
Self Improvement
5 Cara Menangani Penolakan dan Rasa Takut Ditolak
By STUDiLMU Editor
Saya dan semua pembaca Career Advice pasti pernah mengalami penolakan pada beberapa hal tertentu. Tentunya, tidak ada yang menyukai penolakan, karena penolakan adalah sebuah hal yang menyakitkan. Sebagai manusia, kita ingin dicintai dan diterima oleh orang lain. Rasa memiliki dalam komunitas adalah salah satu nilai dasar untuk dapat bertahan hidup.
Lantas bagaimana cara menangani sebuah penolakan? Berikut adalah enam cara untuk membantu rekan-rekan Career Advice dalam menyeimbangkan emosi dan mental dalam menghadapi penolakan, sehingga penolakan bukan lagi hal yang menjengkelkan atau menyedihkan. Melainkan, menjadi satu hadiah yang dapat mengubah hidup kita menjadi lebih positif. Penasaran apa saja beberapa cara tersebut? Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Menyadari bahwa Penolakan Akan Tetap Ada
Ini adalah langkah utama, yang harus kita sadari dan akui. Selama ini kita selalu merasa kecewa karena terlalu berharap pada suatu hal yang mungkin belum jelas. Bahkan, sesuatu yang sudah jelas pun bisa mengecewakan kita di suatu waktu.
Jika kita menyadari bahwa penolakan akan selalu ada dimanapun kita berada, kapanpun dan dalam kondisi apapun, saat kita menghadapinya pasti kita akan merasa lebih tenang dan tidak terbawa emosi.
2. Berhenti Merenungi Kesedihan
Tidak hanya kita yang pernah mengalami penolakan, orang lain pasti juga pernah merasakannya, bahkan lebih pahit dari yang kita rasakan. Terus-terusan merenungi kesedihan yang kita hadapi, tidak hanya membuat orang lain gerah dan lelah mendengar segala keluh kesah kita, mereka akan mulai menjauhi kita yang terlalu mendramatisir segala hal.
Sedih adalah reaksi wajar, yang dilakukan oleh tubuh kita. Tapi, sedih juga ada batasannya. Kita tidak bisa merenungi kesedihan dengan waktu yang lama.
Jika pembaca Career Advice menghadapi sebuah penolakan dan ini sangat menyakitkan, bersedihlah sewajarnya, dan bangkit kembali untuk meraih kesempatan hidup lainnya. Alihkan perhatian kita ke dalam sesuatu yang lebih produktif, dan pilih aktivitas dengan bijak. Kesibukan yang baik akan mengalihkan rasa sakit hati kita dari penolakan yang ada.
3. Atur Jumlah Peluang Penolakan yang Dihadapi
Kita semua memiliki ambang yang berbeda dari jumlah penolakan yang bisa kita tangani. Penolakan berkali-kali yang kita rasakan saat mendengar “Kami menyesal memberitahu Anda bahwa lamaran Anda tidak berhasil’, ini dapat menjadi tamparan yang begitu menyakitkan, tapi ini juga akan menjadikan diri kita menjadi individu yang lebih kuat dari sebelumnya.
Ketika masa-masa sulit datang, kita perlu melindungi kondisi mental dan emosional diri. Mempertimbangkan dengan bijaksana berapa banyak lagi hal yang bisa kita tangani, dan ini sangat penting. Sebelum kita melangkah maju, tanyakan pada diri sendiri apakah kita memiliki sumber daya dan dukungan yang tepat untuk mendukung kita maju kembali?
Saat kita berputus asa, seringkali yang kita perlukan hanyalah waktu. Waktu untuk mengistirahatkan diri. Biarkan pikiran kita beristirahat untuk sementara, sampai akhirnya mental kita sudah kuat untuk melangkah maju kembali.
Ketahuilah bahwa kapasitas dan ketahanan kita dalam menangani penolakan akan berbeda dari rekan-rekan sejawat kita. Jadi berhati-hatilah dalam menetapkan tujuan untuk kembali ke ring tinju sebelum kita benar-benar siap.
4. Mengoreksi Kesalahan
Seringkali sebuah penolakan terjadi karena ada sesuatu yang salah. Dalam kata lain, ada sesuatu yang perlu kita koreksi dalam diri kita agar mendapatkan sebuah penerimaan. Coba ajak diri kita untuk mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini:
- Mungkinkah penolakan ini hanyalah indikasi bahwa saya ingin menjadi bagian dan tidak cocok dengan saya?
- Mungkinkah penolakan ini menjadi penuntun untuk mengarahkan saya kembali ke jalan yang seharusnya saya tuju, atau sesuatu yang lebih baik lagi yang belum dapat saya pahami?
- Apakah penolakan ini benar-benar menjadi peluang besar untuk tumbuh dan berkembang menjadi versi yang lebih baik dari diri saya?
- Apa yang telah kita pelajari dari penolakan yang didapatkan?
- Peluang apa yang sekarang bisa kita lihat yang mungkin belum bisa dilihat sebelumnya?
- Ketika kita merasa siap untuk melangkah maju lagi, apakah kita akan menuju ke arah yang sama? Mungkinkah kita melakukan hal-hal yang berbeda kali ini?
Kita tidak akan pernah mengerti rencana Tuhan di awal, bisa jadi dengan berbagai penolakan yang kita hadapi, malah membawa kita kepada kesempatan emas yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Jadi saat kita menghadapi penolakan, akankah lebih baik jika kita mengoreksi diri terlebih dahulu, apakah ada hal-hal yang perlu kita perbaiki dan tingkatkan untuk mendapatkan sebuah penerimaan di masa depan.
5. Belajarlah untuk Menghadapi Ketakutan akan Penolakan di Masa Depan
Setelah mengakui bahwa penolakan memang akan selalu hadir di dalam kehidupan kita, perlu untuk membuat pencegahan atau melindungi diri sebelum suatu penolakan datang dan menurunkan kekuatan mental kita. Jika kita tidak punya rencana pencegahan, buatlah.
Dengan memprediksikan bagaimana emosi dan pikiran kita saat menerima penolakan, kita memberi perasaan yang lebih kuat untuk mempertahankan kontrol diri seandainya ditolak. Secara tidak langsung, kita sudah memiliki rencana pertolongan pertama sebelum penolakan benar-benar datang kepada kita.
Tuliskan pikiran dan emosi apa yang bisa kita alami dalam menghadapi penolakan. Jika kemarahan, siapkan strategi sehat untuk memproses energi kemarahan itu. Jika itu adalah kesedihan, luangkan waktu dalam jadwal yang kita miliki untuk membiarkan diri merasakan kesedihan itu sendirian atau bersama teman, kolega atau anggota keluarga yang tercinta.
Ok, itulah beberapa cara sederhana yang dapat kita terapkan saat menghadapi penolakan dan menangani rasa takut untuk ditolak. Penolakan adalah suatu hal yang pasti pernah terjadi di dalam hidup kita, dan rasa takut untuk ditolak adalah perasaan wajar yang dimiliki oleh semua manusia. Tapi, kita punya alternatif lain untuk menghadapi penolakan tersebut. Tetap semangat untuk semua pembaca Career Advice, jangan takut ditolak lagi ya!
Featured Career Advice
-
Teamwork & Collaboration
Mendesain Proses Hiring yang Berbeda
-
Leadership
Memimpin Secara Virtual
-
Tips of Management
Investasi yang Sebaiknya Dimiliki Oleh Karyawan
-
Emotional Intelligence
Mindfulness Dalam Kerja
-
Teamwork & Collaboration
Melakukan Kolaborasi Secara Virtual
-
Marketing & Sales
Fitur Live Streaming Sebagai Strategi Sosial Media Marketing
-
Productivity
Aktivitas untuk Mengatasi Kebosanan di Kantor
-
Leadership
Melakukan Delegasi Dalam Bekerja
-
Leadership
Perbedaan Bos dan Leader
-
Enterpreneurship
Mengenal dan Membuat Laporan Keuangan Sederhana
-
Enterpreneurship
Mengenal 6 Tipe Pelanggan Sulit
-
Self Improvement
Keseimbangan Untuk Ibu Bekerja
-
Self Improvement
Berpenampilan Profesional Saat Work From Home
-
Coaching
Sukses Menjadi Staff Admin
-
Marketing & Sales
Mengenal Marketing B2P, Pemasaran dengan Karakteristik Individu
-
Happiness
Quality Time dengan Pasangan yang Sibuk Bekerja? Bisa!
-
Productivity
Time Blocking, Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen Waktu
-
Productivity
Work From Home, Mengenal Budaya Kerja Baru
-
Tips of Management
Perencanaan Kerja di Tahun yang Baru
-
Emotional Intelligence
Cara Mengatasi Burnout
-
Enterpreneurship
Mengenal Copyright
-
Tips of Management
Jenis Asuransi yang Diperlukan oleh Pekerja
-
Marketing & Sales
Dari Pengertian Hingga Strategi Digital Marketing
-
Resume & Interviewing
Cara Membuat CV yang Menarik HRD!
-
Productivity
Menerapkan Grit di Tempat Kerja
-
Motivation
Memahami Resesi. Apa Resesi Itu Sebenarnya?
-
Generation Millenials & Z
Kian Minimalis untuk Rumah ala Milenial
-
Self Improvement
Menghadapi Quarter Life Crisis
-
Generation Millenials & Z
Menariknya Kerja di Startup!
-
Tips of Management
Mempersiapkan Dana Darurat untuk Peristiwa Tak Terduga
-
E-learning
Kartu Prakerja dan Pelatihan Online
-
Self Improvement
7 Tips Beradaptasi di Lingkungan Kerja Baru
-
Productivity
Semakin Produktif dengan Makanan Sehat
-
Communication
Komunikasi Bisnis: Verbal & Non-verbal
-
Leadership
Kepemimpinan di Masa Krisis (Leadership in Crisis Time)
-
Generation Millenials & Z
Parenting Gaya Millennials
-
Motivation
3 Tips Never Give Up
-
Motivation
Sumber dan Faktor yang Menghilangkan Gairah Kerja
-
Self Improvement
Bekerja di Luar Passion? Siapa Takut!
-
Self Improvement
Pengertian Tidur, Manfaat Tidur, Serta Hubungan Antara Tidur dan Kinerja
-
Leadership
Budaya Organisasi: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Karakteristiknya
-
Leadership
Etika Bisnis: Definisi, Tujuan, Contoh dan Manfaatnya dalam Perusahaan
-
Self Improvement
Pengertian Hutang dan 8 Cara Mengelola Hutang secara Efektif
-
Self Improvement
Pengertian Kartu Kredit dan 20 Cara Menggunakannya Secara Efektif
-
Self Improvement
Kerja Online: Pengertian, Manfaat dan Contoh Kerja Online
-
Self Improvement
Kerja Sampingan: Definisi, Manfaat dan Mengapa Ini Penting untuk Karyawan?
-
Leadership
Integritas: Pengertian, Contoh, Kebiasaan dan Cara Membentuknya
-
Enterpreneurship
Usaha Rumahan: Definisi, Kelebihan dan Kekurangan, serta Hal yang Perlu Disiapkan
-
Enterpreneurship
10 Pertimbangan Sebelum Membeli Bisnis Waralaba
-
Self Improvement
Manajemen Keuangan, Manfaat dan Tips Manajemen Keuangan untuk Karyawan
-
Leadership
Pengertian Manajemen, Tujuan Manajemen dan Keterampilan Manajemen
-
Generation Millenials & Z
Generasi Milenial, Fakta Generasi Milenial dan Tantangan Generasi Milenial
-
Mindset
Pengertian dan Manfaat Positive Thinking, serta Bagaimana Ini dapat Mengubah Hidup Kita?
-
Marketing & Sales
Negosiasi, Ciri-Ciri Negosiasi dan Contoh Negosiasi
-
Communication
Apa Saja Unsur-Unsur Komunikasi yang Perlu Kita Ketahui?
-
Leadership
Pengertian Fungsi Kepemimpinan dan 15 Fungsi Kepemimpinan
-
Communication
Pengertian Komunikasi secara Umum dan Tujuan Komunikasi
-
Self Improvement
Apa Itu Tujuan Hidup dan Bagaimana Mencari Tujuan Hidup?
-
Motivation
6 Langkah Utama untuk Tetap Mempertahankan Motivasi Hidup
-
Innovation
Pengertian Inovasi, Manfaat Inovasi, Tujuan Inovasi dan 5 Mitos Inovasi