
Marketing & Sales
4 Cara Membangun Merek yang Menarik Perhatian Gen Z dan Milenial
By STUDiLMU Editor
Apa yang Dimaksud dengan “Membangun Merek”?
Ketika kita memutuskan untuk membeli suatu produk atau menggunakan layanan jasa, kita pasti akan mengenal istilah “merek atau merk” atau yang biasa kita sebut sebagai merek produk atau merek layanan jasa. Bagaimana pengertian merek menurut para ahli? Seorang ahli bernama Kotler dalam American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai suatu simbol, tanda, rancangan atau segala sesuatu yang menjadi gabungan dari ketiga unsur tersebut yang digunakan sebagai identitas dari suatu produk atau layanan jasa yang dikeluarkan oleh suatu produsen.
Menurut Kotler, fungsi merek adalah sebagai pembeda dari suatu produk dengan produk lainnya, sehingga produsen memiliki ciri khas khusus yang membedakan produknya dari produk kompetitor. Ahli lain juga memberikan pendapatnya terhadap definisi merek. Menurut para ahli lain, merek produk adalah suatu aset yang dapat menciptakan nilai bagi para pelanggan dengan meningkatkan kepuasan pelanggan dan meningkatkan kualitas produk.
Salah satu cara agar merek produk atau layanan jasa kita menjadi terkenal adalah dengan membangun merek yang kuat. Untuk melakukan hal ini, kita perlu menerapkan beberapa strategi untuk membangun merek, salah satunya dengan komunikasi pemasaran membangun merek yang efektif. Lantas, apa yang dimaksud dengan “membangun merek”? Membangun merek adalah melakukan segala usaha atau upaya untuk membuat merek produk atau layanan jasa kita menjadi lebih terkenal di kalangan konsumen, sehingga merek kita bisa mencapai target pelanggan yang kita inginkan.
Menurut website business dot com, ada 4 cara yang dapat kita terapkan untuk membangun merek yang dapat menarik perhatian generasi Gen Z dan generasi milenial. Daripada rekan pembaca capek-capek membaca artikel atau makalah tentang generasi milenial dan Gen Z, hanya demi menarik perhatian milenial dan Gen Z terhadap produk Anda, lebih baik rekan pembaca membaca artikel ini sampai habis. Karena artikel ini akan membantu rekan-rekan pembaca untuk lebih memahami merek produk seperti apa yang dapat menarik perhatian Gen Z dan Milenial. Apakah rekan pembaca sudah mulai penasaran? Jika Ya, yuk kita simak penjelasannya berikut ini.
1. Buat Desain Logo yang Menarik Perhatian Gen Z dan Milenial.
Cara yang paling pertama dan utama untuk membangun merek adalah memiliki desain logo yang sangat eye-catching di mata para Gen Z dan milenial. Desain logo yang menarik akan menciptakan kesan profesional dari produk atau layanan jasa itu sendiri. Untuk membuat desain logo yang menarik, coba cari tahu jenis produk apa yang kita jual? Apa target pemasaran yang kita inginkan?
Kita perlu membuat logo yang sederhana, namun menarik secara visual. Dengan kata lain, kita tidak perlu membuat logo produk yang menceritakan atau menjelaskan bisnis kita secara keseluruhan. Justru, desain logo yang sederhana akan membuat para Gen Z dan milenial semakin penasaran dan mudah untuk mereka ingat. Oh ya, jangan lupa untuk membuat desain logo yang cerah dan memiliki unsur inklusif, serta unik ya.
2. Buat Desain Logo yang Sama, namun bukan berarti Serupa.
Cara kedua yang bisa produsen lakukan untuk membangun merek adalah membuat desain logo yang mungkin sama atau seragam, namun bukan berarti semua logonya serupa. Cara ini berlaku jika rekan pembaca memiliki beberapa produk yang berbeda, namun dalam nama merek yang sama. Sah-sah saja jika kita membuat desain logo yang berbeda-beda pada setiap produk.
Meskipun pada intinya, logo tersebut termasuk ke dalam merek yang sama. Misalnya, rekan pembaca adalah seorang produsen produk yang terdiri dari Produk A, B dan C. Nah dari ketiga produk tersebut, rekan pembaca membuat logo produk yang bernuansa sedikit berbeda, namun para konsumen tetap melihat logo-logo tersebut dari merek yang sama. Gen Z dan milenial akan lebih tertarik dengan merek produk yang seperti ini, karena mereka akan menganggap produsen tersebut sangat kreatif, namun tetap menjaga keaslian mereknya.
3. Berikan “Jingle” atau Alunan Suara Khas dari Merek Anda.
Nah, jingle atau alunan suara khas juga akan menjadi unsur yang sangat menarik bagi merek produk atau layanan jasa kita. Simpelnya, jingle atau alunan suara akan menjadi ciri khas bagi produk itu sendiri. Sehingga, kapanpun dan dimanapun kita mendengar alunan suara tersebut, kita tahu dengan pasti “Itu pasti produk A!”.
Jingle dan alunan suara bukan hanya menarik perhatian para Gen Z dan milenial loh, rekan-rekan. Faktanya, anak-anak kecil juga lebih mudah mengingat merek produk hanya dengan mendengar bunyi, jingle atau alunan suara yang dimiliki produk tersebut.
Nada suara yang relatable akan membuat merek kita merasa dapat dipercaya dan mendorong pelanggan kita untuk membeli produk atau menggunakan layanan jasa kita secara terus-menerus. Jadi setelah kita menemukan jingle atau alunan suara khas yang tepat untuk produk kita, pastikan bahwa kita menggunakannya secara konsisten di semua aspek bisnis yang kita miliki. Jingle dan alunan suara khas yang konsisten akan membawa nilai transparansi bagi para Gen Z dan milenial. Seperti yang kita ketahui bahwa kedua generasi tersebut sangat mengutamakan transparansi dalam suatu produk atau layanan jasa. Jadi, jangan remehkan jingle dan alunan suara khas yang konsisten ya, rekan-rekan.
4. Ceritakan Kisah Unik dan Berharga sebagai Sejarah Bisnis Kita.
Membangun merek bukan hanya tentang desain logo, jingle (alunan suara khas) atau hal-hal lainnya. Namun, akankah lebih baik jika produk kita memiliki kisah yang unik dan berharga sebagai sejarah dari bisnis kita.
Kisah yang unik dan berharga akan menjadi latar cerita yang begitu menarik untuk didengar oleh para pelanggan setia kita di masa depan, terutama ketika bisnis kita sudah maju dan sukses. Misalnya, kita membangun bisnis tersebut karena berniat ingin memberikan pendidikan yang berkualitas kepada generasi muda. Dua atau tiga tahun ke depan, ketika bisnis kita semakin maju, maka ini akan menjadi suatu “ketertarikan” tersendiri bagi gen Z dan milenial. Bahkan, hal ini akan menjadi dorongan tersendiri bagi kedua generasi ini untuk memulai bisnis mereka sendiri.
Yap! Itulah 4 cara yang bisa kita terapkan dalam membangun merek yang dapat menarik perhatian generasi Z dan milenial. Jadi, apakah rekan pembaca sudah siap untuk membangun merek yang menarik hati para gen Z dan milenial? Tetap semangat ya, rekan-rekan Career Advice.
Featured Career Advice
-
Leadership
Perubahan dan Strategi untuk Agile Leadership di Era yang Terus Berubah
-
Leadership
Prinsip-Prinsip Agile Leadership
-
Communication
Microsoft Teams untuk Berkolaborasi Digital
-
Communication
Melakukan Rapat Virtual dengan Microsoft Teams
-
Tips of Management
Tips menjalin relasi dengan banyak orang di LinkedIn Group
-
Tips of Management
Ide Konten yang Menginspirasi untuk Halaman LinkedIn Anda
-
Tips of Management
Tips Membuat Artikel di LinkedIn
-
Tips of Management
Optimalisasi Kinerja Komputer/Laptop dengan Defragment dan Clear Temp Folders
-
Productivity
Strategi yang Tepat untuk Pengambilan Barang (Picking) di Warehouse
-
Productivity
Proses-Proses dalam Warehouse Management
-
Productivity
Mengoptimalkan Fungsi Warehouse
-
Productivity
Mengenal Warehouse Management System
-
Productivity
Jenis-Jenis Warehouse
-
Mindset
Karakteristik Budaya Kerja Jepang
-
Tips of Management
Sukses Berjualan di TikTok Shop
-
Tips of Management
10 Ide Konten TikTok Menarik
-
Marketing & Sales
Jenis-Jenis Struktur Pembelian
-
Tips of Management
Memilih Supplier yang Tepat dalam Manajemen Pembelian
-
Tips of Management
Manajemen Pembelian
-
E-learning
Pelatihan Tatap Muka Vs E-learning: Peran HR yang Makin Krusial di Era Digital
-
E-learning
Mengapa Online Learning merupakan The Future of Education
-
Innovation
Dunia Telah Berubah ke Arah Digital
-
Tips of Management
Memaksimalkan Pengembangan Karyawan Dengan Menggunakan Metode Online
-
Tips of Management
Kunci Sukses dalam Menjalankan Bisnis
-
Self Improvement
Apa itu Ketajaman Bisnis (Business Acumen)?
-
Productivity
Mengoptimalkan Kinerja Laptop Untuk Bekerja Lebih Produktif
-
Marketing & Sales
SPIN Selling sebagai Senjata Penjualan B2B yang Efektif
-
Marketing & Sales
Memilih Metode Penjualan yang Tepat
-
Productivity
Menyajikan Data Secara Visual Agar Lebih Mudah Dipahami
-
Self Improvement
Menerima Umpan Balik (Feedback)
-
Self Improvement
Analisis Persoalan Potensial
-
Self Improvement
Tindakan Pencegahan (Preventive Action)
-
Self Improvement
Rencana Darurat (Contingency Plan)
-
Self Improvement
Pentingnya Membangun Kesan Pertama (First Impression) yang Baik
-
Productivity
Musik Meningkatkan Produktivitas
-
Productivity
Rutinitas Pagi Pekerja Sukses
-
E-learning
Dampak Perkembangan Gadget di Kehidupan Manusia
-
Productivity
Meningkatkan Produktivitas dengan Teknik Pomodoro
-
Tips of Management
Membuat Laporan dengan Efektif Menggunakan Pivot Table
-
E-learning
Tipe-tipe Kecerdasan Manusia
-
E-learning
Meningkatkan Daya Ingat
-
E-learning
Menciptakan Suasana yang Nyaman dalam Belajar
-
E-learning
Meningkatkan Kecepatan Belajar dengan Meningkatkan Fokus
-
E-learning
Musik Memperkuat Konsentrasi dan Fokus
-
E-learning
Pentingnya Mindset untuk Membangun Sukses
-
Tips of Management
Memahami Supply Chain Management
-
Communication
Presentasi Dengan Menggunakan Teknik Storytelling
-
Communication
Fungsi dan Manfaat dari Storytelling dalam Komunikasi
-
Communication
Apa Itu Storytelling
-
E-learning
Mengenal Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
-
Tips of Management
7 Langkah Mudah Membuat Mind Map
-
Tips of Management
Mengenal Jenis-Jenis Mind Map
-
Tips of Management
Permudah Pekerjaan Anda dengan Mind Map
-
E-learning
Etika di dalam Kegiatan Belajar-mengajar Melalui Zoom yang Harus Anda Ketahui!
-
E-learning
Fitur-fitur Zoom untuk Pembelajaran Menjadi Lebih Menarik!
-
Generation Millenials & Z
Membuat Lingkungan Kerja yang Baik untuk Generasi Millenial dan Gen Z
-
Generation Millenials & Z
Berbagai Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menciptakan Keceriaan Lintas Generasi di Tempat Kerja
-
Generation Millenials & Z
Menghadapi Generation Gap di Lingkungan Kerja
-
Emotional Intelligence
Menghadapi Tipe Orang Negatif di Lingkungan Kerja