
Generation Millennials & Z
5 Cara Menghadapi Rekan Kerja yang Lebih Muda
By STUDiLMU Editor
Halo, rekan pembaca Career Advice, kita telah membahas tentang lingkungan kerja multigenerasi pada pembahasan sebelumnya. Ya, sungguh kita dapat melihat bahwa dunia kerja saat ini didominasi oleh para milenial. Nah, jika rekan pembaca masuk dalam golongan generasi X atau baby boomer, pastinya ada kesulitan tersendiri untuk berinteraksi dan bekerjasama dengan para milenial. Perbedaan budaya, sudut pandang dan cara bekerja membuat kita merasa sulit untuk berinteraksi dengan para milenial.
Namun, rekan pembaca jangan merasa khawatir. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi situasi ini. Kali ini, kita akan membahas 5 cara menghadapi rekan kerja yang lebih muda agar dapat tetap bertahan dan bekerja sama dengan rekan kerja bahkan atasan yang usianya lebih muda.
1. Memahami perbedaan cara berkomunikasi.
Saya suka berkomunikasi melalui email. Rekan kerja yang merupakan generasi X dan baby boomer juga setuju dengan hal ini, tetapi generasi yang lebih muda memiliki banyak alternatif untuk berkomunikasi. Mereka mungkin saja menggunakan teks emoji-laden bahkan aplikasi Slack.
Berdasarkan survei, 80% dari jumlah pekerja saat ini mengakui bahwa perbedaan yang paling mencolok yang terjadi di lingkungan kerja multigenerasi adalah gaya berkomunikasi. Oleh karena itu, kita tidak dapat hanya mengandalkan email sebagai satu-satunya cara untuk berkomunikasi.
Jika organisasi maupun pemimpin tim tidak memiliki ketetapan untuk menggunakan media tertentu dalam berkomunikasi, ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Generasi yang lebih muda mungkin akan memilih untuk menggunakan aplikasi yang tidak terlalu familiar bagi generasi sebelumnya. Nah, inilah waktunya untuk menentukan alat komunikasi yang tepat bagi tim. Apakah tim akan berkomunikasi dengan bertatap muka langsung, melalui panggilan telepon, melalui aplikasi percakapan atau bahkan email.
Jika kita merasa tidak familiar dengan aplikasi tersebut, temukan cara untuk beradaptasi. Jangan segan untuk meminta bantuan dari rekan lain yang menguasai aplikasi tersebut. Dengan begitu, komunikasi antar generasi dapat berlangsung dengan baik.
2. Terbuka terhadap hal baru dan bersemangat untuk terus belajar.
Dalam kehidupan profesional, kita tidak boleh merasa puas dengan apa yang dimiliki. Kita harus terus mencari cara untuk mencoba dan mempelajari hal baru. Dengan begitu, kita tidak akan tertinggal. Dengan menjadi seorang pembelajar seumur hidup merupakan kunci sukses di tengah era persaingan global saat ini. Semangat tinggi yang dimiliki generasi muda, haruslah juga dimiliki oleh generasi sebelumnya.
Seorang senior yang saya kenal, membagikan kisah perjalanannya. Ia mengatakan bahwa keinginannya untuk terus belajar merupakan kunci dari kesuksesan yang diraihnya. Pola pikir dan keinginannya untuk terus bertumbuh membuatnya menjadi satu-satunya seorang pelatih wanita yang mendapatkan sertifikat pelatihan penulisan surat lamaran di usia 54 tahun. Ia juga mengatakan bahwa di era yang serba maju saat ini, kita tidak lagi menggunakan mesin ketik dan cara konvensional lainnya untuk melamar di sebuah perusahaan. Linkedin adalah alat penghubung yang digunakan saat ini. Untuk itu, kita harus memiliki semangat dan kemauan belajar yang tinggi. Kita mungkin dapat bergabung dengan kelas pembelajaran online untuk meningkatkan kemampuan diri dan memiliki satu keterampilan baru yang dapat menunjang perjalanan karier atau mengajukan diri untuk menghadiri sebuah seminar dan membagikan apa yang didapat kepada rekan lainnya. Dengan membaca buku atau mendengarkan podcast juga dapat menjadi solusi terbaik dalam meningkatkan keterampilan.
3. Tidak segan untuk belajar dari rekan yang lebih muda.
Ada banyak orang tua yang meminta bantuan anak mereka untuk mengajari cara menggunakan Facebook dan media sosial lainnya. Nah, mentoring seperti ini dapat menjadi cara yang tepat untuk mentransfer keterampilan teknologi yang dimiliki rekan kerja yang jauh lebih muda. Kuncinya adalah kita tidak perlu merasa segan bahkan malu untuk belajar dari mereka. Cobalah untuk memerhatikan dan membuka diri terhadap strategi yang digunakan generasi muda dalam mengelola pesan masuk bahkan mengatur daftar tugas yang dimiliki. Siapa tahu kita akan mendapatkan hal dan pemikiran baru. Ya, dapat dikatakan bahwa ini merupakan bagian dari merangkul semangat untuk belajar.
Saking penasarannya, saya meminta salah satu rekan kerja yang lebih muda untuk mendownload aplikasi yang digunakannya dalam mengatur waktu. Saya memintanya untuk mengajari cara menggunakan aplikasi tersebut. Lalu, tahukah Anda apa yang saya dapatkan? Saya menemukan cara baru untuk mengatur dan menyelesaikan tugas sehari-hari, mulai dari memindai dokumen yang dapat dilakukan dimana saja hingga mengelola pengeluaran.
Nah, tidak ada salahnya dong untuk meminta rekan kerja yang lebih muda menjadi mentor dalam mengajari hal-hal baru yang berkaitan dengan teknologi. Dengan begitu, kita dapat menambah kemampuan dan memberikan nilai lebih bagi perusahaan. Tentu saja, kita dapat membangun hubungan yang baik dan harmonis dengan rekan kerja yang lebih muda.
4. Mencari tahu tren yang ada.
Apakah rekan pembaca mengetahui aplikasi Tiktok? Ya, Tiktok adalah aplikasi yang sempat menjadi tren dikalangan remaja. Apa yang sedang tren saat ini? Cobalah Anda untuk mencari tahu dan percayalah bahwa ini tidak akan merugikan kita, tetapi justru ini dapat membantu kita mendapatkan kesuksesan. Bagaimana bisa? Ini karena ketika mencari tahu hal-hal yang sedang tren saat ini, kita dapat menemukan hal-hal yang berhubungan dengan tujuan. Kita juga dapat menjalin hubungan baik dengan rekan kerja.
5. Berhenti mencela diri melalui lelucon.
Membuat lelucon adalah hal yang wajar untuk membangun koneksi di tempat kerja. Namun, jangan sampai lelucon tersebut berisi celaan terhadap diri sendiri ya, rekan pembaca. Itu bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan, terutama saat berinteraksi dengan rekan kerja yang lebih muda.
Lupakanlah usia yang kita miliki saat ini. Usia bukanlah sebuah batasan yang menghambat kita untuk mengerjakan hal-hal hebat. Memiliki kepercayaan diri dan rasa hormat terhadap diri sendiri. Dengan begitu, rekan kerja lainnya juga akan melakukan hal yang sama. Mereka akan mampu menghormati dan menghargai keberadaan kita.
Itulah 5 cara menghadapi rekan kerja yang lebih muda. Jika disimpulkan, bersikap terbuka, fleksibel dan komunikatif merupakan kunci untuk dapat menjalin hubungan baik dengan generasi yang lebih mudah. Percayalah bahwa lingkungan kerja multigenerasi merupakan suatu dinamika yang memberikan kesenangan dan hal positif bagi kita.
Featured Career Advice
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table
-
E-learning
Tipe-tipe Kecerdasan Manusia
-
E-learning
Meningkatkan Daya Ingat
-
E-learning
Menciptakan Suasana yang Nyaman dalam Belajar
-
E-learning
Meningkatkan Kecepatan Belajar dengan Meningkatkan Fokus
-
E-learning
Musik Memperkuat Konsentrasi dan Fokus
-
E-learning
Pentingnya Mindset untuk Membangun Sukses
-
Tips of Management
Memahami Supply Chain Management
-
Communication
Presentasi Dengan Menggunakan Teknik Storytelling
-
Communication
Fungsi dan Manfaat dari Storytelling dalam Komunikasi
-
Communication
Apa Itu Storytelling
-
E-learning
Mengenal Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
-
Tips of Management
7 Langkah Mudah Membuat Mind Map
-
Tips of Management
Mengenal Jenis-Jenis Mind Map
-
Tips of Management
Permudah Pekerjaan Anda dengan Mind Map
-
E-learning
Etika di dalam Kegiatan Belajar-mengajar Melalui Zoom yang Harus Anda Ketahui!
-
E-learning
Fitur-fitur Zoom untuk Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik!
-
Generation Millenials & Z
Membuat Lingkungan Kerja yang Baik untuk Generasi Millenial dan Gen Z
-
Generation Millenials & Z
Berbagai Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menciptakan Keceriaan Lintas Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menghadapi Generation Gap di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Menghadapi Tipe Orang Negatif di Lingkungan Kerja