×
STUDILMU Career Advice - 4 Cara Sederhana untuk Meningkatkan Strategi Pemasaran Milenial
Marketing & Sales

4 Cara Sederhana untuk Meningkatkan Strategi Pemasaran Milenial

STUDILMU Users By STUDiLMU Editor

 
Kemajuan era digital menciptakan persaingan yang sangat sengit antara pemasaran yang dilakukan secara tradisional dan online. Pemasaran secara online telah membuat banyak orang dari berbagai penjuru dunia bertemu dan melakukan transaksi penjualan dan pembelian dengan sangat mudah. 
 
Salah satu alasan utama mengapa banyak pengusaha berpindah dari pemasaran tradisional ke online, karena era digital telah mengumpulkan banyak orang disana, sehingga akan lebih mudah bagi kita untuk menjangkau para pelanggan dan calon konsumen baru. Dampak positifnya? Pemasaran melalui internet sangat memungkinkan kita untuk mendapatkan pengembalian investasi yang tinggi. Dengan kata lain, pemasaran melalui media sosial telah terbukti menjadi salah satu cara yang tepat untuk melakukan pemasaran digital.  
 
Di antara banyaknya target konsumen di media sosial, ada banyak generasi milenial di dalamnya. Yap, seperti yang kita ketahui bahwa kaum milenial sudah banyak yang merambah ke dalam dunia kerja, sehingga peluang mereka untuk membeli barang atau menggunakan layanan jasa yang kita tawarkan sangatlah tinggi (kebanyakan dari mereka sudah mempunyai penghasilan sendiri). 
 
Sudah banyak para ahli pemasaran yang mulai memberikan anjuran tentang bagaimana strategi pemasaran di media sosial yang baik dan tepat untuk para generasi milenial. Sampai detik ini, kaum milenial merupakan generasi terbesar di media sosial. Yap, mereka mendominasi media sosial lebih dari generasi-generasi sebelumnya. Jadi bagi para pengusaha atau pebisnis, penting bagi kita untuk tidak mengabaikan generasi milenial di media sosial, yang jumlahnya semakin lama, semakin bertambah ini. 
 
Nah, berikut ini adalah 4 cara sederhana yang sangat efektif untuk strategi pemasaran terhadap kaum milenial di media sosial.

1. Kampanye Produk yang Cerdas.

Para milenial cenderung memiliki lebih dari satu akun media sosial. Mereka bisa memiliki Instagram, Facebook, LinkedIn, Twitter dan lain sebagainya. Ketika mereka membuka salah satu akun media sosial yang mereka miliki, sebenarnya mereka tidak ada niatan untuk membeli produk apapun. Mereka hanya ingin melihat notifikasi, memposting foto atau melihat status dan foto-foto yang diposting oleh rekan-rekan mereka di media sosial. 
 
Nah, kita bisa masuk perlahan-lahan agar bisa mendapatkan perhatian khusus dari mereka. Kita perlu menetapkan strategi pemasaran yang tepat dengan berpikir secara kreatif tentang kampanye produk apa yang dapat kita posting di media sosial, yang kiranya dapat mengambil perhatian yang signifikan dan melibatkan kaum milenial untuk membuat mereka tertarik, dan pada akhirnya membeli produk yang kita tawarkan. 
 
Setelah mereka tertarik untuk membeli produk kita di awal, usahakan untuk membuat mereka puas dengan layanan pelanggan yang kita berikan. Misalnya, dengan menanyakan apakah mereka sudah menerima produk kita dengan baik? Atau apa pendapat mereka terhadap kursus online (jasa atau layanan) yang kita berikan? 
 
Apabila mereka merasa puas dengan produk atau layanan yang kita jual, kaum milenial akan mengajak teman-teman terdekat mereka untuk membeli apa yang mereka beli dari media sosial. Berikut adalah beberapa aturan yang dapat kita ikuti, yang disampaikan oleh Hadi Labarang, seorang pemasar digital terkenal:
- Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan kuis kepada para pengguna media sosial. Buat pertanyaan seputar produk atau layanan yang kita jual di media sosial. Ini bertujuan agar kaum milenial dapat berpartisipasi pada strategi pemasaran yang kita buat. Oh ya, kita juga bisa membuat interaksi antara kita dan kaum milenial melalui Facebook atau Instagram live, yang sering mereka kunjungi. 
- Kita bisa bertegur sapa dengan mereka melalui platform itu dan menjelaskan tentang produk kita secara singkat untuk menarik perhatian para milenial. Apresiasi mereka dengan menyebut nama akun media sosial yang berhasil menjawab pertanyaan dari kuis yang kita berikan, atau sebut nama akun media sosial mereka saat mereka menyapa kita melalui Facebook atau Instagram live. Dengan begitu, mereka akan merasa spesial dan mulai menyukai cara layanan pelanggan dari kita. 
- Selain itu, kita juga perlu menjadi transparan saat melakukan kampanye produk kepada para pelanggan di media sosial, baik kepada generasi milenial maupun bukan. Sebagai contoh, jangan pernah membuat kampanye produk yang ‘menjebak’ calon pelanggan kita, ketika kita mengatakan bahwa produk itu dalam masa promosi sehingga gratis, namun tetiba pelanggan harus membayar sejumlah uang. Percayalah, ini bukan strategi pemasaran yang baik. 
 

2. Konten Pemasaran yang Sederhana, namun Menarik Perhatian.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kaum milenial cenderung memiliki lebih dari satu akun media sosial. Hal ini membuat mereka sering membuka semua akun media sosial yang mereka miliki secara bersamaan. Sehingga, ini membuat mereka tidak terlalu fokus dalam melihat konten-konten yang ada di dalam setiap halaman utama media sosial. 
 
Bagaimana cara membuat mereka terfokus dengan konten produk yang kita posting? Caranya adalah dengan membuatnya sesederhana mungkin, namun tetap elegan. Konten yang sederhana tapi bagus, akan sukses menarik perhatian mereka. Sederhana disini dapat diartikan sebagai isi tulisan yang tertera pada kampanye produk (caption) yang tidak terlalu rumit untuk dimengerti. 
 
Kaum milenial membenci kalimat-kalimat yang terlalu bermakna tinggi dan berbelit-belit, mereka suka segala sesuatu yang praktis dan sederhana, sehingga mudah untuk diingat. Berikut ini adalah dua acara lain yang bisa kita terapkan:
- Pertama, sama seperti poin sebelumnya bahwa kita perlu melakukan kampanye produk dengan Bahasa yang ringan, sederhana dan tidak rumit. Para milenial tidak suka jargon dan lebih tertarik dengan merek produk yang menggunakan istilah-istilah yang sedang ‘booming’ bagi mereka. Selain itu, kita juga bisa membungkus konten dengan tampilan yang menarik. Misalnya, membentuk konten menjadi sebuah gambar yang menarik, video, GIF dan lain sebagainya. 
- Kedua, kita perlu melakukan percakapan ringan dengan para milenial melalui media sosial. Satu fakta menarik, kaum milenial sangat suka untuk diajak berbicara. Ini bisa kita lakukan dengan memposting konten menarik, bisa dalam bentuk gambar atau video tentang produk kita, dan ajak mereka untuk memberi tanggapan terhadap konten tersebut. Ingat, bahwa mereka sangat suka diajak berbicara dan suka untuk didengar. 
 

3. Kembangkan Chatbot untuk Bisnis yang Kita Miliki.

Apakah rekan pembaca sudah pernah mendengar chatbots sebelumnya? Chatbot adalah platform yang sangat bagus untuk sebuah percakapan. Chatbots ini telah menjadi fitur integral dari sejumlah platform sosial, salah satu di antaranya adalah Facebook. 
- Ini memberikan kita kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan dengan menunjukkan katalog produk kepada pengguna media sosial dan memberi mereka opsi untuk membeli produk yang kita tawarkan. 
- Chabot dapat mengelompokkan pengguna media sosial berdasarkan minat yang mereka sukai serta kegiatan yang sering mereka lakukan, sehingga ini memudahkan kita untuk mengirimkan konten berdasarkan kebutuhan mereka. 
 

4. Terhubung dengan Prospek di WhatsApp.

Whatsapp adalah platform chat yang paling sering digunakan oleh orang-orang di dunia, tidak terkecuali dengan para milenial. Selain terhubung dengan prospek (target pelanggan) di media sosial, kita juga bisa terhubung dengan mereka di whatsapp, bahkan ini lebih sederhana praktiknya. Whatsapp memudahkan kita untuk menjalin hubungan yang baik dengan para prospek milenial. 
 
4 cara sederhana di atas sangat bermanfaat bagi rekan-rekan Career Advice yang ingin meningkatkan strategi pemasaran kepada para milenial. Jadi, tunggu apalagi nih? Yuk, langsung saja kita terapkan. Semangat terus ya, rekan-rekan Career Advice. 

Featured Career Advice