaptasi di Lingkungan Kerja Baru
-
Productivity
Semakin Produktif dengan Makanan Sehat
-
Communication
Komunikasi Bisnis: Verbal & Non-verbal
-
Leadership
Kepemimpinan di Masa Krisis (Leadership in Crisis Time)
-
Generation Millenials & Z
Parenting Gaya Millennials
-
Motivation
3 Tips Never Give Up
-
Motivation
Sumber dan Faktor yang Menghilangkan Gairah Kerja
-
Self Improvement
Bekerja di Luar Passion? Siapa Takut!
-
Self Improvement
Pengertian Tidur, Manfaat Tidur, Serta Hubungan Antara Tidur dan Kinerja
-
Leadership
Budaya Organisasi: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Karakteristiknya
-
Leadership
Etika Bisnis: Definisi, Tujuan, Contoh dan Manfaatnya dalam Perusahaan
-
Self Improvement
Pengertian Hutang dan 8 Cara Mengelola Hutang secara Efektif
-
Self Improvement
Pengertian Kartu Kredit dan 20 Cara Menggunakannya Secara Efektif
-
Self Improvement
Kerja Online: Pengertian, Manfaat dan Contoh Kerja Online
-
Self Improvement
Kerja Sampingan: Definisi, Manfaat dan Mengapa Ini Penting untuk Karyawan?
-
Leadership
Integritas: Pengertian, Contoh, Kebiasaan dan Cara Membentuknya
-
Enterpreneurship
Usaha Rumahan: Definisi, Kelebihan dan Kekurangan, serta Hal yang Perlu Disiapkan
-
Enterpreneurship
10 Pertimbangan Sebelum Membeli Bisnis Waralaba
-
Self Improvement
Manajemen Keuangan, Manfaat dan Tips Manajemen Keuangan untuk Karyawan
-
Leadership
Pengertian Manajemen, Tujuan Manajemen dan Keterampilan Manajemen
-
Generation Millenials & Z
Generasi Milenial, Fakta Generasi Milenial dan Tantangan Generasi Milenial
-
Mindset
Pengertian dan Manfaat Positive Thinking, serta Bagaimana Ini dapat Mengubah Hidup Kita?
-
Marketing & Sales
Negosiasi, Ciri-Ciri Negosiasi dan Contoh Negosiasi
-
Communication
Apa Saja Unsur-Unsur Komunikasi yang Perlu Kita Ketahui?
-
Leadership
Pengertian Fungsi Kepemimpinan dan 15 Fungsi Kepemimpinan
-
Communication
Pengertian Komunikasi secara Umum dan Tujuan Komunikasi
-
Self Improvement
Apa Itu Tujuan Hidup dan Bagaimana Mencari Tujuan Hidup?
-
Motivation
6 Langkah Utama untuk Tetap Mempertahankan Motivasi Hidup
-
Innovation
Pengertian Inovasi, Manfaat Inovasi, Tujuan Inovasi dan 5 Mitos Inovasi
-
Communication
Komunikasi adalah Fungsi Kepemimpinan Inti Para Pemimpin
-
Leadership
Apa Saja Teori Kepemimpinan yang Penting untuk Kita Ketahui?